sergap.id, KUPANG – Apes benar nasib Ibnu Qoyyim Hatta. Pria kelahiran Makasar, 1 Juni 1987 yang kini tinggal di jalan Simpati Blok A No 18 BR/Link Tuban Geriya, Tuban, Kuta, Bali, rugi hampir Rp 2 miliar karena ditipu.

Kepada SERGAP via WhatsApp, Senin (9/9/19) pagi, Ibnu mengaku ditipu oleh Mira Lestari (ML) sebesar Rp 1.193.595.760 dan Chandra senilai Rp 804.213.255 hingga total mencapai Rp 1.997.809.015 atau hampir Rp 2 miliar.

Peristiwa penipuan bermula ketika Juni 2018 Ibnu berkenalan dengan ML, si pencinta kucing yang cukup terkenal di komunitas Bali Cat Lovers (BCL).

ML kemudian mengajak Ibnu menanamkan modal di toko miliknya yang terletak di jalan Pulau Lingga No 26B Pemogan Denpasar.

Ibnu pun sepakat. Apalagi Ibnu merupakan pelanggan tetap makanan kucing di toko milik ML.

Singkat kata uang pun ditransfer ke rekening ML melalui ATM BCA. Ironisnya, setelah menerima uang, wanita asal Medan, Sumatera Utara, itu kabur dari Bali.

Hal yang sama terjadi juga ketika Ibnu bersama Chandra bersepakat membuka usaha di bidang farmasi. Ibnu sebagai investor dan Chandra sebagai pengelola.

Tapi untuk kedua kalinya, Ibnu kembali ditipu. Sebab setelah menerima uang, Chandra langsung kabur dari Bali.

Berdasarkan foto copy KTP yang ditinggalkan pada Ibnu, Chandra diketahui tinggal di Jl DR Makaliwe II No 288-A Rt001 Rw006 Grogol Pentamburan Jakarta.

Kedua kasus ini telah dilaporkan ke Polresta Denpasar dengan nomor lapran: DUMAS/165/I/2019/BALI/RESTA DPS tanggal 25 Januari 2019 dan STPL/127/I/2019/BALI/RESTA DPS tanggal 28 Januari 2019.

Sayangnya hingga hari ini penanganan kasus tersebut belum juga menemui titik terang. Padahal waktunya telah delapan bulan sejak dilaporkan.

Ibnu berharap polisi dapat segera menangkap pelaku agar uangnya bisa kembali.

“Laporan saya jangan dicuekin pak. Minimal saya dibantu cari pelaku. Karena (alamat) rumah pelaku jelas,”pinta Ibnu.

Menurut Ibnu, Juli (2019 ) lalu, pelaku terlihat berada di Bali. “ Temen saya sempat ketemu dan ngobrol dengan pelaku,” bebernya.

Mendengar itu, Ibnu langsung mendatangi kantor polisi meminta bantuan. Namun pengaduannya tidak digubris.

“Saya langsung polisi, tapi polisi gak bisa bantu cegat (pelaku) di bandara,” katanya.

Kini Ibnu hanya berharap ada polisi baik yang mau membantunya. Ia tak lagi punya uang. Istrinya pun tengah hamil delapan bulan.

“Saya cuma minta  laporan saya diproses. Saya gak minta lebih, minimal saya dibantu pak,” tutupnya. (red/red)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini