
sergap.id, TTS – Kabar tak sedap datang dari Desa Kesetnana, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kali ini Serda Yeremias Tabun, anggota intel Kodim 1621/TTS, dikeroyok para pemuda mabuk saat menghadiri pesta pernikahan keluarganya di Oenunu, Kesetnana, pada dini hari, sekira pukul 00.35 Wita, Jumat (8/8/25).
Kasus pengeroyokan bermula saat keponakan Serda Yeremias terlibat adu mulut dengan beberapa pemuda. Yeremias kemudian mencoba melerai. Namun sejumlah pemuda tiba-tiba datang dan memukulnya.
“Ketika Serda Yeremias berusaha menenangkan situasi dengan mendorong pelaku keluar dari tenda pesta, sekelompok warga lain tiba-tiba datang dari belakang dan langsung mengeroyoknya,” ungkap sumber seperti dikutip SERGAP dari flotim.pikiran-rakyat.com.
Akibat pengeroyokan itu, Yeremias mengalami luka lebam di mata kanan, luka gores di dahi, luka di kepala, serta luka di jari tangan kanan. Yeremias kemudian melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polres TTS dan selanjutnya menjalani visum et repertum.
Nah, delapan jam kemudian, atau pada Jumat sekitar pukul 08.30 WITA, 12 pemuda dari Desa Kesetnana dijemput oleh lima anggota TNI dari rumah mereka masing-masing. Sebab 12 pemuda itu diduga sebagai pelaku pengeroyokan terhadap Serda Yeremias.
Setelah ditangkap, 12 pemuda itu kemudian di bawa ke Makodim 1621/TTS, dan disana, menurut para korban, mereka diinterogasi disertai kekerasan fisik, yakni dipukul dengan kabel listrik, ditendang, serta di tinju, hingga mereka mengalami luka lebam serius di beberapa bagian tubuh.
Riky Liunesi, salah satu korban yang masih berusia 16 tahun, juga menderita luka fisik dan trauma. Orang tuanya mengaku tidak terima dengan perlakuan oknum TNI tersebut. Dia meminta agar pelakunya diproses hukum.
Hal yang sama dialami Apris Lopo. Pemuda yang juga menjadi korban dalam pengeroyokan di malam pesta itu, ikut disiksa di Makodim 1621/TTS. Padahal menurut sejumlah saksi dan keluarganya, Apris tidak ikut serta mengeroyok Serda Yeremias.
“Sangat menyedihkan. Anak-anak kami yang tidak tahu-menahu justru disiksa seperti binatang,” ujar salah satu orang tua korban.
Sejumlah warga mengaku, beberapa saat setelah kejadian pengeroyokan terhadap Serda Yeremias, ada upaya penyelesaian secara adat yang diinisiasi oleh Usif Yohanis Mella, tokoh adat setempat. Namun, menurut pengakuan Fredik Liubana, orang tua dari korban David Liubana, tawaran tersebut ditolak oleh Serda Yeremias.
“Dia bilang kenal siapa pelakunya, dan akan cari sendiri esok pagi,” ungkap Fredik.
Karena itulah, warga menduga, penganiayaan terhadap 12 pemuda tersebut merupakan aksi balas dendam.
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari Kodim 1621/TTS dan Polres TTS. (el/le)