Pengresmian ditandai dengan acara pemukulan gong bersama Gubernur NTT, Bupati Flores Timur dan Uskup Agung Larantuka serta penandatanganan prasasti peresmian.

sergap.id, LARANTUKA – Selasa (31/10/17) siang, Menko Kemaritiman RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan meresmikan Taman Doa Bukit Fatima San Dominggo, di Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Pengresmian ditandai dengan acara pemukulan gong bersama Gubernur NTT, Bupati Flores Timur dan Uskup Agung Larantuka serta penandatanganan prasasti peresmian.

Acara ini, didahului dengan misa peringatan 100 tahun penampakan Bunda Maria Fatima yang dihadiri ribuan masyarakat Larantuka.

Dalam sambutannya, Luhut mengaku sangat bahagia bisa injakan kaki di Larantuka. “Tidak ada dalam hidup ini yang kebetulan. Semuanya sudah di atur Tuhan,” ujar Luhut disambut tepuk tangan meriah dari warga Larantuka.

“Tempat ini (taman doa bukit fatima) membuat hati tenang, saya berdoa tadi sampai mata berkaca-kaca air mata. Tuhan itu maha besar. Biaralah tempat ini dikelola dengan baik sehingga dapat menjadi obyek wisata religius,” kata Luhut.

Menurut dia, Provinsi NTT memiliki kekayaan alam yang luar biasa.

“NTT berpotensi menjadi provinsi yang kaya. Kami memiliki blue printnya, ada 36.000 hektar luas lahan potensi garam di Indonesia, 24.000 hektanya ada di NTT. Bila sumberdaya alam ini dikembangkan maka akan ada perputaran uang sebesar 30 triliun rupiah di NTT. Pada tahun 2019, jumlah turis yang datang ke NTT bisa mencapai 2 juta orang. Daerah ini bisa mendapat 2 miliar dollar atau 20 triliun rupiah. Saya sudah menelpon menteri perhubungan, agar runway Bandara Larantuka di tambah 500 meter lagi, sehingga hasil kekayaan laut (ikan) bisa langsung diekspor dari Larantuka,” papar menteri kelahiran Toba Samosir itu.

Taman Doa Bukit Fatima San Dominggo, Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya menyapaikan ucapan terima kasihnya kepada  Luhut yang sudah bersedia hadir di Kota Reinha untuk meresmikan Taman Doa Bukit Fatima.

“Tempat ini mesti menjadi tempat yang memancarkan damai bagi seluruh dunia, tidak hanya untuk masyarakat Flores Timur saja, tetapi juga bagi seluruh dunia. Tentunya, kehadiran Bapak Menteri dalam kegiatan ini bisa menjadi tambahan motivasi bagi kami, untuk menjaga kerukunan, toleransi dan kedamaian di daerah ini, sebagai wujud kontribusi kami, dukungan kami bagi keutuhan NKRI,” kata Lebu Raya.

Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hadjon.

Sementara Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hadjon, mengatakan, 500 tahun yang lalu, kota Larantuka ditemukan oleh bangsa Portugis. Kota ini kemudian diberi nama Caboda  Flora yang artinya Tanjung Bunga.

Semenjak Portugis datang, penduduk di wilayah ini menganut agama Katolik.

Ketika itu raja Larantuka menyerahkan tongkat kejaannya kepada Bunda Maria, sehingga umat keuskupan Larantuka memiliki devosi khusus kepada Bunda Maria.

Kabupaten Flores Timur masuk dalam wilayah keuskupan Larantuka.

“Dari bukit Fatima kita dapat melihat secara jelas 3 pulau.  Pulau Flores (wilayah di ujung timur pulau Flores), Pulau Adonara dan Pulau Solor. Di 3 Pulau ini tidak hanya hidup umat Katolik, tetapi juga hidup berdampingan dengan umat Islam, Kristen, Hindu,” katanya.

“Larantuka merupakan kota tua yang berumur 500an tahun. Ada banyak peninggalan bangsa Portugis dan Belanda disini. Misalnya rumah jabatan bupati yang merupakan rumah peninggalan Belanda,” papar Bupati. (adv/adv)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini