Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT, yangb juga Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si.

sergap.id, KUPANG – Provinsi NTT akhirnya memiliki laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) atau yang sering disebut lab test swab.

Laboratorium yang berfungsi untuk mendeteksi COVID-19 ini berada di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang.

Kehadiran lab ini akan mempercepat proses pemeriksaan sampel swab Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang ada di NTT.

“Kita sudah punya laboratorium PCR untuk pemeriksaan spesimen swab di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang,” tegas Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT,  Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si kepada wartawan di Kupang, Selasa (5/5/20) malam.

Marius menjelaskan, karena cairan reagen telah tiba di Kupang maka diperkirangkan pada Jumat (08/05/2020) mendatang pihak laboratorium RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang sudah dapat mulai mengoperasionalkan pemeriksaan sampel swab.

“Karena itu kami memberitahukan kepada para bupati se NTT dan Walikota Kupang bahwa pengiriman sampel dari kabupaten/kota ke RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang akan dilakukan dengan menggunakan pesawat yang telah dicarter oleh Pemprov NTT dengan titik-titik penjemputan sebagai berikut, untuk Manggarai Raya penjemputan akan dilakukan di Bandara Komodo, Labuan Bajo. Untuk Kabupaten Ngada, Nagekeo dan Ende titik penjemputan dilakukan di Bandara Aroeboesman Ende. Untuk Kabupaten Sikka, Flotim, dan Lembata titik penjemputan dilakukan di Bandara Frans Seda Maumere. Untuk Kabupaten Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dan Sumba Timur titik penjemputan di Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu Sumba Timur,” ucap Marius.

Karena itu, kata Marius, Pemprov NTT berharap para Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota se NTT bersama Direktur RS Umum Daerah segera berkoordinasi untuk  bisa menyiapkan sarana pengiriman spesiman swab dari titik-titik penjemputan yang telah disampaikan.

“Sedangkan untuk Kabupaten Alor, Rote Ndao, Sabu Raijua menggunakan kapal Ferry. Kemudian untuk kabupaten-kabupaten di daratan Timor menggunakan transportasi darat. Setiap kabupaten harus menyiapkan spesimen swab yang telah diambil dan kemudian sesegera mungkin dikirim ke titik-titik penjemputan. Rencana penjemputan spesimen swab dari kabupaten se NTT akan dilaksanakan pada hari Jumat 8 Mei 2020,” pungkasnya.

  • Tes PCR untuk Mendiagnosis COVID-19

Prosedur pemeriksaan diawali dengan pengambilan sampel dahak, lendir, atau cairan dari nasofaring (bagian antara hidung dan tenggorokan), orofaring (bagian antara mulut dan tenggorokan), atau paru-paru pasien yang diduga terinfeksi virus Corona.

Pengambilan sampel dahak ini dilakukan dengan metode swab, yang prosedurnya memakan waktu sekitar 15 detik dan tidak menimbulkan rasa sakit. Selanjutnya, sampel dahak akan diteliti di laboratorium.

Karena virus Corona penyebab COVID-19 merupakan virus RNA, deteksi virus ini dengan tes PCR akan diawali dengan proses konversi (perubahan) RNA yang ditemukan di sampel menjadi DNA.

Proses mengubah RNA virus menjadi DNA dilakukan dengan enzim reverse-transcriptase, sehingga teknik pemeriksaan virus RNA dengan mengubahnya dulu menjadi DNA dan mendeteksinya dengan PCR disebut reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR).

Setelah RNA diubah menjadi DNA, barulah alat PCR akan melakukan amplifikasi atau perbanyakan materi genetik ini sehingga bisa terdeteksi. Jika mesin PCR mendeteksi RNA virus Corona di sampel dahak atau lendir yang diperiksa, maka hasilnya dikatakan positif.

  • Tes PCR untuk Memastikan Hasil Rapid Test

Rapid test bukanlah tes untuk mendiagnosis COVID-19. Rapid test hanyalah pemeriksaan penyaring atau skrining untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM dan IgG yang dihasilkan tubuh ketika terpapar virus Corona.

Perlu diketahui, pembentukan antibodi IgM dan IgG membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa hingga 2–4 minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Oleh sebab itu, hasil negatif pada rapid test tidak bisa dijadikan penentu seseorang tidak terinfeksi virus Corona.

Hasil positif pada rapid test juga tidak bisa dijadikan penentu bahwa seseorang terinfeksi virus Corona. Hal ini karena antibodi yang terdeteksi bisa saja IgM dan IgG yang dibentuk oleh tubuh karena infeksi virus yang lain, termasuk virus dari kelompok coronavirus selain SARS-CoV-2. Hasil seperti ini dikatakan hasil positif palsu (false positive).

Di sinilah pentingnya melakukan tes PCR. Tes PCR akan memastikan hasil dari rapid test. Sampai saat ini, tes PCR merupakan pemeriksaan diagnostik yang dianggap paling akurat untuk memastikan apakah seseorang menderita COVID-19 atau tidak. (Cis/SP/Valeri Guru)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini