Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat cuci tangan usai peletakan batu pertama pembangunan galangan kapal di Desa Pitay, Sulamu, Kupang, Senin (13/1/20).

PT Industri Kapal Nusantara (IKN) membangun galangan kapal perdana di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Desa Pitay, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang; guna mendukung industri pelayaran di provinsi kepulauan ini.

Penyerapan tenaga kerja diproyeksikan sebanyak 4.000-5.000 orang.

Gubernur  NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) pun berharap agar investor yang telah datang ke daerah ini dijaga dan tidak boleh diperas. Karena Pemerintah Provinsi NTT sekarang ini serius bekerja dan tidak sedang berpura-pura kerja.

Senin siang, 13 Januari 2020. Tepat pukul 11.15 Wita, Gubernur VBL bersama rombongan dengan menggunakan spead boat, tiba di arena ground breaking galangan kapal di Desa Pitay, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang.

Di tengah terik matahari yang cukup menyengat sekujur tubuh, Gubernur VBL diterima Direktur Utama PT Industri Kapal Nusantara, Askan Naim, dan Direktur PT IKN, Drs. Aloysius Dengi Dando, MM serta sejumlah pejabat, dalam iringan tarian Taebenu dan Foti dari Kabupaten Rote Ndao, lalu Gubernur VBL dan tamu terhormat lainnya dikalungi selendang kehormatan.

Hadir saat itu, ikut dalam rombongan Gubernur VBL, Danrem 161/Wirasakti Kupang, Wakapolda NTT Brigjen Johny Asadoma, Kajati NTT, Danlanud, Kabinda NTT, sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemerintah Provinsi NTT, Dirut Bank NTT, Izhak Eduard Rihi, Bupati Kupang, Drs. Korinus Masneno dan sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Kupang, sejumlah tokoh agama dan para kepala desa se Kecamatan Sulamu serta sejumlah mahasiswa/I yang sedang melaksanakan KKN di Kecamatan Sulamu.

Seremoni groundbreaking pun dimulai dengan doa, disusul arahan Gubernur VBL. Bahkan dengan nada suara yang lantang dan menggelegar Gubernur VBL mengatakan, “Kami datang hari ini untuk groundbreaking (peletakkan batu pertama) pembangunan galangan kapal di Desa Pitay, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang. Pemerintah tidak berpura-pura kerja tapi kami sungguh-sungguh bekerja.

Gubernur menegaskan, Pulau Timor khususnya Kabupaten Kupang sangat potensial. Karena itu, “Saya mau Bupati, Wakil Bupati, kalangan DPRD bergerak keluar dari kebiasaan lama yang ada. Doa bagi para pemimpin tidak lagi minta kesehatan atau kesejahteraan dan keselamatan diri, tetapi Tuhan kalau Engkau cabut nyawa saya hari ini, maka alihkan kesejahteraan dan kemakmuran untuk rakyat saya. Nah, itu baru doa untuk pemimpin,” tegas Gubernur, disambut gemuruh sorak dan tepuk tangan para hadirin.

Menurut Gubernur VBL, doa bagi seorang pemimpin jangan hanya fokus pada kesehatan maupun keselamatan dirinya, juga jangan hanya berdoa meminta dan mencari posisi aman diri sendiri.

“Kalau dulu kita berdoa, Tuhan tolong berikan kami kesehatan, berikan kami keselamatan. Sekarang doa berubah. Tuhan kalau boleh saya mati, tapi ini negeri harus sejahtera,” tandas Gubernur VBL.

Yang menarik, Gubernur VBL juga  mengingatkan bupati, walikota, camat, lurah, kepala desa, serta para penegak hukum untuk tidak melakukan pemerasan terhadap investor yang datang ke NTT.

“Orang datang bawa uang, jaga baik-baik, supaya mereka jangan lari. Bapa Desa, Camat, Bupati, Kapolsek, Kapolres, Gubernur, Kapolda, Danrem, Kejati, semuanya jaga ini,” pesan Gubernur VBL, apa adanya.

