sergap.id, WAIKOMO – Sumur bor dengan 10 box jaringan air yang terletak di sekitar Pasar Pada, Kelurahan Lewoleba Barat, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, saat ini tidak berfungsi lagi.
Sumur yang menghabiskan dana miliaran rupiah itu hanya beroperasi selama 2 tahun sejak dikerjakan oleh Balai Sungai Provinsi NTT pada tahun 2013 lalu.
“Awalnya air keluar tiap hari, lalu berubah tiga hari sekali. Tapi setelah dua tahun berlalu, 2014 sampai 2015, air tidak keluar lagi sampai sekarang,” ujar Yoseph Bahawein, warga Lewoleba Barat, kepada SERGAP, Kamis (27/8/20).
Menurut Yoseph, proyek sumur bor ini awalnya untuk irigasi dan air minum. Namun karena tidak beroperasi lagi, maka dua tujuan proyek itu tidak tercapai.
“Yang saya dengar katanya yang rusak itu dinamonya. Masa dinamo saja (Balai Sungai) tidak bisa beli. Saya minta Balai Sungai bertanggungjawab terhadap masalah ini. Sebab proyek ini telah menghabiskan miliaran rupiah. Dan, lahan kami juga dipakai sebagai lokasi box air. Nah… kalau tidak bisa aktifkan kembali ini sumur bor, ya bongkar saja box airnya, ganti kerugian saya. Karena waktu bangun box air, tanaman sayur dan bengkuang saya rusak semua. Saya rela waktu itu karena berharap air berjalan normal. Eh… ternyata air hanya mengalir sebentar lalu mati sampai hari ini,” beber Yoseph.
Yoseph menjelaskan, saat proyek sumur bor sedang dibangun, pelaksana proyek dan petugas Balai Sungai menyarankan petani di sekitar sumur untuk mengubah lahan kebun menjadi sawah.
“Saya akhirnya bajak semua kebun saya. Sayur mayur, bengkuang, ubi dan lain sebagainya hancur. Setelah selesai bajak, air mulai tidak normal. Awalnya keluar tiap hari, lalu berubah tiga hari sekali. Akhirnya saya pakai terpal untuk membuat bak penampung. Itu karena pembagian air sejak awal tidak merata. Disana air keluar, disini tidak,” paparnya.
Yoseph menyebut baru-baru ini ada pegawai dari Balai Sungai yang datang melihat langsung keadaan sumur bor dan box air di lahan para petani.
“Mudah-mudahan mereka (Balai Sungai) segera menghidupkan kembali sumur bor. Karena kami disini sangat kesulitan air,” katanya.
Yoseph berharap Balai Sungai tidak membiarkan sumur bor ini mubazir berkepanjangan.
“Ini aset negara. Ya… aset ini mesti dijaga dan dipelihara serta dimanfaatkan untuk petani. Tidak boleh dibiarkan terlantar begini,” tandasnya. (al/cis)