Pabrik pengolahan garam konsumsi beryodium di Nggolonio, Kabupaten Nagekeo.

sergap.id, MBAY – Pabrik pengolahan garam konsumsi beryodium di Kabupaten Nagekeo sudah mulai beroperasi sejak tanggal 20 April 2017 lalu.

Pabrik dengan luas tambak 36 hektar yang dikelola oleh PT. Cheetham Garam Indonesia ini mampu memproduksi 4000 ton garam yodium per tahun.

Pabrik yang berlokasi di kawasan Nggolonio, Nagekeo, ini juga diprediksi bakal mampu memenuhi kebutuhan industri, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri.

“Garam yang diproduksi ini kita beri nama Krista,” ujar Manajer Pabrik Garam PT. Cheetham Garam Indonesia, Sandy.

Kepada SERGAP.ID, Sandy, menjelaskan, untuk sementara, garam yang diroduksi hanya dipasarkan di Pulau Flores saja. “Tapi kedepan kita fokus penuhi kebutuhan pasar Indonesia bagian Timur, termasuk ke seluruh kabupaten kota di Provinsi NTT,” tegasnya.

Kehadiran pabrik garam berkapasitas besar tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Nagekeo. Apalagi pekerja pabrik didominasi oleh masyarakat lokal.

Tambak Garam Nggolonio Nagekeo yang dikelola PT Ceetham Garam Indonesia.

“Kami senang sekali. Ini yang kami inginkan. Kerinduan kami akhirnya terobati. Sejak 2005 pabrik garam dicanangkan oleh almarhum Menteri Transmigrasi Yakob Nuwa Wea, tapi baru di tahun 2017 ini Nagekeo bisa memproduksi garam sendiri,” ujar Markus, warga Mbay, ibukota Nagekeo.

Hal yang sama diutarakan Linda (37). Ia mengaku bangga memiliki pabrik sekelas pabrik garam di Cirebon (Jawa Barat), Pati (Jawa Tengah) dan Sampang (Jawa Timur).

“Ini salah satu keberhasilan Bupati dan Wakil Bupati sekarang. Mereka mampu menghadirkan pabrik garam terbesar di NTT. Saya patut berbangga,” ucap Linda.

Petak Garam Nggolonio Nagekeo.

PROSES PANJANG

Tahun 2005, pemerintah pusat pernah membangun pabrik garam di Desa Waekokak, Nagekeo. Namun pabrik itu mubazir karena tidak dikelola dengan baik.

Selepas itu, isu bakal hadirnya pabrik garam berkapasitas besar terus merambah. Namun yang dinanti-nanti tak juga nongol.

Baru setelah Nagekeo dipimpin Elias Djo dan Paul Nuwa Veto, tanda-tanda kehadiran pabrik mulai terwujud.

Lewat komunikasi yang apik dan saling percaya, akhirnya PT Cheetham Garam Indonesia membeli lahan 6 hektar dan membangun pabrik di atasnya. Sementara 36 hektar lahan tambak garam diperoleh dengan cara kontrak kerjasama antara masyarakat bersama pemerintah dengan PT Cheetham Garam Indonesia.

Inilah salah satu produk garam yodium hasil produksi garam di Nagekeo.

Bupati Kabupaten Nagekeo, Drs. Elias Djo usai meresmikan pabrik garam (20/4/17), menegaskan, kehadiran pabrik garam di Nggolonio itu melalui proses panjang dan melewati tantangan berat.

“Tetapi semua itu bisa diatasi berkat kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat,” ujarnya. (Sherif)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini