
sergap.id, NATUNA – Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, serta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melepas kepergian tim evakuasi WNI dari Provinsi Hubei, China, Sabtu (01/02/20) siang.
Menlu Retno Marsudi mengatakan ada 245 WNI di Provinsi Hubei ditambah lima anggota Tim Aju (edvance) atau tim persiapan yang akan dipulangkan ke Indonesia.
“Jumlah yang akan naik dari Wuhan adalah 250 orang,” ujar Retno seperti dilansir BBC Indonesia.
Menurut Retno, para WNI yang berada di beberapa titik di Provinsi Hubei sudah mulai bergerak menuju Bandara Wuhan, seperti WNI di Kota Enshi (542 km dari Bandara Wuhan), Jingzhou (222 km dari Bandara Wuhan), Huang Shi (100 km), Xianning (98 km), dan Wuhan itu sendiri.
Rio Winandi, warga Pulau Ranai, Natuna, mengaku ngeri dengan penempatan 250 WNI di Pulau Ranai.
Dia mengatakan banyak warga Ranai yang melakukan unjuk rasa, sejak pagi hingga siang, 1 Februari.
“Nurani kasihan juga, mereka (WNI dari Hubei) juga belum tahu terinfeksi atau tidak,” kata Rio kepada BBC Indonesia.
“Tapi kenapa harus Natuna? Kenapa kasus sebesar ini justru ditaruh di tempat dengan fasilitas kesehatan yang minim. Padahal alat kesehatan sendiri di sini sulit, harus dirujuk ke Batam, ke Jakarta. Listrik saja sering mati. Bagaimana kalau ada apa-apa?” kata dia.
Rio berencana untuk tidak keluar rumah setelah WNI dari Wuhan datang ke Ranai. Dia juga berencana untuk meliburkan putrinya yang bersekolah di dekat Landasan udara.
“Pemerintah menyiapkan fasilitas untuk 250 orang. Tapi bagaimana jika masyarakat tertular, apakah sudah siap dengan efeknya?” ucap dia.
“Agak ngeri juga sebenarnya, tapi mau gimana lagi”
Menkes Terawan menegaskan bahwa ke 250 WNI itu adalah orang sehat.
“Nanti akan kita lakukan namanya adalah transit observasi sesuai protokol WHO dan tentu saja itu membutuhkan kedisiplinan. Protokol transit observasi mengobservasi orang yang sehat, bukan orang yang sakit,” tegasnya.
Panglima TNI menyatakan pemerintah memilih Natuna sebagai lokasi transit observasi “sementara sampai dengan dinyatakan bebas bisa bertemu dengan keluarga.”
“Kita memiliki tempat isolasi yang jauh dari penduduk. Dan yang terbaik dan terpilih adalah wilayah Natuna,” kata dia.
Dia memaparkan bahwa Natuna adalah pangkalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola oleh tiga angkatan.
Natuna, tambahnya, juga memiliki landasan pacu yang berdekatan dengan wilayah yang nanti digunakan untuk isolasi.
“Sehingga nanti saudara-saudara kita yang datang langsung turun dari pesawat tempat penampungan mereka dan mampu menampung sampai dengan 300. Sedangkan jarak dari hangar itu sendiri sampai ke tempat penduduk kurang lebih mungkin antara lima sampai enam kilo. Sehingga dari hasil itu memenuhi syarat untuk protokol kesehatan,” paparnya.
Pemerintah Indonesia diketahui menyewa pesawat Batik Air milik Lion air Group untuk mengevakuasi seluruh WNI dari Provinsi Hubei, China, termasuk Kota Wuhan, yang menjadi pusat penyebaran virus corona.
Pemulangan 200-an WNI tersebut dibenarkan oleh Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro.
Kepada BBC News Indonesia, Danang menjelaskan bahwa pesawat “misi kemanusiaan” tersebut bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pada Sabtu (01/02/20) siang WIB.
“Berangkat jam 12.00 WIB,” kata Danang kepada wartawan BBC News Indonesia, Jerome Wirawan, Sabtu (01/02) pagi.
Ketika ditanya apakah pesawat tersebut akan kembali ke Indonesia pada hari yang sama, Danang mengaku belum bisa berkomentar.
Pemerintah China dilapokan siap memfasilitasi evakuasi semua WNI di provinsi Hubei.
“Sesuai arahan Presiden, kita akan evakuasi secepatnya para WNI dari kota-kota yang dikarantina di propinsi Hubei,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/01).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan semua warga negara Indonesia di Hubei, China, yang menjadi pusat penyebaran virus corona, segera dievakuasi.
Presiden memerintahkan hal itu setelah bertemu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan sejumlah menteri dan pejabat terkait, di bandar udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (30/01) sore.
Otoritas Indonesia telah menyiapkan dua skenario evakuasi, pertama: mengevakuasi WNI dari Hubei, lalu menjemputnya di luar Hubei dengan catatan warga telah melalui masa karantina kota, serta kedua: jika diizinkan, pesawat dari Indonesia langsung mendarat di Wuhan lalu membawa mereka keluar.
Kementerian Kesehatan menyebutkan pelaksanaan evakuasi akan bergantung pada perkembangan situasi dan kondisi di lapangan.
Saat ini kota-kota yang dikarantina diawasi secara ketat oleh otoritas setempat dan pergerakan warga, terutama yang ingin meninggalkan kota Wuhan atau provinsi Hubei, bergantung pada izin dari pihak berwenang.
TNI Angkatan Udara menyiagakan tiga pesawat untuk membantu mengevakuasi WNI dari Wuhan. Salah satunya adalah pesawat C130 Hercules. (jen/bbc indonesia)