
sergap.id, MBAY – Sebanyak 50 orang di Kabupaten Nagekeo meninggal dunia akibat tetinfeksi HIV/AIDS. Sementara 55 lainya sejauh ini masih dalam proses pengobatan.
“Total penderita HIV di Nagekeo adalah 105 orang, terdiri dari 44 orang perempuan dan 61 laki-laki,” beber Elfrin Hurek Making, Pengelola Program Komisi Pemberantasan AIDS (KPA) Kabupaten Nagekeo, di peringatan hari Aids sedunia, Minggu (1/12/19).
Making menjelaskan, 105 penderita tersebut menyebar di 7 kecamatan, yakni 50 penderita berada di Kecamatan Aesesa, Aesesa Selatan 3 orang, Nangaroro 4 orang, Boawae 15 orang, Mauponggo 14 orang, Keo Tengah 8 orang, Nangaroro 4 orang, Mauponggo 2 orang dan 7 orang lainnya menetap di luar Nagekeo.
Dari 105 orang penderita tersebut, sebanyak 37 orang berprofesi sebagai petani, sisanya adalah ibu rumah tangga, PNS, Guru, Pelajar, swasta dan lain sebagainya.
“Penderita berasal dari hampir semua kalangan,” tegasnya.
Bertepatan dengan Peringatan Hari AIDS Sedunia Tanggal 1 Desember 2019, Making berharap, penderita HIV di Nagekeo tidak bertambah lagi.
“Walaupun trendnya meningkat setiap tahun, saya harapkan semua pihak menyadari bahaya penyakit AIDS dan penyakit IMS lainnya. Untuk mencegah terinfeksi HIV, tentunya yang paling penting kita hindari adalah aktivitas seks bebas dan berganti-ganti pasangan,” ucapnya.
Making juga berharap agar masyarakat tidak memperlakukan penderita HIV secara berbeda.
“HIV hanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sebab lainnya, bukan hubungan sosial. Jadi jangan kucilkan penderita HIV, jangan dijauhi atau bahkan ditakuti. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang memiliki hak sosial yang sama,” ujarnya.
Kata Making, KPA Nagekeo tidak pernah berhenti mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya HIV AIDS.
“Selama ini kami terus melakukan sosialisasi di berbagai tempat. Kami juga melakukan pendampingan kepada penderita. Harapan kami agar masyarakat semakin aware akan bahaya penyakit AIDS dan menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan resiko tertular HIV,” ucapnya, mengingatkan.
Making mengungkapkan bahwa terdapat 3 buah tempat hiburan dan 1 kos-kosan di Nagekeo yang selama ini menjadi perhatian khusus KPA Nagekeo.
“Pada tempat-tempat tersebut, kami selalu lakukan pemeriksaan rutin setiap 3 bulan sekali. Kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Nagekeo dalam hal ini Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan,” katanya.
Pada peringatan Hari AIDS Sedunia Tanggal 1 Desember 2019, KPA Nagekeo bekerja sama dengan Komisi JPIC Rektorat Ngada – Nagekeo menyerahkan bantuan kepada ADHA atau Anak Dengan HIV AIDS di Nagekeo.
“Total ADHA di Nagekeo ada 6 orang, dan anak terdampak sejumlah 18 orang. Untuk peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2019, kami bekerja sama dengan Komisi JPIC menyerahkan bantuan untuk 6 orang ADHA,” jelasnya.
Bantuan yang diserahkan, lanjut Making, berupa bahan makanan dan susu, untuk menunjang peningkatan kesehatan para ADHA.
Relawan KPA Nagekeo sekaligus Anggota Komisi JPIC Rektorat Ngada – Nagekeo, Pater Anton Hayon SVD, menyatakan, pihaknya sangat mendukung berbagai langkah KPA Nagekeo dalam mensosialisasikan pencehahan HIV dan pendampingan kepada penderita.
“JPIC Rektorat Ngada – Nagekeo sangat mendukung KPA Nagekeo. Tahun ini kami turut memberikan bantuan bahan makanan bagi ADHA di Nagekeo,” bebernya.
“Harapan kami agar anak-anak ini dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Anak-anak ini harus tetap sekolah dan menjalani kehidupan normal, tentunya tanpa melupakan perawatan dan pengobatan yang sesuai,” tambahnya.
Pater Anton berharap Pemda Nagekeo memberikan perhatian khusus terhadap kemunculan berbagai tempat hiburan di Mbay.
“Saya harap Pemda dapat lebih memperhatikan kemunculan tempat-tempat hiburan di Nagekeo. Harus ada izinan yang jelas dan para pekerjanya harus diperiksa secara rutin. Saya juga harapkan masyarakat tetap berpegang teguh pada ajaran agama, menjauhi pergaulan dan sex bebas, agar terhindar dari HIV AIDS ,” pungkasnya. (sev/sev)