
sergap.id, ENDE – Ende hanyalah sebuah kota kecil di pusar Pulau Flores. Tapi Ende punya cerita abadi tentang lahirnya Pancasila. Kisah ini tak lepas dari peran Presiden RI ke 1, Soekarno, dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945.
Ya, Kota Ende, ibukota Kabupaten Ende, merupakan tempat Presiden Soekarno meramu ide Pancasila saat ia diasingkan oleh Belanda pada tahun 1934 -1939.
Gagasan itu kemudian disampaikan dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahirnya Pancasila.
Karena itu, setiap 1 Juni, seluruh bangsa Indonesia, termasuk masyakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ende merayakan hari lahir Pancasila sekaligus mengenang perjuangan para pendahulu.
Aksinya adalah Sabtu (1/6/1) pagi tadi, Pemkab Ende melaksanakan apel bendera di Lapangan Perse Ende yang dipimpin langsung oleh Gubernur NTT, Viktor Laiskodat.
Tampak hadir Plt Bupati Ende, Drs. H.Djafar H. Achmad, MM, Wakil Bupati Rote Ndao, Forkompinda Propinsi NTT, serta seluruh Forkompinda Kabupaten Ende.
Hadir pula Ketua DPRD Propinsi NTT, Anwar Pua Geno, yang secara khusus bertindak sebagai pembaca Teks Pancasila.
Sementara Ketua DPRD Kabupaten Ende, Herman Yosef Wadhi, ST, kebagian membaca teks Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Apel penuh hikmat ini dimeriahkan oleh Paduan Suara (PS) SMA Katolik Santo Petrus Ende yang tampil memukau dan mengesankan.
Dalam pidatonya, Viktor Laiskodat, mengatakan, masyarakat Kabupaten Ende perlu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena Ende merupakan rahim lahirnya nilai – nilai luhur Pancila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Karena itu, karakter yang dibutuhkan di zaman mileneal ini adalah semangat gotong royong dan militansi.
“Militansi dalam bekerja, militansi dalam berdoa, dan militansi dalam belajar. Inilah yang menjadi landasan penting bagi kita masyarakat Nusa Tenggara Timur dalam mengkristalisasi nilai- nilai Pancasila,” tegasnya.

Di akhir pidatonya, Laiskodat berkeyakinan bahwa sebuah bangsa akan dihina ideologinya kalau di negara ini, khususnya di Propinsi NTT dan Kabupaten Kota di NTT, masyarakatnya masih miskin, masih bodoh dan tidak mau maju-maju.
“(Sebab) inti sari dari Pancasila adalah apa kita benar benar cerdas dan punya kepedulian (semangat gotong royong) atau tidak dalam membangun bangsa ini? Salam Pancasila dari Ende untuk Indonesia,” tutupnya. (frit/frit)