Perayaaan Natal Ekumene Keuskupan Agung Kupang, Gereja Masehi Injili Timor (GMIT), dan Denominasi Kristen Lainnya bersama Pemerintah Provinsi NTT di Gereja Santo Yoseph Pekerja Penfui, Jumat (3/1/20).

sergap.id, KUPANG – Pimpinan dan staf Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi NTT merayakan Hari Ulang Tahun atau Hari Amal Bakti Kemenag ke 74 di lapangan upacara Kantor Agama NTT pada Jumat (3/1/20).

Perayaan yang dihadiri oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) itu mengangkat tema UMAT RUKUN, INDONESIA MAJU.

Dalam sambutannya, VBL mengajak jajaran Kementerian Agama pusat hiingga daerah agar mampu menjadi agen perubahan.

“Saya mengajak seluruh jajaran Kementrian Agama di Pusat dan di Daerah, agar menjadi agen perubahan dalam memperkuat kerukunan antar umat beragama di Tanah Air. Kerukunan antar umat beragama merupakan modal kita bersama untuk membangun negara dan menjaga integrasi nasional,” pinta VBL.

“Kementerian Agama hadir untuk melindungi kepentingan agama dan semua pemeluk agama. Untuk itu, seluruh jajaran Kementerian Agama harus bisa mengawal dan mengembangkan peran strategis  Kementrian Agama secara kontekstual di tengah masyarakat,” kata VBL.

VBL mengatakan, dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya ditegaskan, bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya.

“Pembangunan Jiwa disebut lebih dulu dari pada pembangunan raga atau fisik. Tugas utama Kementrian Agama adalah membangun jiwa manusia sebagai landasan terbentuknya mental bernegara yang baik,” tegas VBL.

Usai memberi sambutan, VBL disuguhi tarian adat dari Lembata yang dibawakan oleh siswa siswi Madrasah Aliah Negeri (MAN) Kupang.

Hadir pula Istri VBL, Julia laskodat , Kepala Kantor wilayah Kementeriaan Agama Provinsi NTT Sarman Marselinus, jajaran Kementerian Agama Provinsi NTT, dan Persatuan Darma Wanita Kanwil Kementerian Agama NTT.

Dalam perayaan itu, Sarman Marselinus, mengucapkan Selamat Natal 25 Desember 2019 dan Tahun Baru 1 Januari 2020.

“Hiduplah Sebagai Sehabat Bagi Semua Orang. Pesan Natal 2019 ini menjadi tema bagi kita semua dalam menjalani hari-hari di tahun 2020,” ucapnya.

Perayaan HUT Kementerian Agama di Kupang, JUmat (3/1/20).

Menurut Sarman, kerukunan dalam kehidupan beragama di Indonesia menjadi salah satu modal penting untuk lancarnya aktivitas pembangunan dalam berbagai aspek.

Saat ini ada berbagai tantangan bahkan ancaman terhadap kondisi ideal hidup beragama. Tantangan itu berupa radikalisme, intoleransi, dan penyimpangan-penyimpangan berbagai kehidupan beragama.

“Saat ini kita berusaha menata itu untuk mengembalikan fungsi agama sebagai sebuah wadah yang dapat mengantarkan semua umat beragama pada tujuan hidupnya,” katanya.

Acara ditutup dengan pemotongan nasi tumpeng oleh Sarman Marselinus diiringi lagu Happy Birthday serta menari bersama dalam tarian Opalangga Rote Ndao dan Gawi Ende.

JNS saat menghadiri perayaaan Natal Ekumene Keuskupan Agung Kupang, Gereja Masehi Injili Timor (GMIT), dan Denominasi Kristen Lainnya bersama Pemerintah Provinsi NTT di Gereja Santo Yoseph Pekerja Penfui, Jumat (3/1/20).

Sementara itu, Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef Nae Soi, MM, (JNS) mengatakan, menjadi pemimpin berarti menjadi sahabat bagi semua orang.  Tanpa membedakan suku, asal usul, agama dan perbedaan sosial lainnya.

“Menjadi sahabat bagi semua orang bagi  seorang pemimpin memang bukanlah hal yang mudah.Bagaiman kami menerjemahkannya dalam pelayanan pemerintahan. Tugas seorang pemimpin untuk menjadikan rakyat sebagai sahabat adalah pekerjaan yang susah-susah gampang. Kita berbuat baik juga, pasti tetap akan ada celaan, apalagi kalau tidak berbuat apa-apa. Tapi kami melihat semuanya itu sebagai sebuah motivasi untuk bekerja lebih baik dalam menggapai NTT Sejahtera,”kata Nae Soi saat dalam Perayaaan Natal Ekumene Keuskupan Agung Kupang, Gereja Masehi Injili Timor (GMIT), dan Denominasi Kristen Lainnya bersama Pemerintah Provinsi NTT di Gereja Santo Yoseph Pekerja  Penfui, Jumat (3/1/20).

