Permainan gasing tradisional Suku Nataia

sergap.id, BOANIO – Pemerintah Kabupaten Nagekeo akan menetapkan festival Dhongi Koti atau bermain gasing tradisional Suku Nataia sebagai ferstival tahunan yang wajib diselengarakan.

Demikian disampaikan Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja, usai menyaksikan ferstival “Dhongi koti” di Kampung Boanio, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Sabtu,13 Juli 2019.

Marianus mengatakan, pemerintah mempunyai komitmen untuk mendukung semua kegiatan masyarakat dalam melestarikan warisan leluhur, apalagi yang bersentuhan dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo.

Permainan gasing tradisional atau dalam bahasa setempat disebut Dhongi Koti merupakan permainan masa lalu yang hampir punah.

“Kita berterima kasih kepada seluruh masyarakat Boanio, khususnya seluruh suku Nataia yang sudah menghadirkan kembali kegiatan ini”, ungkapnya.

Menurutnya, leluhur di masa lalu tidak pernah mewariskan tradisi dhongi koti dalam bentuk foto. Namun leluhur telah meninggalkan kebiasaan atau budaya yang patut dilestarikan.

Salah satu tokoh adat suku Nataia, Abraham Soba, menjelaskan, Dhongi Koti merupakan permainan rakyat di masa lampau yang biasa dimainkan oleh kaum pria suku Nataia setelah acara syukuran panen atau setelah acara tinju  lokal yang disebut Etu.

Kata Soba, permainan gasing akan berahkir setelah memasuki musim tanam.

Gasing (Koti) dalam suku Nataia terdiri atas dua jenis, yaitu  Koti Lase dan Koti Goa.

Sementara permainan dilakukan dalam dua babak, yakni babak pertama disebut Lera.

Babak ini dilakukan melalui undian untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu melakukan penyerangan.

Sedangkan babak kedua disebut Beta atau penyerang melakukan pelemparan ke arah gasing lawan dengan jarak tertentu.

Festival Dhongi Koti, Sabtu 13 Juli 2019.

“Pesertanya berjumlah lima orang untuk satu tim, tetapi bisa juga dilakukan secara perseorangan”, kata Soba. (bel/bel)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini