Ring Tinju Profesional di lapangan Berdikari, Mbay, Nagekeo. Foto diambil Minggu (5/5/19) malam.

sergap.id, MBAY – Pertandingan tinju antara Jhon Fox Ruba versus Philips Rangga akan menjadi partai utama dalam pertandingan tinju profesional di lapangan Berdikari, Mbay, Nagekeo, Minggu (5/5/19) malam.

Pertarungan yang sekaligus pencarian bakat dan technical coaching (pembinaan teknis) ini memperebutkan sabuk emas Bupati Kabupaten Nagekeo.

Selain Ruba vs Rangga, di pertandingan ini juga mempertemukan petinju Satria Antasena vs Alex Bajawa, Carlos Obisuru vs Jack Dolu, Niky Dura vs Albert Taralandu, Jeffri Hitarihum vs Nimrot Nenobotha, Luky Hari vs Busto Vallo, dan Yahanes Lebi vs Devrid Na’umeo.

Sementara petinju putri akan mempertemukan Sandu Calvin vs Anjelina Niis, Savira Maniagala vs Serly Kase, serta Erniyati ngongo vs Margareta Nata.

Kegiatan tetrsebut digelar oleh Ring Arena NTT dan Ring Arena Nagekeo bersama Laskar Berdikari Flores.

Sebelum pertandingan dimulai, acara dimulai dengan pemotongan seekor kerbau yang dilakukan oleh pemangku adat Suku Dhawe sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur suku Dhawe yang juga pemilik ulayat tempat dilangsungkan tinju, serta memiliki ritual tetap tinju adat setiap tahun.

Ketua Lembaga Persekutuan Masyarakat Adat Suku Dhawe, Lukas Mbulang, mengatakan, pemotongan kerbau tersebut merupakan ritul adat untuk pemulihan kerusakan adat budaya yang terjadi di atas tanah Suku Dhawe.

“Ritual adat ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur, serta pemulihan atas sejumlah kerusakan-kerusakan yang terjadi atas tanah sukunya”, tegasnya.

Menurut dia, tinju adat (Etu dalam bahasa suku Dhawe) dan tinju nasional sama artinya tinju selayaknya di awali dengan ritual adat sebelum kegiatan tinju dimulai.

“Apalagi tinju ini dilakukan di atas tanah suku Dhawa dan bukan tepat pada bulan (tinju adat),” ujarnya.

Pemotongan kerbau sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur Suku Dhawe di lapangan Berdikari, Mbay, Nagekeo, Minggu (5/5/19) sore.

Ia menegaskan, kerbau yang di sembeli pada saat ini merupakan bentuk penghormatan kepada seluruh leluhur di Kabupaten Nagekeo, khususnya Suku Dhawe.

“Darah kerbau dicampur dengan air kelapa muda yang dinaikan di atas ring tinju merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur,” ucapnya.

Hadir pada acara tersebut, Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosko Do, Kapolres Ngada AKBP Andhika Bayu Adhittama, S.I.K, MH dan Ketua Umum Persatuan Tinju Amatir seluruh indonesia Drs. Johanis Asadoma, S.I.K., M.Hum. (bel/bel)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini