sergap.id, MBAY – Di tengah situasi sulit akibat tantangan ekonomi dan bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Nagekeo, pemerintah daerah bersama mitra nasional justru memilih untuk tidak larut dalam kesedihan. Sebaliknya, dua even besar dipersiapkan untuk menggairahkan kembali kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.

Wakil Bupati Nagekeo, Gonzalo M. Sada, dalam arahannya di Aula Setda hari ini, mengatakan, Festival One Be 2025 akan digelar pada 21–23 Oktober 2025 di Kota Mbay. Festival ini bukan hanya ajang hiburan dan rekreasi, tetapi juga sarana untuk meningkatkan daya tarik wisata daerah, mendorong pergerakan wisatawan, sekaligus memperkuat denyut ekonomi warga lokal.

“Di tengah situasi sulit dan tantangan akibat bencana, kita tidak kehilangan fokus. Kita peduli terhadap korban, serentak pula kita mendorong dan mengangkat isu kemanusiaan, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan,” ujar Gonzalo, seraya mengajak seluruh pihak—pemerintah daerah, TNI-Polri, lembaga keuangan, swasta, hingga komunitas—untuk terlibat aktif mendukung.

Gairah festival daerah ini juga beriringan dengan Even Nasional “Jelajah Timur Indonesia”, yang digagas oleh Yayasan Plan International Indonesia bersama mitra sponsor. Berbeda dengan festival, even ini menitikberatkan pada isu kemanusiaan, khususnya akses air bersih bagi warga di dataran tinggi Rendu Jawakisa dan sekitarnya di Kecamatan Aesesa Selatan.

Kegiatan ini dikemas dalam bentuk Lari Ultra Marathon sejauh 104 kilometer, yang akan melibatkan 40 pelari nasional serta 20 pelari lanjutan. Start dilakukan di Lapangan Berdikari Mbay pada Jumat, 24 Oktober 2025 pukul 15.00 WITA, dan dijadwalkan finis di Kampung Adat Bena pada Sabtu, 25 Oktober 2025 sekitar pukul 17.00 WITA.

Menurut Dini Setiorini, Brand Advocacy and KOL Engagement Specialist Yayasan Plan International Indonesia, kegiatan ini bukan hanya olahraga ekstrem, melainkan sebuah gerakan sosial untuk menggalang donasi dan kesadaran publik mengenai krisis air bersih yang masih menghantui sebagian wilayah NTT.

Dalam kesempatan itu, Gonzalo juga menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Plan dan seluruh pihak yang berinisiatif hadir membawa misi kemanusiaan. Sambutan hangat diberikan melalui prosesi adat berupa pengalungan selendang dan be, anyaman khas Nagekeo.

“Terima kasih sudah membantu daerah dan masyarakat kami, terutama dalam ketersediaan air bersih di wilayah sulit,” ucap Gonzalo, didampingi Plt. Asisten Administrasi Umum sekaligus Kepala Dinas Pariwisata, Silvester Teda Sada, S.Fil.

Kehadiran para pemangku kepentingan dari unsur pemerintah, TNI/Polri, lembaga keuangan, koperasi, hingga komunitas lokal, menunjukkan bahwa kedua even ini tidak sekadar pesta seremonial.

Ini menjadi momentum kebangkitan, solidaritas, dan kepedulian bersama—bahwa pembangunan daerah tidak boleh berhenti, bahkan ketika bencana masih menyisakan luka. (sg/sg)

Komentar Sesuai Topik Di Atas