Salah satu titik aspal retak di Naioni
Salah satu titik aspal retak di Naioni

sergap.id, KUPANG – Proyek peningkatan jalan lingkungan di Keluharan Naioni, Kota Kupang senilai Rp 19,1 miliar menuai kritik masyarakat setempat. Pasalnya, lapisan badan jalan dan hotmix  atau campuran aspal (HRS) yang digunakan diduga tidak sesuai standar pekerasan jalan.

“Ini baru aspal satu dua hari lalu, tapi sudah retak-retak”, ujar Hen, salah satu warga Naioni kepada SERGAP, Selasa (21/11/23).

Sambil menunjuk titik hotmix yang retak, Hen mengatakan, retak tersebut diduga akibat tekanan kendaraan yang lewat, serta penetrasi hujan sebanyak tiga kali yang mengguyur wilayah Naioni.

“Tapi kendaraan yang lewat di jalan ini paling kendaraan kecil seperti pikup dan mobil pribadi. Itu pun satu dua saja, selebihnya mobil proyek yang mengerjalan jalan ini. Dan, jika kerusakan itu akibat hujan, maka pertanyaannya bagaimana kalau hujan tiap hari? Kan ini hujan baru tiga kali! Karena itu menurut saya, sumber kerusakan yang ada ini disebabkan oleh satu hal, yakni kualitas pekerjaan yang buruk”, tegasnya.

Berdasarkan hasil amatannya setiap hari, kata Hen, material yang dipakai untuk urukan badan jalan tersebut, kontraktor menggunakan tanah putih yang kemudian dilapisi dengan agregat yang juga bercampur butiran tanah putih.

“Setahu saya, tanah putih ini kan lunak sifatnya, apalagi terkena hujan dan dilindas beban kendaraan. Dan, kalau pemadatan tidah bagus, maka kondisi jalan ini paling tahan 6 bulan saja. Apalagi ditempel dengan kualitas aspal hotmix yang buruk seperti ini. Daya rekatnya kelihatan kurang bagus”, ungkapnya.

Informasi yang dihimpun SERGAP menyebutkan , untuk menyelesaikan proyek ini, kontraktor  pemenang tender, yakni PT Gelora Megah Sejahtera, sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Surabaya , Jawa Timur, bermitra dengan PT Alam Indah, sebuah perusahaan di Kupang yang memiliki Asphalt Mixing Plant (AMP) di Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.

Karena itu, PT Gelora Megah Sejahtera menyewa alat berat,  termasuk membeli material urpil, agregat, dan aspal dari PT Alam Indah. Sayangnya, material yang dipakai diduga tidak sesuai standar pekerasan jalan.

“Termasuk alat yang rusak ini milik PT Alam Indah. Dan, karena alat ini rusak, maka pengaspalan sekarang ini sementara terhenti”, ucap Hen.

Alat berat milik PT Alam Indah yang rusak di ruas jalan lingkungan IJD Naioni
Alat berat milik PT Alam Indah yang rusak di ruas jalan lingkungan IJD Naioni

Sayangnya hingga berita ini diturunkan, Direktur PT Alam Indah, Bambang, belum berhasil ditemui SERGAP. Dihubungi via WhatsApp, Bambang pun belum merespon.

Hen menambahkan, beberapa hari lalu Kasatker PJN Wilayah I BPJN NTT, Azhari, ST, MT, pernah memberi perintah kepada kontraktor untuk segera bongkar jalan yang telah hotmix sepanjang 1,1 Kilo Meter itu.

“Tapi sampai sekarang belum kelihatan tuh aktivitas sesuai perintah Kasatker”, imbuhnya.

Hogo Paul Sakarias
Hogo Paul Sakarias

Terpisah, PPK 1.1 BPJN NTT, Paul Hugo Sakarias, menepis kecurigaan masyarakat yang menduga pekerjaan proyek Inpres Jalan Daerah (IJD) itu tidak sesuai standar pekerasan jalan nasional.

“Semua material yang dipakai (untuk bangun jalan itu) menggunakan hasil Lab (laboratorium uji bidang jalan dan jembatan BPJN NTT). Jadi… itu ada dua lapis. Lapisan pertama adalah urpil (urukan pilihan), kemudian dilapisi lagi dengan agregat. Panjang jalan yang dikerjakan adalah 5,5 Kilo Meter dengan lebar badan jalan 4,5 meter dan pinggiran badan jalan menggunakan semen (coran beton) dengan lebar 0-1 meter”, jelas Hugo kepada SERGAP, Rabu (22/11/23) pagi..

Hugo mengakui urpil yang digunakan adalah tanah putih dan agregat yang dipakai sedikit bercampur tanah putih.

“Tapi itu sudah lolos (uji) lab”, ujarnya.

Hugo pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada warga Naioni yang telah memberi lahan untuk peningkatan ruas jalan tersebut secara gratis.

“Orang kita ini terlalu baik om. Mereka sangat mendukung program pemerintah, terutama soal perbaikan jalan ini. Terima kasih”, tutupnya.

Sayangnya, Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan BPJN NTT yang juga Kepala Lab Jalan dan Jembatan BPJN NTT, Sonagrieth Lanoe, belum berhasil dimintai komentarnya soal hasil lab material jalan tersebut.

“Maaf ya Pak… Saya sementara rapat, nanti baru kontak”, kata Sona melalui chat WhatsApp, Rabu (22/22/23) siang.

Azhari, ST MT
Azhari, ST. MT.

Sementara itu Azhari mengaku pernah membuat pernyataan agar kontraktor segera bongkar aspal. Namun maksudnya adalah memperbaiki titik-titik aspal yang kualitasnya kurang baik.

“Sepanjang jalan itu sepertinya ada sebagian yang kondisinya kurang bagus. Kayaknya pemadatan yang kurang. Ya… kalau gak sesuai ya dibongkar untuk diperbaiki. Mereka (kontraktor) juga sudah akui kalau pas pemadatan (aspal) itu, alat mereka rusak. Ya saat aspal udah turun, sudah dihampar, (tiba-tiba) alatnya rusak. Sehingga pemadatan tidak optimal lagi. Tapi semua itu akan dicek lagi oleh orang (tim) lab ”, katanya. (r1/r1)

Komentar Sesuai Topik Di Atas