Para Frater Tingkat I hingga Tingkat IV yang tergabung dalam Kelompok II Liturgi bulanan yang mementaskan teater dengan judul "Perjuangkanlah Suaramu".

sergap.Id, KUPANG – Para Frater Seminari Tinggi Ordo Carmelitarum Discalceatorum (OCD) San Juan Kupang menggelar teater dengan tema “Perjuangkalah Suaramu” di aula Biara Karmel Penfui Kupang, Minggu (25/2/18) malam.

Teater yang dipentaskan ini adalah karya kelompok Liturgi bulanan yakni kelompok dua yang dipimpin Fr Eki Junaedin OCD dengan anggotanya Fr Vester OCD, Fr Sobat OCD, Fr Bili OCD, Fr Kristo OCD, Br Sisco OCD dan nona Eka.

Dalam pementasan ini hadir Komisaris OCD Indonesia Pater Markus Ture OCD, Magister Filosofan Seminari San Juan Pater Chriss Sebhu OCD, Rektor Universitas San Pedro Kupang Pater DR Berto Bolong OCD, para Frater mahasiswa filsafat tingkat I sampai tingkat IV, mahasiswa-mahasiswi dari beberapa Universitas di Kota Kupang, dan masyarakat awam.

Pater Chriss Sebhu dalam sambutan penutupnya mengapresiasi teater yang telah dipentaskan Konfrater tersebut. Ia mengaku bangga. Sebab para Frater yang merupakan mahasiswa Filsafat tidak saja belajar teori, namun juga mampu menerjemahkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah dengan membuat sebuah teater untuk membantu sesama dalam proses refleksi sebagai manusia yang bermartabat dan beradab.

“Saya waktu masih kuliah di Roma biasanya saya mengunjungi Colloseum yanng digunakan untuk pementasan seni dan teater oleh Bangsa Romawi pada masa lalu. Orang-orang Romawi itu sangat hebat. Di setiap kampung mereka punya panggung teater. Karena itu, sebagai mahasiswa Filsafat, para Frater harus banyak belajar. Di Pompei Yunani Selatan itu ada paggung teater dari alam. Konstruksi gedung dari alam. Dan saaat mereka mementaskan drama atau teater itu dilakukan dengan sangat baik,” paparnya.

Pater Markus Ture, OCD dan Pater Chriss Sebhu, OCD sedang menyaksikan pentas teater, Minggu (25/2/18) malam.

“Seni teater ini mestinya membawa orang lain untuk mampu berpikir kritis dan menemukan solusi akan setiap permasalahan hidup. Saya mengucapkan terimakasih kepada para Frater yang susah payah melatih hingga pada saat pentas ini dilakukan dengan baik. Ini harus dibuat terus setiap bulannya supaya para Frater belajar mengaktualisasi hidup dari pelajaran filsafat yang mereka peroleh agar kelak menjadi Imam Katolik dan umat yang berguna bagi Tuhan dan negara. Terimakasih juga kepada mahasiswa dari luar yang datang nonton,” ujar Pater Chriss Sebhu.

Sementara itu, kepada SERGAP, Pater Markus Ture, menjelaskan, teater yang dipertontonkan itu diangkat dari hasil refleksi para Frater terhadap situasi sosial yang terjadi saat ini.

“Ini hasil karya yang lahir dari refleksi mereka tentang hidup sosial politik masyarakat kita. Apalagi sekarang para penguasa sedang berlomba-lomba mencari kekuasaan hingga mengorbankan harga diri dan masyarakat kecil. Segala cara ditempuh untuk meraih kekuasaan. Saya apresiasi karya para Frater ini. Tentu saja segala kegiatan akademis dan seni saya dukung demi perkembangan hidup dan karakter para Frater. Ini juga melatih mereka untuk mampu membaca situasi sosial yang bergejolak dan membantu menghantar sesama untuk dapat menemukan solusi yang baik,” ucapnya.

Para penonton Teater.

Eki Junaedin, Frater OCD tingkat IV sebagai ketua kelompok II Liturgi bulanan yang mementaskan teater tersebut, menegaskan, tema yang diangkat merupakan refleksi kelompok mereka dan hasil diskusi bersama.

“Kami angkat ini sebagai kritik akan keadaan tak bermoralnya politik dalam negeri kita karena menghalalkan segala cara dan menjadikan uang di atas segala-galanya. Apalagi ini momen tahun politik. Kita berupaya secara masif mengajak saudara-saudara kita agar jangan melacurkan diri dalam pertarungan politik yang penuh dengan manipulasi. Hingga orang lain jadi korban. Apalagi menjelang pemilu kita minta supaya masyarakat awas terhadap serangan fajar dan money politic,” kata Frater Eki.

Pantauan SERGAP, nampak para penonton antusias dengan penampilan para Frater. Adegan per adegan disimak dengan penuh penghayatan. Teater yang ditampilkan per bagian diangkat dalam bentuk drama, lagu, puisi, dan monolog. (fwl/fwl)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini