Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, Pr

sergap.id, KUPANG – Tradisi Semana Santa sudah berlangsung selama 508 tahun di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, sejak pertama kali dirayakan pada tahun 1511. Terakhir prosesi Semena Santa digelar tahun 2019 lalu dan menyedot kunjungan wisatawan luar hingga puluhan ribu orang.

Namun di tahun ke 509 ini atau tahun 2020, perayaan yang menempatkan Yesus dan Bunda Maria sedang berkabung itu terpaksa tidak dirayakan karena adanya bahaya virus corona atau Covid-19.

Padahal dalam beberapa tahun terakhir, peziarah terus membludak, bahkan tahun ini diperkirakan mencapai jutaan orang. Ini dampak dari promosi yang giat dilakukan pemerintah dan beberapa perusahan tur yang membuka paket wisata rohani ke Larantuka pada Pekan Suci.

Biasanya, jauh sebelum Pekan Suci dimulai, hotel dan wisma-wisma sudah di-booking. Biara-biara dan rumah-rumah umat pun menjadi bagian alternatif tempat menginap. Namun kali ini sepi. Lagi-lagi karena isu dan penyebaran virus Corona yang telah memakan korban ribuan orang di berbagai belahan dunia.

Untuk meredam penyebaran Covid-19 ini, Keuskupan Larantuka pun telah memutuskan meniadakan Semana Santa.

Ini merupakan keputusan rapat yang dipimpin Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, Pr bersama dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Flores Timur pada hari Sabtu, 21 Maret 2020.

Dalam rapat itu disepakati bahwa Gereja Katolik Larantuka mendukung komitmen pemerintah yang sedang berjuang keras mengatasi pandemi Covid-19 dengan mengharuskan semua orang “tinggal di rumah.”

“Kita menjaga tradisi, tapi juga mesti ikut menjaga kehidupan dan kemanusiaan,” kata Mgr. Frans.

“Iman mesti diwujudkan untuk keselamatan jiwa (salus animarum), tetapi mesti juga ikut serta dalam upaya keselamatan kemanusaan dan kehidupan insani dunia ini (salus hominum),” tambahnya.

Uskup Frans menggambarkan bagaimana Yesus dahulu melanggar aturan Hari Sabat demi alasan kemanusiaan, hal yang ia sebut menjadi dasar prinsip bahwa kesehatan dan keselamatan manusia adalah hal utama.

Surat edaran terkait hal ini akan diterbitkan pada Senin, 23 Maret 2020.

Pembatalan tradisi Semana Santa tersebut dibenarkan juga oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Marius Jelamu.

Menurut Marius, Pemprov NTT mengapresiasi Keuskukan Larantuka dan Pemkab Folres Timur karena telah membatalkan Semana Santa.

Hal ini merupakan wujud dari social distance yang diterapkan Pemerintah Provinsi NTT.

Marius juga mengapresiasi semua Keusukupan dan GMIT yang telah mengambil langkah ibadah terbatas.

“Gubernur NTT, Viktor Bungtilus Laiskodat sangat berterima kasih kepada seluruh lembaga agama di NTT yang telah menetapkan social distance,” ujar Marius kepada wartawan, Minggu (22/3/20).

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr. Dominikus Minggu Mere sedang update data Orang Dalam Pengawasan (ODP) Covid-19 dari seluruh Kabupaten/Kota di NTT.

Marius memastikan surat keputusan resmi tentang pembatalan Semana Santa dari keusukupan Larantuka akan dikeluarkan besok, Senin 23 Maret 2020. “Besok Bapa Uskup akan keluarkan surat resminya,” tegasnya. (el/sp)