sergap.id, KUPANG – Hanya kaum sampah yang belum sadar bila sampah harus dibuang pada tempatnya. Sekolah tinggi-tinggi, masa hanya urusan sampah masih harus diajari lagi? Lah waktu sekolah situ belajar apa?
Demikianlah penggalan umpatan Hery Nale Kiwa (37), aktivis peduli lingkungan yang kini tinggal di Kelurahan Naikoten I, Kota Kupang, via akun facebooknya, Selasa (15/1/19).
Ya, perilaku membuang sampah tidak pada tempatnya kini seolah menjadi gaya hidup baru bagi sebagian warga Kota Kupang. Berbagai peraturan pemerintah yang melarang perilaku tersebut rupaya tak mempan membuat mereka jera.
Jahatnya lagi, sungai juga mereka jadikan tempat membuang sampah. Padahal air di sungai itu banyak warga miskin di Kota Kupang masih menggunakannya sebagai air minum, mandi dan cuci.
Inilah yang membuat Hery dan para aktivis peduli lingkungan lainnya menjadi kesal. Kekesalan mereka kemudian dituangkan dalam tulisan menyindir di facebook.
Dalam kicauan Hery lainnya, dia menulis, “Hanya monyet yang buang sampah di sungai. Kalau situ monyet ya silahkan terus buang sampah di sungai. Dan, jika kamu manusia dan masih suka buang sampah di sungai, berarti kamu adalah manusia sampah yang tidak layak hidup di kota ini. Berangkat sana….”.
Netizen pun membalas kicauan tersebut dengan berbagai komentar. Sebagain dari mereka merasa tersindir.
“Kena deh…!,” tulis Adi Loro.
“Tapuku e…,” sambung Anya Bunga.

Sementara itu, kepada wartawan, Selasa (15/1/19) siang, Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man menyebut Kota Kupang sekarang ini telah menjadi kota paling kotor di Indonesia. Itu karena masyarakatnya belum tertib sampah sehingga tumpukan sampah terlihat dimana-mana.
Karena itu, kini, kata dia, masalah sampah telah menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang.
“Sampah ini dimulai dari sampah rumah tangga yang tidak di buang pada tempatnya, sehingga tampak berceceran dimana-mana. Masyarakat di kota ini tidak punya kesadaran membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah. Ini yang jadi masalah…,” ujar Hermanus.
“Kenapa Kota Kupang di sebut (sebagai) Kota yang paling kotor se Indonesia? Karena di semua tempat dipenuhi sampah,” tegasnya.
Menurut Hermanus, petugas kebersihan yang bernaung di bawah Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Kupang sangat kewalahan mengatasi tumpukan sampah. Apalagi di musim hujan seperti sekarang ini. Karena itu, masyarakat diminta ikut membantu mengatasi masalah sampah dengan cara membuang sampah pada tempatnya. Sehingga petugas kebersihan mudah mengangkutnya.
“Petugas sampah kewalahan. Apa lagi sekarang musim hujan yang mangakibatkan sampah berceceran dimana-mana. Saya harap masyarakat ikut menjaga kebersihan di lingkungannya agar Kota Kupang menjadi bersih dan indah,” pinta Hermanus. (adv/adv)