Jasad Romo Alois Cheruiyot Bett
Jasad Romo Alois Cheruiyot Bett saat dievakuasi oleh warga dari tempat kejadian.

sergap.id, CRIME –  Berita Duka datang dari komunitas Katolik Kenya. Dua pemimpin umat setempat tewas ditembak orang tidak dikenal. Warga menduga keduanya ditembak oleh perampok.

Romo Alois Cheruiyot Bett dari Keuskupan Eldoret, ditembak pada 22 Mei, setelah dirinya memimpin Misa di Kakbiken, sebuah desa di dataran tinggi bagian barat Kenya.

Pembunuhan terhadap Pastor dari Paroki St. Matthias Mulumba Tot ini, telah membuat umat Katolik di negara yang sedang dilanda kemiskinan dan perampokan itu, berkabung.

Romo Alois terkena dua peluru, satu di leher dan satu lagi di perut. Ia pun tewas seketika. Penduduk setempat yakin Sang Pastor dibunuh oleh bandit yang mencurigainya sebagai mata-mata untuk pasukan keamanan.

Katekis Paroki St. Mathias Mulumba Tot, Richard Ruto, mengatakan, sebelumnya beberapa detektif mengunjungi kediamannya sebanyak pada 16 Mei dan 17 Mei. Saat kunjungan itu, mereka menanyakan keberadaan Romo Alois lalu pergi. Ruto menduga, para bandit Romo Alois adalah informan yang memanfaatkan pengetahuannya untuk mengungkap posisi para bandit.

Romo Alois terbunuh pada hari yang sama ketika pastor lain, yakni Romo John Maina Ndegwa dari Paroki Katolik Igwamiti di Keuskupan Laikipia, dimakamkan. Romo Ndegwa meninggal akibat luka-luka yang dideritanya dalam serangan sebelumnya oleh orang-orang bersenjata.

Uskup Dominic Kimengich dari Eldoret mengemukakan bahwa kekerasan terbaru tersebut dapat menjadi katalisator perubahan, yang menginspirasi awal baru di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini.

“Kami percaya ada alasan di balik semua yang terjadi. Bisa jadi Tuhan sedang berbicara kepada kami. Tuhan mungkin ingin mengambil pemuda ini demi perdamaian di Lembah Kerio,” kata dia usai misa requiem untuk Romo Alois pada 25 Mei, seperti dikutip SERGAP dari catholicworldreport, Sabtu (12/7/25).

Menurut dia, darah Romo Alois yang tertumpah tanpa dosa, tidak akan sia-sia. Sebagaimana Yesus menumpahkan darah-Nya untuk menyelamatkan manusia.

“Kita percaya bahwa darah semua orang yang mengorbankan nyawa mereka menjadi benih kehidupan baru”, ucapnya.

Namun ia mendesak pemerintah segera menegakkan keadilan dengan segera menangkap pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum.

Uskup Dominic, mengatakan, pembunuhan-pembunuhan itu telah membuat para Imam Katolik khawatir untuk melayani di daerah tersebut.

“Negara harus menanggapi masalah ini dengan serius. Ini bisa terjadi pada siapa saja, bahkan mereka sendiri. Saat ini, kemungkinan besar tidak ada Pastor yang mau pergi ke wilayah itu, karena mereka merasa tidak aman. Itulah efek domino dari insiden ini. Jika para pastor mengatakan mereka merasa tidak aman, saya tidak bisa memaksa mereka pergi ke sana. Saya akan segera minta mereka meninggalkan tempat itu. Jika para Suster mengatakan mereka juga tidak merasa aman, saya harus minta mereka keluar darui daerah itu,” tegasnya.

“Siapa pun yang melakukan ini telah melakukan ketidakadilan yang besar terhadap negara dan rakyat kami. Ini sungguh mengerikan, tetapi kami serahkan semuanya kepada Tuhan,” katanya.

Kasus pembunuhan terhadap Romo Alois dan Romo John telah menyebabkan 54 sekolah dasar dan 19 sekolah menengah ditutup dan staf rumah sakit terpaksa mengungsi dari wilayah itu.

Sekretaris Jenderal Serikat Guru Nasional Kenya, John Cheberi, menyerukan penangkapan dan penuntutan atas “pembunuhan brutal” terhadap para PAstor.

“Kalian tahu bahwa para penjahat ini sekarang mengincar warga non-lokal. Guru-guru kami hidup dalam ketakutan, dan kami ingin mereka pergi, agar mereka bisa menyelamatkan nyawa mereka,” tegasnya.

“Jika seorang Pastor, simbol perdamaian, bisa menjadi sasaran dan dibunuh karena menyebarkan pesan perdamaian, bagaimana dengan para guru, yang mayoritas berasal dari daerah lain?” tanya Cheberi.

Ia menjelaskan, konflik di daerah itu memiliki nuansa kesukuan, dan warga non-pribumi telah menjadi sasaran.

“Kami tidak ingin menempuh jalur berbahaya dengan mengusir warga non-lokal yang bekerja membantu rakyat kami dengan menawarkan jasa di berbagai sektor,” ungkapnya.

Terhadap desakan keamanan tersebut, Polisi setempat pun langsung merespon dengan lebih dasyat memburu para pelaku.

“Kami ingin meyakinkan semua orang, termasuk guru dan anak-anak sekolah, bahwa kami telah menyediakan keamanan yang memadai, dan pembelajaran (di sekolah) harus terus berlanjut,” ucap Wakil Inspektur Jenderal Polisi Eliud Lagat.

Sebelumnya kasus penembakan terhadap Imam Katolik juga terjadi, yakni:

  1. Pada 23 Agustus 2000, Romo John Anthony ditemukan tewas dengan pistol pendek tergeletak di sampingnya. Ia ditembak di bagian belakang kepala.
  2. Pada tahun 2003, Romo Martin Macharia dari Paroki St. Francis Xavier Parklands ditembak mati dan mobilnya dicuri.
  3. 2005, Uskup Luigi Locati, kelahiran Italia, ditembak mati saat berjalan menuju kediamannya.
  4. 2015, Romo Peter Malley Guyo Wako dibunuh.
  5. 2017, Romo Evans Juma Oduor dibunuh di dekat Pasar Chiga di Kabupaten Kisumu Timur, dan mobilnya dibakar.
  6. Oktober 2019, jenazah Romo Michael Kyendo ditemukan terbungkus karung goni dengan leher tergorok, seminggu setelah ia hilang.
  7. Pada tahun yang sama (2019), Romo Eutycas Murangiri Muthuri dari paroki Limbine ditikam hingga tewas oleh penyerang. (cha/crp)
Komentar Sesuai Topik Di Atas