Antar Ijin ke Pengusaha

Menurut Gubernur VBL, pemerintah dan masyarakat NTT harus memastikan investor bekerja dengan aman dan nyaman di NTT. “Jangan peras mereka, nanti mati dia (investor),” tegasnya, dan meminta Bupati Kupang mereport perkembangan pekerjaan galangan kapal ini setiap bulan. “Pak Bupati nanti report ke saya setiap bulan agar saya dapat mengetahui progres pembangunan ini. Jangan sampai hari ini kita groundbreaking, lalu kita hilang. Saya tidak mau seperti itu,” imbuh Gubernur VBL.

Gubernur juga berterima kasih kepada PT Industri Kapal Nusantara yang mulai membangun galangan kapal di Desa Pitay. “Kita sangat bersyukur perusahaan ini masuk. Saya berterima kasih perusahaan ini memilih NTT untuk berinvestasi,” ucapnya.

Gubernur VBL berharap, semua Bupati dan Walikota di NTT bergerak cepat menangkap peluang investasi dan melayani dengan baik semua kebutuhan investor, terutama soal ijin usaha dan lain sebagainya. “Kalau orang investasi di NTT, Gubernur, Bupati, harus cepat. Saya di provinsi, kalau ijinnya datang, saya perintahkan diantar ke pengusaha. Tidak boleh pengusaha datang ambil ijin di kantor,” katanya.

“Kita harus balik. Ijin diantar ke pengusaha. Kalau saya dapat dengar pengusaha datang ambil ijin di kantor, berarti dia (pejabat) sudah harus berhenti. Pelayanan publik itu harus bikin orang semangat. Sehingga perusahaan-perusahaan yang ingin berinvestasi di NTT bersemangat,” tegas mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI ini.

Lapor Kalau Pekerja Malas

Di bagian lain, Gubernur VBL meminta Direksi PT Industri Kapal Nusantara agar komit merekrut tenaga kerja lokal untuk dipekerjakan di galangan kapal di Desa Pitay. “Tenaga kerja wajib disiapkan dari sini. Jika ada yang pemalas, bapak lapor saya. Mereka datang kerja malas-malas, bapak lapor saya. Saya kebas (pukul) mereka. Saya tidak ada urusan. Itu penting anak-anak muda dengar,” tegas VBL disambut gelak tawa sejumlah anak muda Desa Pitay dan undangan yang hadir.

Pesan Gubernur VBL tersebut sangat serius agar mendorong anak muda NTT untuk bekerja sungguh-sungguh, bekerja disiplin dan bekerja profesional di bidang masing-masing demi menggapai kehidupan ekonomi yang mapan dan mandiri. Apalagi, kehadiran galangan kapal milik PT Industri Kapal Nusantara di Desa Pitay telah membuka peluang lapangan kerja bagi anak muda, khususnya muda-mudi di Kecamatan Sulamu.

“Butuh empat ribu. Okelah! Kamu bawa seribu lima ratus dari luar, sisanya kami punya (2500 tenaga kerja lokal),” ujar VBL yang langsung disanggupi oleh Direktur Utama PT Industri Kapal Nusantara, Askan Naim.

Gubernur VBL pun meminta masyarakat setempat peka terhadap rantai usaha galangan kapal. Sebab, jika sudah mulai beroperasi, maka tenaga kerja di perusahaan itu butuh tempat tinggal dan makanan.

“Harus ada restoran yang tiap hari layani 2500 tenaga kerja. Siapa yang bikin ini restoran? Restoran nanti jual daging, ikan, beras, jagung, cabe, untuk kasih makan 2500 orang. Berapa banyak uang yang beredar disitu? Ingat baik-baik! Saya minta, (perusahaan) tidak boleh menyiapkan restoran. Tidak boleh! Retoran itu disiapkan oleh BumDes (Badan Usaha Milik Desa). Kepala Desa siapkan anggaran dari dana desa. Buatkan satu restoran untuk melayani 2500 orang itu,” pinta Gubernur VBL.

Gubernur VBL juga berharap masyarakat mulai melatih diri untuk menjadi penyuplai kebutuhan PT Industri Kapal Nusantara.

