sergap.id, OELAMASI – Bupati Kupang, Korinus Masneno, Jumat (26/4/19) pagi, bersama pimpinan DPRD melakukan panen perdana di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Panen padi yang menggunakan pupuk Hayati Dinosaurus di lahan sawah seluas 1 hektar binaan PT Hayati ini juga dihadiri oleh sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Kupang.
Masneno mengatakan, pemanfaatan teknologi pertanian yang baik di wilayahnya sangat diperlukan dalam rangka menciptakan hasil pertanian yang maksimal.
“Dalam pemanfaatan potensi dan juga pengembangan pertanian yang merupakan bagian dari Revolusi di Kabupaten Kupang, harus terus dilakukan dalam rangka menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera,” tegasnya.
Masneno sangat mengapresiasi pemanfaatan teknologi pertanian organik bagi kepentingan para petani setempat.
Karena itu, Masneno memastikan pihaknya akan terus menjalin kerjasama dengan PT. Hayati.
“Saat ini masyarakat lebih cenderung menyukai hasil pertanian yang sifatnya organik, karena lebih sehat meski harganya relatif lebih mahal,” ucapnya.
Masneno berharap peran aktif petani dalam mempelajari teknik mengolah sawah agar mampu memetik hasil yang maksimal dan produk yang sehat.
“Perlu upaya-upaya bersama dalam rangka peningkatan produksi pertanian,” pintanya.
Masneno juga mengucapkan terima kasih kepada PT. Hayati di Kabupaten Kupang yang lewat program pupuk hayati dinosaurusnya mampu meningkatkan hasil panen petani di daerahnya.
“Saya mengharapkan PT Hayati dapat terus berkiprah di Kabupaten Kupang dan mengembangkan pupuk hayati Dinosaurus yang ramah lingkungan dan dapat diproduksi dari bahan lokal sehingga persoalan pupuk yang sering dialami masyarakat dapat teratasi,” ujarnya, berharap.
Usai mendapat pujian dari Bupati Masneno, Direktur Utama PT Hayati, Ahlimuji, mengatakan, pihaknya sangat bertermakasih atas respon positif Pemerintah Kabupaten Kupang, khususnya Bupati Masneno.
“Saya merasa senang bisa berkontribusi bagi peningkatan produktifitas pertanian masyarakat. Harapan saya kedepan, dengan pemanfaatan pupuk hayati dinosaurus ini, hasil panen masyarakat menjadi lebih maksimal dengan waktu yang relatif lebih cepat dari pupuk lainnya,” katanya.
Menurut Ahlimuji, proses pembuatan pupuk hayati dinosaurus melalui pengujian selama 10 tahun dengan sistem mikroba alami dan memanfaatkan teknologi lokal.
“Kelebihan pupuk hayati ini adalah kualitas hasil panen yang baik serta jumlah yang lebih banyak. Satu hektar bisa menghasilkan 10 ton hingga belasan ton,” imbuhnya.
Koordinator kelompok Tani Dulu Rasa, Yan Bana, mengaku, penggunaan pupuk hayati dinosaurus telah terbukti mampu meningkatkan hasil panen dari yang biasanya 4 sampai 5 ton per hektar menjadi 10 ton.
“Kehadiran PT Hayati lewat pupuk ini telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di Desa Mata Air. Saya berharap kerjasama antara Pemerintah dengan PT Hayati ini, kedepannya akan terus memberikan manfaat nyata bagi peningkatan produksi padi di tempat lain,” ucapnya. (adv/adv)