sergap.id, MBAY – Selasa (9/9/2025) malam, masyarakat dari berbagai organisasi, termasuk para ojek online (ojol), menggelar aksi bakar 1000 lilin dan doa bersama di Lapangan Berdikari, Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT. Kegiatan ini didedikasikan Presiden, Kapolri, dan Kompol Cosmas Kaju Gae.

Acara yang dimulai tepat pukul 19.00 WITA ini dibuka oleh Ketua Panitia Aksi 1000 Lilin, Agustinus Bebi Daga, dan dihadiri oleh Camat Aesesa Yakobus Laga Kota, Lurah Danga Yohanes Lado, dan Pdt. Jamres Johanis Ur, S.Th.

Dalam sambutannya, Camat Aesesa, menyampaikan, aksi 1000 Lilin dan Doa Bersama ini menunjukkan empati yang besar kepada Kompol Cosmas.

“Sebagai warga negara yang taat hukum, tentu kita mengikuti prosedur yang ada. Namun sembari itu, kita berharap agar Tuhan berkenan membuka jalan bagi Kompol Cosmas melalui proses hukum berikutnya,” ujarnya.

Sementara itu, Lurah Danga, mengatakan, sebagai orang muda dari Indonesia Timur, dirinya mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk mendoakan Afan Kurniawan dan juga Kompol Cosmas, sebagai bagian dari korban ketidakadilan. Doa pula untuk Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

“Saya mengangkat tema kenapa harus mengawal NKRI dari Batas Negeri. NTT adalah provinsi perbatasan di antara tiga negara, Timor Leste dan Australia. Kompol Cosmas dilahirkan di wilayah Republik Indonesia, di ujung timur Indonesia. Malam ini saya mendoakan agar Bapak Kapolri berani mengoreksi sistem di dalam tubuh Polri, yang harus diperbaiki ketika anggotanya menjadi korban dalam menjalankan tugas negara. Mereka juga tidak dilindungi oleh siapa pun. Harus ada perbaikan sistem di dalam tubuh Polri itu sendiri. Kami juga mendoakan Bapak Presiden Prabowo, karena beliau, sesuai amanat undang-undang, adalah panglima tertinggi dari semua kesatuan tiga matra TNI dan Polri. Sehingga harus ada kebijakan dari Bapak Kepala Negara: bagaimana ketika seorang anggota Polri bertugas menyelamatkan bangsa ini dari ancaman, kerusuhan, dan lain sebagainya, adakah payung hukum yang harus melindungi anggota Polri maupun TNI? Kita lihat akar masalahnya”, ungkapnya.

Sang Lurah juga mengajak seluruh orang muda di Indonesia Timur, khususnya di Nusa Tenggara Timur untuk melawan ketidakadilan.

“Saya mengutip pernyataan tokoh revolusi dunia yang cukup terkenal: Ketika hatimu bergetar marah melihat sebuah ketidakadilan, maka hanya ada satu kata: lawan! Ketika Anda tidak melawan, lawan Anda lebih kejam dan lebih tidak adil daripada ketidakadilan itu sendiri. Akar masalah kita adalah polemik, bukan masalah di tubuh Polri, bukan juga masalah di masyarakat. Jangan benturkan Polri dengan masyarakat, jangan benturkan masyarakat dengan Polri. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan dari batas negeri, dari batas NKRI di ufuk timur Indonesia”, ajaknya.

“Saya juga mengajak kita semua, orang muda Nagekeo, orang muda NTT, orang muda Indonesia, untuk mengingat pesan para pemimpin dunia: my loyalty to my party ends when my loyalty to my country begins. Loyalitas kita terhadap partai politik atau kepentingan politik berhenti manakala kita diangkat sumpah menjadi pejabat negara”.

“Pesan Presiden Amerika John F. Kennedy menjadi catatan untuk semua orang muda Indonesia hari ini: mari kita belajar untuk tunduk pada rakyat dan konstitusi. Ketika kita menjadi pejabat, kita harus punya sense of crisis. Kita harus punya sensitivitas sosial, kepekaan terhadap kemiskinan yang dialami oleh masyarakat. Harga barang naik, ekonomi melemah, kemiskinan meningkat. Ini menjadi tugas kita bersama: bagaimana kita merawat bangsa ini, menyampaikan gagasan, menyampaikan aspirasi, tapi tetap dalam koridor demokrasi yang santun, elegan, dan terus mengedepankan diplomasi ruang biologis, bukan dengan anarkisme”.

“Sebagai orang muda, kita menolak anarkisme. Bangsa ini sudah lelah dengan reformasi 1998 yang mengorbankan banyak jiwa dan darah orang muda. Apakah ini harus terulang lagi? Itu menjadi refleksi kebangsaan. Akhirnya, dari ufuk timur Indonesia, sekali lagi kami mohon dengan rendah hati kebijakan Bapak Presiden Prabowo dan juga Bapak Kapolri untuk mempertimbangkan jasa, pengabdian, pengorbanan, serta loyalitas dan dedikasi tanpa batas yang mempertaruhkan nyawa (Kompol Cosmas) demi mempersatukan Indonesia, menjaga keamanan dan ketertiban, serta berjuang menjaga keamanan antar negara atas nama bangsa Indonesia. Merdeka!”, tutupnya.

  • Doa

Aksi 1000 lilin tersebut ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Pdt. Jamres Johanis Ur, S.Th.

“Ya Tuhan, kami memohon agar Engkau melindungi bangsa dan negara kami, para pemimpin, TNI–Polri, serta masyarakat Kabupaten Nagekeo. Kami juga menyerahkan proses hukum yang dijalani Kompol Cosmas ke dalam tangan-Mu. Berikanlah kekuatan bagi keluarga yang berduka akibat bencana di Mauponggo, serta kedamaian dan ketenteraman bagi seluruh rakyat Indonesia”.

  • Puisi untuk Kompol Cosmas Kaju Gae

Di tanah kelahiranmu,
nama itu terpatri dengan gagah —
Kosmas Kaju Gae,
anak bangsa, putra Flores,
yang melangkah dengan keyakinan
dan berdiri dengan keberanian.

Seragammu bukan sekadar kain,
tetapi janji dan pengabdian.
Di balik sorot matamu,
ada cinta pada negeri,
ada rindu pada kampung halaman,
ada doa untuk setiap jiwa
yang kau jaga dengan setia.

Engkau bukan sekadar nama dalam berita,
kau adalah kisah tentang keberanian
yang menyulut semangat,
tentang pengabdian
yang melampaui kepentingan diri.

Hari ini, kami menyalakan lilin,
seribu cahaya, seribu doa,
mengalir bersama harapan
agar kebenaran tegak berdiri,
agar keadilan menemukan jalannya,
agar perjuanganmu tidak sia-sia.

Kosmas,
engkau adalah cermin keberanian,
dan kami, saudara-saudaramu,
akan selalu berdiri bersama —
menyuarakan kebenaran,
mendoakan kekuatan,
menyematkan namamu
dalam sejarah perjuangan Flores. (SG/Falentina Tiu) 

Komentar Sesuai Topik Di Atas