
sergap.id, MBAY – Hujan deras disertai angin kencang sejak Sabtu (6/9/2025) malam hingga Senin (8/9/2025) sore menjadi penyebab banjir bandang dan tanah longsor di empat kecamatan di Kabupaten Nagekeo, yakni Mauponggo, Boawae, Keo Tengah, dan Nangaroro.
Selain harta benda, bencana ini juga menelan tiga korban meninggal, dan empat orang hilang yang diduga dibawa banjir. Hingga kini pencarian masih terus dilakukan oleh warga bersama TNI Polri.
Bupati Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus, pun telah menetapkan status daerahnya sebagai darurat bencana melalui keputusan bernomor 300.2/BPBD-NGK/08/09/2025.
Intensitas hujan yang tinggi membuat debit air sungai meluap dan sejumlah tebing di daerah perbukitan runtuh. Material longsor menutup jalur utama di beberapa titik, terutama di ruas jalan Maupongg – Boawae – Nangaroro dan Keo Tengah.
Banjir bandang juga menerjang kawasan pemukiman di bantaran sungai di Kecamatan Mauponggo dan Keo Tengah. Warga setempat menyebut arus air datang tiba-tiba dengan membawa material lumpur, batu, dan batang kayu.
Puluhan rumah mengalami kerusakan berat, ratusan hewan ternak hanyut, dan sejumlah infrastruktur vital, seperti jalan dan jembatan, putus total.
Pemerintah Kabupaten Nagekeo telah menurunkan tim tanggap darurat yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan untuk melakukan evakuasi korban. Bantuan darurat berupa beras, air bersih, selimut, tenda, dan obat-obatan juga telah disalurkan.
“Posko tanggap darurat sudah kami dirikan di setiap kecamatan terdampak agar koordinasi lebih cepat dan distribusi bantuan lebih tepat sasaran,” jelas Donatus..
Hingga kini Dinas PUPR dan PLN juga terus memperbaiki jalur transportasi yang terputus serta memulihkan jaringan listrik dan air bersih yang rusak. (sg/rol)




























