sergap.id, MBAY – “Tetap tenggakkan kepalamu. Tuhan memberikan pertarungan terberat hanya untuk prajurit yang paling kuat”.
Mungkin petuah kuno itu pantas disematkan kepada sejumlah tokoh Nagekeo yang pernah kalah di Pilkada dan Pileg, namun kembali bertarung di Pilkada 2024. Mereka antara lain mantan Bupati Nagekeo periode 2013-2018 Elias Djo, mantan Anggota DPRD NTT Thomas Tiba Owa, dan mantan Anggota DPRD Nagekeo Servasius Podhi.
Elias Djo sendiri pernah kalah di Pilkada 2018 saat menghadapi mantan Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosco Do yang masa jabatannya berakhir di 2023 lalu. Sementara Thomas Tiba Owa dan Servasius Podhi tidak terpilih lagi di Pileg 2024.
Walau begitu ketiganya tak patah semangat. “Kalah menang dalam politik itu biasa”, ujar Tiba Owa kepada SERGAP di Mbay, akhir pekan kemarin.
Namun Tiba Owa bersama Djo dan Podhi masih akan bersaing dengan Anggota DPRD NTT Patris Lali Wolo, mantan Hakim Don Coan, Johanes Don Bosco Do, Nikolaus Edestus dan Marianus Poa, agar bisa memiliki kendaraan politik menuju Pilkada serentak 2024.
Delapan bakal calon bupati tersebut pun telah mendaftar ke PDI Perjuangan, PAN, Demokrat, Perindo, Nasdem, PKB, Golkar, Gerindra, Hanura, dan PKS.
Hanya dua pasangan yang telah mendaftar sebagai paket, yakni YES Jilid 2 (Johanes Don Bosco Do dan Marianus Waja) serta MASTER (Thomas Tiba Owa dan Silvester Loye).
Sementara Elias Djo digadang- gadang akan berpasangan dengan Marselinus Siku yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB Nagekeo. Sedangkan Don Coan disebut-sebut akan berpasangan dengan Albert Seke, dan Patris Lali Wolo akan berpasangan dengan Nikolaus Edestus. Hanya Marianus Poa yang sampai saat ini belum memilih bakal calon wakil bupati.
-
Politik Santun
“Siapa pun yang terpilih nanti, politik santun mesti dikedepankan dalam proses. Jangan saling menjelekan. Jangan saling membuly. Karena semua bakal cabup atau cawabup ini masih memiliki hubungan kakak adik atau om dan anak. Saya pingin kita bersaing sehat. Karena kita semua ini Nagekeo”, ujar Patris Lali Wolo saat bincang-bincang dengan SERGAP di Boawae, Jumat (26/4/24) malam.
Menurut dia, tidak elok jika dalam sosialisasi atau kampanye antara calon satu dengan yang lain saling menjatuhkan.
“Karena setelah Pilkada kita tetap keluarga, kita tetap saudara, tetap saling tegur sapa, juga saling beritahu jika ada acara duka atau pesta”, ucapnya.
Patris mengatakan hingga saat ini ia belum menentukan siapa calon wakilnya. Sebab dirinya masih menunggu hasil survei.
“Saya juga masih berkonsultasi dengan senior (di PDI Perjuangan) serta meminta masukan dari para tokoh masyarakat di 7 kecamatan”, ungkap bakal cabup yang telah mendaftar di PDI Perjuangan, PKB, PAN, PKS, Perindo dan Hanura itu.
-
Penuh Pertimbangan
Umur boleh tua, tetapi semangat perubahan tetap membara. Demikian Elias Djo menapaki gerbong Pilkada 2024.
“Secara pribadi saya tidak berambisi, tetapi demi kebaikan Nagekeo, saya siap (bertarung)”, tegas Elias usai dirinya mendaftar di PKB, Rabu (24/4/24).
Elias mengaku telah melalui pertimbangan yang matang hingga dirinya mendaftar ke partai politik. Selain karena menginginkan adanya perubahan pembangunan di Nagekeo, dirinya juga diminta oleh tokoh masyarakat dan dorongan sejumlah Partai Politik agar dirinya maju menjadi bakal cabup.
“Saya sudah daftar di beberapa partai politik”, tegasnya.
Elias pun ternyata memiliki harapan yang sama dengan Patris Lali Wolo, yakni adanya politik santun di Pilkada 2024.
“Dalam politik kita harus santun. Jangan ada dikotomi. Karena kita semua adalah warga Nagekeo. Yang harus kita kedepankan adalah semangat To’o Jogho, Waga Sama”, ucapnya, berharap.
-
Uji Kuat
Menariknya Thomas Tiba Owa dan Yohanes Don Bosco Do berasal dari satu partai, yakni Nasdem. Thomas sebagai pengurus Nasdem Provinsi NTT, sedangkan Don Bosco Do merupakan Ketua Nasdem Nagekeo.
Saling jegal bakal terjadi di partai restorasi indonesia maju ini. Sebab keduanya sama-sama memiliki peluang menggunakan Nasdem sebagai kendaraan politik menuju Pilkada Nagekeo.
Di atas kertas Thomas lebih diunggulkan. Sebab Thomas memiliki komunikasi lebih terukur dengan loyalis Nasdem di Nagekeo sekaligus dengan petinggi Nasdem di provinsi dan pusat.
Tapi, “Semua tergantung survei”, ucap Thomas. (red/red)