sergap.id, MINGAR – Kabupaten Lembata memiliki sejuta wisata indah. Salah satunya adalah Pantai Mingar, terletak di Desa Mingar, Kecamatan Nagawutun. Keindahannya tak tertandingi oleh pantai mana pun di dunia. Tidak percaya? Kunjungi segera!
Pantai yang selalu berubah wujud ini jaraknya sekitar 20 kilo meter dari Lewoleba, ibukota Lembata. Tepatnya di bagian selatan Pulau Lembata.
Siklus perubahan pantai biasa terjadi pada bulan April hingga Januari. Selama 10 bulan itu, pantai akan dipenuhi pasir putih. Panjangnya sekitar 5 kilo meter. Namun pada bulan Februari hingga Maret, semua pasir putih akan menghilang ditelan gelombang, dan di pantai hanya tersisa batu karang dan sedikit pasir hitam.
Selama bulan Februari – Maret ini, warga setempat akan berjubel di pantai untuk mencari nale (cacing laut).
Kini Mingar menjadi tujuan wisatawan manca negara. Sayang di sekitar pantai tidak tersedia penginapan. Wisatawan asing yang terjebak malam di pantai itu terpaksa tidur di bale-bale wisata yang dibuat oleh pemerintah.
“Kemarin ada bule asal Prancis tidur disini. Dia sendirian. Kami sempat bercakap-cakap dengan dia. Kami ajak dia ke rumah, tapi dia memilih tidur di tempat (bale-bale) ini,” ujar Hans, warga Mingar.
Kepala Desa Mingar, Isadorus Pasing alias Isa Sura, juga membenarkan hal itu. “Sering sekali bule-bule kesini. Biasanya mereka tidur di pantai,” ucapnya.
Menurut Isa, pantai Mingar akan terlihat ramai di hari minggu atau hari libur. “Orang Lewoleba yang biasa kesini. Bule-bule juga sering kesini,” katanya.
Gelombang laut di pantai yang berhadapan langsung dengan Pulau Suanggi ini sangat cocok untuk berselancar. Tapi hingga kini hanya sedikit yang berminat. Itu karena akses jalan menuju pantai sangat buruk. Hanya sedikit yang beraspal. Belum lagi ketiadaan warung makan dan tempat inap.
Desa Mingar memiliki 5 Dusun yang dihuni oleh 357 Kepala Keluarga (KK). “Penduduk kita sebanyak 1088 jiwa,” papar Isa. (Doc)