
sergap.id, OPINI – Momentum pelantikan Kepala daerah serentak pada tanggal 20 februari kemarin adalah moment bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Nagekeo, khususnya Bupati Nagekeo terpilih Don Coan yang telah melewati pertarungan politik dengan suara terbanyak.
Kita semua sudah menghadapi gejolak politik Nagekeo dan melewati dengan kondusif adalah suatu proses politik yang baik dan sikap kedewasaan secara politik dari para pendukung dan simpatisan yang kalah.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah apakah Don yang baru ini mampu memberikan dampak terhadap Nagekeo? Dengan semua janji dan rencana-rencana program waktu dia berkampanye. Tentu saja alat ukur untuk mengukur kinerja dan progress dari semua janji dan programnya kita tidak bisa mengukur dalam kurun waktu satu atau dua hari setelah pelantikan.
Kita semua tahu birokrasi dan komunikasi antar dinas di kabupaten nagekeo sangat buruk sehingga memicu kemacetan koordinasi dalam melihat persoalan yang terjadi dimasyarakat Nagekeo. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di kepemimpinan sebelumnya sangat vulgar dan itu semoga saja tidak terjadi di bawah kepemimpinan Bapak Simplianus Don Coan. Sebagai mantan hakim berintegritas, seorang Don Coan bisa diukur dari jabatan yang mulia itu.
Akses Pendidikan yang transparan, sangat sulit mendapat akses informasi program beasiswa kabupaten daerah bagi mereka yang menempuh Pendidikan di perguruan tinggi S1 hingga S3. Jika program ini dari dulu selalu ada lantas kemana saja anggaran dan siapa saja yang menerimanya. Jangan sampai beasiswa diberikan untuk anak-anak pejabat yang orang tua mereka punya akses dan kuasa.
Infrastruktur petani yang mumpuni, kebanyakan pemerintah tidak memahami dalam menyelesaikan masalah dasar ini dan ini membutuhkan orang-orang memiliki inovasi dalam menyelesaikan dan mengembangkan pertanian nagekeo yang sangat luas persawahan dan salah satu terbesar di Provinsi Nusat Tenggara Timur. Harapannya bupati yang baru ini tidak hanya berfoto di pematang sawah seperti pemimpin sebelumnya agar mendapat kepercayaan publik.
Pariwisata Nagekeo memang masih minim secara infrastruktur bukan berarti tidak ada tempat-tempat yang bagus dan unik untuk dijadikan pariwisata.
Ini semua membutuhkan kinerja pemerintah yang invatif dan tentu saja kepemimpinan yang berintegritas tinggi, sebagai masyarakat yang mencintai Nagkeo tentu saja akan selalu mendukung program-program yang baik dan berdampak dan mengkritik kebijakan yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat dan undang-undang yang berlaku. (penulis: Christo Maria Sultan Tuzagugu / Mahasiswa Nagekeo di Jakarta)