“Jadi, desa-desa yang ada, harus ada yang tanam sayur. Bermacam-macam sayur mayur. Dan, restoran pun jangan masak yang itu-itu saja. Hari ini sayur kangkung, besok sayur kangkung, sayur kangkung terus-terus. Ini bisa jadi masalah. Lu tidak bisa masak lain kah? Hari ini kangkung, besok macam-macam, ya toge goreng, ikan rebus, ikan kuah asam, dan lain sebagainya,” saran Gubernur VBL, sedikit berguyon.

Menurut Gubernur VBL, investasi yang dilakukan PT Industri Kapal Nusantara membawa peningkatan multi ekonomi bagi masyarakat di Kecamatan Sulamu dan sekitarnya.

“Ketika 1500 orang tenaga kerja datang dari luar, siapa yang punya rumah kos? Untuk sementara, kalau tidak ada rumah kos, saya minta masyarakat disini tolong bikin baik rumahnya, satu kamar untuk mereka tinggal di situ,” kata Gubernur VBL dan mengingatkan jajaran PT Industri Kapal Nusantara dan masyarakat setempat untuk tertib sampah. “Jangan industri maju, sampahnya tumpuk di sana-sini. Lingkungannya jangan rusak. Diatur dan ditata yang baik ya,” pesan Gubernur.

Tampung 5000 Tenaga Kerja

Direktur Utama PT Industri Kapal Nusantara, Askan Naim, menjelaskan, perusahaannya akan menampung tenaga kerja sebanyak 4000 hingga 5000 orang.

“Kami memiliki galangan kapal yang sudah eksis di Serang, Banten. Tapi karena kami melihat NTT memiliki potensi, maka kami kesini. Kami membutuhkan tenaga kerja sekitar 4000 sampai 5000 orang,” kata Naim kepada Gubernur VBL.

Menurut Naim, pihaknya telah mengirim 9 pemuda Sulamu untuk belajar dan melatih diri di Balai Latihan Kerja (BLK) di Pulau Jawa.

“Target kami, 6 bulan ke depan, kami sudah beroperasi, dan mereka sudah bisa mulai kerja. Sekarang ini kami mulai bangun infrastruktur dasar, yaitu kantor utama, gudang utama, bengkel utama, dan lain-lainnya. Termasuk alat penarik kapal dari laut ke darat. Juli-Agustus tahun ini, kita sudah mulai beroperasi,” terang Naim.

Galangan Kapal (memperbaiki kapal rusak dan pembuatan kapal baru) milik PT Industri Kapal Nusantara ini berdiri di atas lahan 25 hektar yang dibeli dari masyarakat Pitay.

Selain membangun galangan kapal, lanjut Naim, pihaknya juga akan membangun industri ikan. Karena itu, ia mengajak masyarakat NTT untuk mulai melatih diri bekerja di laut.

“Alangkah baiknya kita dapat dari laut. Luar biasa potensi kita ini. Satu miliiar dolar lebih setiap tahun kita abaikan begitu saja. Ikan kita, kita larang orang tangkap. Tapi ketika dia besar, dia nyeberang ke seberang, negara lain yang menangkap, kita menonton saja”.

Karena itu, sebut Naim, industri harus dikembangkan, sehingga masyarakat dapat menjadi nelayan-nelayan profesional yang memiliki hasil tangkapan yang besar.

Sementara itu, Direktur PT Industri Kapal Nusantara, Alo Dando  menyampaikan terima kasih kepada Gubernur VBL yang telah berkenan melakukan groundbreaking pembangunan galangan kapal di Desa Pitay Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang.

Ia mengatakan, seluruh tahapan kerja akan dimulai pada bulan April 2020 dan galangan kapal ini akan beroperasi pada bulan Agustus.

“Mudah-mudahan tidak ada hambatan. Apa yang diharapkan Bapak Gubernur dalam arahannya, akan kami pedomani agar pembangunan galangan kapal ini bisa berdampak bagi tenaga pengangguran dan peningkatan ekonomi masyarakat dalam spirit NTT Bangkit, NTT Sejahtera,” kata mantan Kepala BNN Provinsi NTT. (Advertorial/Kerjasama Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini