sergap.id, GAZA – Perusahaan botol Pepsi di Gaza terpaksa menghentikan operasinya karena adanya pembatasan impor yang ditetapkan oleh Israel. Pembatasan ini diberlakukan sejak konflik 11 hari antara Israel dan Hamas bulan lalu.
Bahkan setelah pemberlakukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, Israel tetap membatasi impor untuk Pepsi Gaza.
“Israel tetap memberlakukan langkah-langkah pengetatan pada impor bahan mentah, termasuk gas karbon dioksida dan sirup yang dibutuhkan pabrik perusahaan pembotolan untuk memproduksi minuman soda Pepsi, 7UP dan Mirinda,” ungkap petinggi Pepsi Gaza, Hamam al-Yazeji.
“Kemarin kami benar-benar kehabisan bahan baku, dan kami harus menutup pabrik, memulangkan 250 pekerja,” ujar Yazeji.
Yezeji mengatakan, sebelum pertempuran Israel vs Hamas pada Mei lalu, Pepsi Gaza diizinkan mengimpor bahan-bahan yang dibutuhkan. Namun tetap dalam pembatasan yang diinginkan Israel.
Pepsi Gaza sendiri telah beroperasi sejak 1961, setelah pabrik itu memperoleh hak untuk memproduksi 7UP dan jenis soda lainnya.
“Bernilai sekitar USD15 juta, produk pabrik didistribusikan secara lokal. Satu cabang terpisah beroperasi di Tepi Barat yang diduduki, senilai sekitar USD30 juta, yang melayani wilayah tersebut serta Yerusalem Timur,” ungkap Yezeji.
Elit perusahaan ini telah membuat rencana untuk merayakan 60 tahun beroperasi pabrik Pepsi sebelum penutupan pada Minggu kemarin.
“Penutupan ini bencana,” ujar Yazeji sambil meneteskan air mata saat dia berjalan melewati pabriknya yang kosong pada hari Senin kemarin.
Pertempuran yang mengakibatkan ditutupnya perupsahaan Pepsi tersebut mengundang kecaman dan simpati dari berbagai pihak, termasuk pemain sepak bola terbaik dunia, Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro atau yang populer dipanggil Cristiano Ronaldo.
CR7 mempunyai cara sendiri menunjukan aksi simpati terhadap situasi di Irael dan Palestina.
Ronaldo menunjukan aksi solidaritasnya dengan tidak menerima tawaran jutaan dolar dari Pepsi.
Dia ditawari kontrak menjadi bintang iklan Pepsi dengan bayaran Selangit. Tetapi pemain asal Portugal itu menolaknya dengan tegas.
Itu karena Ronaldo mengetahui betul kemana keuntungan perusahaan yang didanai kaum Yahudi itu.
“Pendirian saya tetap teguh untuk tidak membangun kerja sama dengan mereka”, ungkap Ronaldo. (yel/yel)