Saat ini jazadnya telah dibawa pulang ke rumah duka. Tampak dari pusar hingga sebagian wajahnya menghitam yang diduga akibat sambaran petir.
Saat ini jazadnya telah dibawa pulang ke rumah duka. Tampak dari pusar hingga sebagian wajahnya menghitam yang diduga akibat sambaran petir.

sergap.id, MAKIPAKET – Yohanes Pape Mala alias Pape (26 tahun), warga Kampung Makipaket, Kelurahan Mbay 2, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT, tewas disambar petir saat pulang mancing pada Kamis (7/12/23) sore.

Korban merupakan anak ke 8 dari 11 bersaudara buah hati pasangan Kornelis Neri dan Naomi Buna.

Saat ditemui SERGAP di kediamannya, Jumad (8/12/23), Neri mengatakan, pada Kamis pagi, sekira pukul 07.00 Wita, korban berpamitan kepada istri dan anaknya untuk pergi melaut bersama Utut, temannya.

“Mereka dua teman akrab. Melaut selalu bersama- sama”, ungkap Neri.

Namun hingga sore, korban tak pulang. Hanya Utut yang terlihat bersama dua temannya lewat di depan rumah orang tua korban sekitar pukul 16.00 Wita.

“Saat itu saya tidak sempat tanya Utut dimana Pape”, ucap Neri.

“Selanjutnya sekitar jam 8 malam, saya tanya di orang rumah, eh… Pape sudah pulang atau belum? Mereka jawab, belum pulang Bapa! Sekitar jam satu dini hari, istrinya Pape datang ke rumah dan beritahu bahwa Pape belum pulang juga. Mantu saya gelisah. Saya jawab untuk tenangkan dia, itu pasti mereka masih mancing”, kata Neri.

Satu jam kemudian, korban pun belum kelihatan batang hidungnya. Dan, sekira pukul tiga dini hari, Neri dikejutkan oleh suara istrinya yang memangunkannya dari tidur lantaran terlihat ada mobil polisi di depan rumah.

“Polisi menjelaskan bahwa anak saya telah meninggal dan sekarang jenasahnya akan dievakuasi dari TKP ke RSUD Aeramo untuk visum. Setelah saya cari tahu ternyata penyebab kematian anak saya karena disambar petir”, ujarnya.

Jenazah korban ditemukan di pinggir pantai dekat lokasi tambatan perahu dan dievakuasi polisi sekitar pukul tiga lewat. Saat ini jazadnya telah dibawa pulang ke rumah duka. Tampak dari pusar hingga sebagian wajahnya menghitam yang diduga akibat sambaran petir.

Almarhum meninggalkan seorang istri dan dan 2 orang anak. Anak pertama laki- laki, umur 6 tahun, dan kini masih duduk di bangku TK. Sedangkan anak kedua adalah perempuan yang masih berumur 4 tahun.

Kapolres Nagekeo melalui Kapolsek Aesesa AKP Yohanis Mira Wila, mengatakan, saat ini kasus kematian Pape masih dalam penyelidikan Sat Reskrim Polres Nagekeo. (sg/sg)