Dr. Simon Nahak
Dr. Simon Nahak

sergap.id, KUPANG – Dr. Simon Nahak, Bakal Calon Bupati Kabupaten Malaka periode 2020-2025 yang diusung PSI, PERINDO, dan PKB, bertekad merubah wajah pembangunan Kabupaten Malaka dengan program SAKTI.

“Sekarang ini kan kita belum mampu membedakan wajah ibu kota kecamatan dengan wajah ibu kota kabupaten. Tentu ini harus dikelola dengan baik, termasuk tata ruang wilayah, sehingga ada wilayah-wilayah yang menjadi objek wisata, hutan adat, pemukiman, dan lain sebagainya,” ujar Simon kepada SERGAP di Kupang, Kamis (10/9/20) siang.

Simon menjelaskan, prorgam SAKTI yang dimaksud terdiri dari:

S: swasembada pangan

A: adat istiadat

K: kerukunan hidup antar umat beragama, kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan, ekonomi, dll.

S: seni budaya dan olahraga.

T: tata kelola, bagaimana mengelola Kabupaten Malaka menjadi daerah dan masyarakat yang sejahtera dan mandiri.

I: infrastruktur, terutama jalan kabupaten, kantor bupati dan rujab bupati yang belum ada sampai sekarang, dll.

“Desain saya dengan Pak Kim Taolin (Bacawabup), ketika kami dipercaya masyarakat untuk memimpin Malaka, maka salah satu prioritas kami adalah pembangunan fisik kantor bupati dan dinas-dinas dalam satu kawasan yang saya sebut dengan civic centre. Itu harus dibangun dan itu menjadi prioritas, karena jika tidak sampai kapan kami bisa memiliki tempat yang representasi untuk melayani masyarakat?,” ucap Simon.

Menurut dia, kualitas jalan raya di sebagian besar Kabupaten Malaka pun, terutama di daerah pegunungan masih sangat buruk.

“Malaka ini kan ukurannya simple, kita lihat dari dapil saja, dapil 1 bagaimana pembangunan fisik jalan, dapil 2 bagaimana pembangunan fisik jalan. Tapi coba masuk ke dapil 3, mungkin mereka (masyarakat) akan mengatakan bahwa itu sangat buruk. Nah disini kita harus adakan pemerataan pembangunan,” tegasnya.

Selain memperhatikan kepentingan masyarakat, Simon juga berjanji akan meberikan gaji kepada ketua adat.

“Selama ini tidak pernah orang memikirkan para tokoh adat, istilah kami di sana Fukun, para raja itu (akan) diberikan salary/gaji. Sekarang saya pikirkan itu. Argumentasinya sederhana, jangan kita yang menuntut hak setiap ada upacara adat, kita repotkan orang, setelah itu kita abaikan. Fukun raja itu kan sama dengan suku. Setiap suku itu ada kepala sukunya, ada fukunnya yang dibelakang dia ada massanya. Dia berikan pelayan pada orang-orang dia, nah kalau kita tidak memperhatikan nasib mereka, maka kualitas pelayanan secara adat juga akan menjadi kurang,” pungkasnya.

Pada Pilkada Malaka kali ini, Simon Nahak berpasangan dengan Kim Taolin. Pasangan ini populer dengan sandi SNKT dan memiliki program SAKTI. (cis/adv)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini