Home Daerah Nagekeo Besok, 5000 Umat Katolik Demo Tolak Geothermal

Besok, 5000 Umat Katolik Demo Tolak Geothermal

Pater Marselinus Kabut, OFM
Pater Marselinus Kabut, OFM

sergap.id, MBAY – Lima Ribu Umat Katolik yang tergabung dalam Forum Peduli Lingkungan Hidup (FPLH) dari 20 Paroki Kevikepan Mbay akan berunjuk rasa di Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo pada Kamis (5/6/25) besok.

Aksi demo ini untuk menolak kehadiran proyek yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup, seperti Geothermal di Pulau Flores dan Lembata.

Romo Vikep Mbay, RD. Asterius Lado, Pr melalui Ketua FPLH, Pater Marselinus Kabut, OFM, menjelaskan, dampak buruk proyek Geotermal di Pulau Flotres telah terjadi di Daratei, Mataloko, Kabupaten Ngada, serta Sukoria, Kabupaten Ende,  dan Pocoleok, Wae Sano, Kabupaten Manggarai.

“Untuk wilayah Nagekeo, ada 3 titik yang bakal dijadikan sasaran Geothermal, yakni Marapokot di Kecamatan Aesesa, Rendu Teno di Kecamatan Aesesa Selatan, dan Pajoreja di Kecamatan Mauponggo”, ungkap Marselinus kepada SERGAP, Rabu (4/6/25).

“Agenda aksi kita adalah menolak semua proyek yang berdampak pada kerusakan lingkungan, salah satunya adalah Geothermal”, tegasnya.

Marselinus menambahkan, enam Uskup Provinsi Gerejawi Ende telah mengeluarkan Surat Gembala yang secara tegas menolak pembangunan proyek geothermal di Flores dan Lembata.

Keuskupan Agung Ende (KAE) juga menolak proyek panas bumi atau geotermal di wilayah Ende, Ngada, dan Nagekeo.

Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD bahkan telah secara tegas menolak proyek geothermal di wilayah Keuskupan Agung Ende, yakni di Sokoria, Mataloko dan Nagekeo.

“Aksi yang kami lakukan ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab moril kepada sesama umat manusia”, ucap Marselinus.

Menurut dia, dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh Jurnal Geothermics (International Journal Geothermal Research and its Applications) pada 2003 disebutkan, limbah cair panas bumi umumnya mengandung arsen, ammonia, sulfida, dan merkuri.

Pembangkit panas bumi mengeluarkan sejumlah gas dalam jumlah besar yang bersifat saline fluids dan mengandung fluorida boron, arsenik, dan logam berat seperti merkuri.

Endapan sulfide logam berat tersebut terbentuk dari sedimen alarni yang mengendap selama jutaan tahun yang keluar ke permukaan dalam proses ekstraksi panas bumi. Kandungan tersebut juga dapat merembes ke sumber-sumber mata air lokal dari kondensat uap panas bumi.

Padahal sumber-sumber mata air Iokal umumnya digunakan oleh penduduk lokal untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

Sementara limbah padat atau sludge dari PLTP umumnya mengandung unsur logam berat seperti tembaga (Cu), timbal (Pb)t seng (Zn), mangan (Mn), besi (Fe), kadmium (Cd), arsen (As), antimon (Sb), emas (Au), perak (Ag), merkuri (Hg), selenium (Se).

Nyaris seluruh kandungan logam tersebut bersifat beracun (toksik) dan berbahaya bagi kesehatan manusia dalam paparan jangka panjang.

“Aksi kita besok berpusat di Kantor Bupati dan Kantor DPRD. Kita akan beraudiens dengan Bupati dan meminta Bupati untuk membatalkan Proyek Geotermal di wilayah Kabupaten Nagekeo”, pungkasnya. (sg/sg)

Exit mobile version