
sergap.id, JABAR – Susan (31), seorang guru di Sukabumi, Jawa Barat, mengalami kelumpuhan setelah menjalani vaksinasi Covid-19 kedua. Kini ia menjalani rawat jalan setelah tiga pekan di rawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
Adik Susan, Yayu, mengatakan, kakaknya menjalani vaksinasi kedua pada 31 Maret 2021. Saat berada di lokasi vaksin, setelah divaksin tangan Susan mengeluarkan darah cukup banyak dan tidak berhenti. Susan kemudian pusing, mual, lemas, dan disuruh istirahat oleh petugas dengan cara didudukan di kursi. Namun saat itu keluhan Susan tidak membaik. Susan justru merasa sesak, penglihatannya kabur, dan tangannya kaku.
Susan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Palabuhanratu, Sukabumi. Saat itu diagnosis dokter menyatakan bahwa Susan memiliki autoimun.
Tidak lama setelah dirawat di RS Palabuhanratu, Susan dirujuk ke RSHS Bandung. Ia dirawat selama tiga pekan di rumah sakit tersebut.
Susan keluar dari RSHS Bandung tanggal 23 April 2021.
“Sekarang sudah di rumah, rawat jalan saja seminggu sekali. Tapi kondisinya masih belum bisa melihat dan belum bisa jalan. (Pandangan) buram. Waktu di RSHS malah sempat blank (pandangannya),” kata Yayu.
Menurut Yayu, Susan tidak memiliki penyakit bawaan. Ia juga menyebut, usai vaksinasi kedua kakaknya sempat mengalami efek vaksin pertama. Namun saat itu efek yang dirasakan hanya mual dan lemas.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa peristiwa ini tengah didalami oleh Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jawa Barat.
- Susan Dapat Bantuan
Susan adalah guru honor di SMAN 1 Cisolok Sukabumi. Peristiwa yang ia alami memantik kepedulian dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat dan komunitas pendidikan.
Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi, mengatakan, pihaknya akan menyediakan tempat tinggal sementara untuk Susan di Bandung agar mempermudah Susan menjalani rawat jalan ke RSHS setiap pekan.
“Jaraknya kan begitu jauh dari Sukabumi ke Bandung. Dinas memberikan solusi untuk menyediakan kontrakan di Bandung yang berdekatan dengan RSHS, sehingga kontrol rawat jalannya dekat,” kata Dedi dalam keterangannya, Sabtu (1/5/2021).
Menurut Dedi, rumah kontrakan tersebut diberikan secara cuma-cuma bagi Susan dan keluarganya selama masa pemulihan dan kontrol ke RSHS Bandung.
“Sekarang lagi diurus (kontrakannya),” kata Dedi.
Selain rumah kontrakan, Disdik Jabar dan komunitas pendidikan juga menggalang donasi untuk Susan guna meringankan biaya rawat jalan. (sus/sus)