Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang memimpin ibadat Jumat Agung di Gereja Santu Petrus TDM Kupang, Jumat 10 April 2020.

SAAT menulis artikel yang sederhana ini, saya masih stay di kantor. Nyaris tak pernah mengenal libur. Meski ada surat edaran Gubernur NTT yang dikenal dengan istilah Work from Home atau bekerja dari rumah. Bahkan suasana bathin dan “mata iman” saya nyaris tidak pernah merasakan lagi ritual keagamaan yang selalu dijalani setiap hari apalagi di hari raya seperti Paskah tahun ini. Tak apalah; saya selalu berpikir dan berperasaan positif saja.

Umat Kristiani sejagat, hari ini Jumat 10 April 2020 mengenang dan memperingati kisah sengsara dan wafat Tuhan Yesus; Sang Juru Selamat umat manusia. Karena itu,  di dalam berbagai literatur rohani (teristimewa umat Kristiani) ada tertulis, paling tidak tujuh kalimat wasiat dari atas salib Yesus sebelum menghembuskan nafas-Nya yang terakhir. Pertama, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk.23:34);

Kedua, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Luk. 23:42-43);

Ketiga, “Ibu, inilah anakmu ! Inilah ibumu ! (Yoh. 19:26-27);

Keempat, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat 27:45-46); Kelima, “Aku haus !” (Yoh.19:28);

Keenam, “Sudah selesai.” (Yoh 19:30);

dan Ketujuh “Ya Bapa ke dalam tangan-Mu ku serahkan nyawa-Ku.” (Luk 23;46).

Usai membaca dan merenungkan sejenak 7 kalimat wasiat Yesus tersebut; lalu muncul pertanyaan yang sedikit menggelitik; mengapa orang Kristiani percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat manusia atas dosa dan maut ?

Pertama, Allah mengasihi kita (manusia) sehingga IA rindu untuk memiliki hubungan yang erat kembali dengan manusia, tetapi dosa menjadi penghalang.

Kedua, Allah menyediakan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus, dengan mengutus DIA untuk menjadi korban penebusan dosa.

Ketiga, saudara harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat saudara secara pribadi, sehingga saudara dapat diperdamaikan dengan Allah.

Karena itu, maka salib Yesus adalah silang pertemuan klaim massa (umat Yahudi, kaum farisi dan para ahli Taurat) yang mengatasnamakan agama dan ketaatan Yesus kepada kehendak Bapa. Dan semuanya telah selesai. Dibayar lunas atau cash dengan darah Anak Domba.

  • Undangan Keselamatan

Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang dalam kotbah Ibadat Jumat Agung, 10 April 2020 di gereja St. Petrus TDM Kupang dalam nada keprihatinan mengatakan, tahun ini gereja-gereja di seluruh dunia termasuk di Keuskupan Agung Kupang ditutup. Untung saja kita punya sarana melalui live streaming. Jumat Agung kata Bapa Uskup, mengenang peristiwa kehidupan hingga kematian Kristus. Ini peristiwa yang menandakan suatu undangan berkelanjutan Allah untuk memulihkan hubungan manusia; termasuk di tengah wabah corona virus; kita berada di dalam lingkungan tertebus.

„Karena itu, melalui peristiwa Jumat Agung ini kita mengenang pengungkapan Kasih Yesus yang tak terbatas di dalam menapaki panggilan hidup kita ke masa depan yang menyelamatkan,“ tandas Uskup Turang.

  • Bijak Pilih Informasi

Lalu apa makna peristiwa rohani atau iman ini dengan eksistensi para pemimpin kita ?

Pertama, untuk para pemimpin (baik pemimpin pemerintahan maupun pemimpin agama). Mari ikuti dan teladani ‘pesan keramat” yang disampaikan Yesus bahwa menjadi pemimpin sebenarnya mengemban misi pelayanan. Menjadi pemimpin bukan untuk disembah, dihormati apalagi dipuja-puji oleh orang-orang yang dipimpinnya. Tetapi menjadi pemimpin harus berani mengambil peran untuk melayani. Adakah pemimpin yang bersedia untuk melayani orang-orang yang dipimpinnya ?

Kedua, untuk rakyat atau masyarakat. Jadikanlah momentum pandemik virus corana dan perayaan Paskah tahun 2020 ini sebagai ajang untuk memulihkan, membersihkan dan menyucikan diri kita mulai dari mencuci tangan, mengenakan masker jika berada di area publik dan senantiasa bijak dalam memilih dan memilah setiap informasi yang tersebar di berbagai media apalagi di sosmed (sosial media). Percayakan informasi dan berita yang benar (termasuk corona virus diseasae 2019 atau covid-19) kepada otoritas pemerintah. Dibutuhkan kecerdasan kita semua dalam membaca dan mengikuti setiap perkembangan atau dinamika yang terjadi di tengah dunia dan masyarakat. Waspada diperlukan tetapi jangan panik berlebihan.

Penulis : Valeri Guru, Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT.

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini