
sergap.id, MBAY – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo mengirim 50 mahasiswa penerima KIP Afirmasi atau Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) untuk melanjutkan Pendidikan di Institut Teknologi dan Sains (ITS) Mandala, Jember, Jawa Timur.
Wakil Bupati Nagekeo, Gonzalo Muga Sada, mengatakan, keberangkatan para mahasiswa ini merupakan komitmen nyata Pemkab Nagekeo mewujudkan visi Nagekeo Pintar.
“Keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih prestasi akademik. Dan, melalui skema ini, kita mendorong anak-anak berprestasi dari keluarga kurang mampu untuk melangkah lebih jauh, menempuh pendidikan tinggi, dan kelak kembali sebagai agen perubahan bagi daerah ini,” ujarnya.
Menurut Gonzalo, pemerintah berperan sebagai fasilitator sekaligus penanggung jawab untuk memastikan keberlangsungan studi para mahasiswa.
“Kami ingin memberikan rasa aman kepada para orang tua bahwa anak-anak mereka akan mendapatkan pendampingan dan pemantauan selama masa studi empat tahun ke depan,” tegasnya.
Kuliah gratis ini merupakan Kerjasama Pemkab Nagekeo dengan ITS Mandala. Gonzalo pun mengenang awal mula kerja saat pertemuannya dengan Rektor ITS Mandala.
“Saat itu, dalam percakapan singkat saya berseloroh, Pak Rektor, kalau bisa jangan hanya Ngada, Nagekeo juga ya.’ Dari candaan sederhana itu lahirlah keputusan besar, kuota beasiswa ditambah dari 25 menjadi 50 orang. Ini luar biasa dan kami berharap kerja sama ini terus berlanjut, bahkan diperluas ke depannya,” imbuhnya.
Misa perutusan bagi 50 mahasiswa tersebut berlangsung khidmat pada Senin (28/7/25), di Aula Kantor Bupati Nagekeo dipimpin oleh RD Basilius Lewa, Pr, yang juga menjabat sebagai Wakil Vikep Nagekeo.
Dalam homilinya, Pastor Basilius mengangkat perumpamaan dari Injil Matius 13:31 tentang biji sesawi.
“Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan di ladang. Meski kecil, ia tumbuh menjadi pohon besar tempat burung-burung bersarang,” kutipnya.
Ia menekankan bahwa kekuatan perubahan sering kali berasal dari hal-hal yang tampak sederhana.
“Yesus mengajarkan bahwa biji sesawi meski kecil, mengandung potensi besar. Demikian juga ragi, meski tersembunyi, mampu mengubah seluruh adonan. Kalian, anak-anak Nagekeo, mungkin kecil dalam jumlah, namun besar dalam harapan dan potensi,” ujar Pastor Basilius.
-
Pendidikan sebagai Perutusan Iman
Dalam pesannya, RD Basilius menyampaikan bahwa pendidikan adalah bagian dari perutusan iman.
“Kalian diutus bukan hanya untuk belajar, tetapi juga untuk membangun karakter dan iman yang kokoh. Pendidikan yang kalian jalani harus menjadi jalan pelayanan, bukan sekadar pencapaian akademik,” katanya.
Ia juga mengingatkan pentingnya manajemen waktu dan penggunaan teknologi secara bijak.
“Gunakan gadget sebagai sarana belajar, bukan pelarian dari kenyataan. Bangun kebiasaan berdoa dan refleksi agar fondasi spiritual kalian tetap kuat di tengah tantangan.”
-
Setia pada Tujuan, Teguh dalam Proses
Pastor Basilius mengajak para mahasiswa agar tidak mudah menyerah.
“Kegagalan dalam satu mata kuliah bukanlah akhir dari segalanya. Tetaplah berjuang dan melangkah. Proses belajar bukan semata-mata untuk pergi merantau, tetapi untuk kembali dan berkarya bagi daerah,” pintanya.
-
Apresiasi untuk Pemerintah Daerah Nagekeo
Pastor Basilius menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Nagekeo yang telah memfasilitasi program beasiswa ini.
“Teruslah menanam benih masa depan. Dukunglah mereka, tidak hanya saat keberangkatan, tapi juga sepanjang masa studi mereka. Siapkan ruang dan kebijakan agar mereka dapat kembali membangun Nagekeo dengan ilmu, karakter, dan iman,” ujarnya.
Ia berharap generasi muda Nagekeo dapat tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan memiliki daya saing tinggi.
“Di tengah zaman yang serba cepat, mari kita doakan agar mereka tumbuh sebagai pribadi yang berakar kuat, berpikir mendalam, beriman teguh, dan siap menghadapi tantangan zaman.”
Mengakhiri pesannya, Pastor Basilius berkata, “Kita melepas mereka hari ini dengan doa dan harapan: Jadilah ragi yang mengubah! Jadilah biji sesawi yang bertumbuh! Jadilah terang Nagekeo di tengah bangsa”. (sg/sg)