Mengambil tema Natal yang diputuskan bersama oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) yakni Menjadi Sahabat Bagi Semua Orang, perayaan Natal Ekumene tersebut dipimpin bersama oleh Pdt. Johny E. Riwu Tadu, S.Th, M.Sn dan Romo Simon Tamelab, dengan pengkotbah adalah Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon dan Suara Gembala oleh Yang Mulia Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang.

Menurut Nae Soi, momentum natal ekumene adalah kesempatan untuk merekatkan persatuan demi kemajuan NTT. Tidak lagi membeda-bedakan, orang ini dari suku ini dan gereja itu. Kita harus bersatu untuk membangun daerah ini.

“Mari kita sama-sama membangun NTT. Saya dan pa Viktor sudah berkomitmen dalam menempatkan pejabat,  tidak lagi membeda-bedakan dari gereja dan daerah mana. Yang utama punya kompetensi, silahkan menempati jabatan. Tidak boleh lagi kita membeda-bedakan, kamu dari gereja ini, kami dari gereja itu. Kita adalah satu dalam Kristus,” katanya.

Lebih lanjut pria asal Ngada tersebut mengungkapkan Pemerintah Provinsi NTT tetap menjadikan Pariwisata sebagai Prime Mover Ekonomi NTT di tahun 2020. Dengan tetap mengedepankan pendekatan 5A yakni Atraksi, Akomodasi, Aksesibilitas, Amenitas dan Awareness.

“Tahun 2020 ini kita akan menyelesaikan pengerjaan semua jalan Provinsi  yang masih rusak sepanjang 1.000-an kilometer. Pemerintah Provinsi juga  akan terus mendorong agar masyarakat mengembangkan tenun ikat yang merupakan warisan kekayaan intelektual yang luar biasa. Juga mengupayakan agar kebutuhan maka- minum bagi hotel-hotel dan home stay  berasal dari NTT ,” jelas  JNS.

Perayaaan Natal Ekumene Keuskupan Agung Kupang, Gereja Masehi Injili Timor (GMIT), dan Denominasi Kristen Lainnya bersama Pemerintah Provinsi NTT di Gereja Santo Yoseph Pekerja Penfui, Jumat (3/1/20).

Sementara itu, Mgr. Petrus Turang dalam suara gembalanya menegaskan, dalam situasi Indonesia yang masih dililit politik identitas, persoalan ekologi, kesenjangan ekonomi, diskriminasi, korupsi dan persolan perdagangan orang, kita harus terus memperjuang persahabatan dan persaudaraan bagi semua orang tanpa kecuali.  Menghadirkan peradaban kasih dengan kepercayaan timbal balik.

“Saya berharap pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota se-NTT dapat merancang program pembangunan yang lebih bersahabat dengan masyarakat di desa-desa.  Punya jangkauan yang luas serta mampu memperkenalkan masyarakat desa dengan proses modernisasi yang dapat mensejahterakan mereka di tahun 2020 ini,” tegasnya.

Ketua Majelis Sinode GMIT,  Pdt. Dr. Mery L. Kolimon dalam refleksi natalnya menggugah seluruh umat Kristen untuk menjadi sahabat bagi semua orang termasuk bagi mereka yang melakukan kejahatan dan mereka yang berseberangan secara politik.  Menjadi sahabat tanpa sekat perbedaaan apapun.

“Ini memang bukan suatu hal yang mudah. Namun dengan spiritualitas kasih tanpa pamrih atau agape, kita dapat  berbagi dengan sesama. Mari kita bangun NTT dan Indonesia dengan semangat agape. Kita jaga relasi persahabatan dan persaudaraan antar antargereja, antarsuku dan anta agama serta dengan alam semesta  dengan kasih agape. Karena  semangat ini akan membuka ruang perjumpaan yang tulus untuk merawat Indonesia tetap lestari,” jelas Mery Kolimon.

Wagub JNS menanam Pohon Kurma.

Setelah acara Ibadah Natal Ekumene, dilakukan penanaman pohon kurma oleh Wakil Gubernur, Uskup Agung Kupang dan Ketua Sinode.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut unsur Forkompinda Provinsi NTT, anggota DPRD NTT,para imam, pendeta, biarawan/ti,pimpinan perangkat daerah dan ASN Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, umat,insan pers dan undangan lainnya. (Vitus JJ/Aven Reme)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini