sergap. Id, KUPANG – Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) Tingkat Provinsi NTT yang digelar tanggal 24-27 Mei 2018 hanya diikuti oleh 17 Kabupaten dan Kota Kupang dengan total peserta sebanyak 1.300 orang.
Sementara empat kabupaten lainnya, yakni Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS), Sumba Timur, dan Manggarai Timur tak bisa ikut karena ketiadaan biaya.
Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik (LP3K) NTT, Frans Salem, menjelaskan, biaya yang telah disiapkan untuk menyukseskan Pesparani pertama di NTT ini adalah Rp 4 miliar ditambah dengan sumbangan sponsor dan Bank NTT.
Salem yang didampingi Kepala Kanwil Kemenag NTT Sarman Marselinus, Kadis Kebudayaan NTT Sinun Petrus Manuk, Vikjen Keuskupan Agung Kupang RD Geradus Duka Pr, Ketua MUI NTT Abdulkadir Makarim, dan Kapolres Kupang Kota AKBP Anton Ch Nugroho, mengatakan, motto Pesparani kali ini adalah Mewujudkan Persaudaraan Sejati.
“Mengapa kita buat di bulan Mei? Ini kita sesuaikan dengan gawe (Pesparani) Nasional yang dibuat di bulan Oktober di Ambon. Sebab kedua bulan ini (Oktober dan Mei) adalah bulan Maria atau oleh Gereja Katolik secara khusus memberi penghormatan untuk Bunda Maria,” ujar Salem kepada wartawan dalam acara Jumpa Pers (JP) di Resto Subasuka, Kupang, Selasa (22/5/18).
Menurut Salem, Pesparani ini juga untuk menyeleksi tim Paduan Suara yang akan mewakili NTT di Pesparani Ambon.
“Semoga Pesparani ini akan lebih mempererat kerukunan umat beragama di NTT. Sebab yang ikut Pesparani ini adalah lintas agama,” bebernya.
Sementara itu, Sinun Petrus Manuk, menjelaskan, kegiatan Pesparani NTT akan dipusatkan di Gedung Olahraga (GOR) Oepoi Kupang, Gereja St Maria Assumpta Kupang, dan Aula Utama El Tari Kupang.
Acara pembukaan Pesparani akan diawali dengan devile kebangsaan dari Gedung Sasando menuju GOR Oepoi pada pukul 14.00 Wita.
“Ada misa pembukaan oleh Yang Mulia Uskup Agung Kupang bersama para Imam Katolik pada pukul 16.00 yang dihadiri 5000 umat dan seluruh peserta dengan koor gabungan umat dan OMK sebanyak 1000 orang,” paparnya.
“Nanti juga ada pembukaan secara kenegaraan pada pukul 18.00 oleh Gubernur NTT yang dihadiri oleh Dirjen Bimas Katolik mewakili Menteri Agama RI dan Staff Khusus Menteri mewakili Menteri ESDM RI. Lalu misa penutupan dipimpin oleh Yang Mulia Uskup Denpasar pada pukul 16.00 tanggal 27 Mei 2018 dan dihadiri para Imam di Kota Kupang. Kembali ditutup secara kenegaraan oleh Gubernur NTT, pengumuman kejuaraan, pengukuhan Duta NTT untuk Pesparani Nasional di Ambon dengan Motto Nusa Terindah Toleransi Menuju Ambon,” kata Sinun sambil berharap agar warga Kota Kupang menghadiri Pesparani untuk memberikan dukungan.
RD Geradus Duka, mengatakan, Gereja Katolik pernah melakukan Konsili Vatikan II. Konsili itu memungkinkan semua orang untuk berada di Pesparani. Gereja melihat partisipasi dalam lagu-lagu bukan saja milik kaum tertahbis tetapi milik semua umat beriman. Dalam lagu-lagu itu ada nilai inkulturasi atau unsur budaya. Kegiatan ini memiliki dasar Theologis dan Pastoral.
“Ada pelibatan umat dan sosial. Untuk mengembangkan dan menumbuhkan iman umat. Pesparani juga merupakan instrumen sosial. Gereja sebagai garam dan terang dunia. Gereja sangat menghargai khasanah yang tumbuh dari setiap karakteristik kebangsaan. Saya mengapresiasi partisipasi iman umat Katolik dan umat agama lain yang mengikuti Pesparani ini,” ucap Duka.
Sementara itu, Abdulkadir Makarim, berjanji akan mengirimkan Banser dan Pemuda Masjid untuk turut serta dalam pengamanan Perparani bersama Polda NTT dan Polres Kupang Kota.
“Dengan adanya Pesparani ini sudah lengkap untuk memuji Tuhan, kalau semua agama memuji Tuhan, maka setan akan lari terbirit-birit,” tandas Makarim.
Soal keamanan, kata Nugroho, pihaknya akan dibackup oleh Polda NTT.
“Kami hadir untuk menjamin keamanan masyarakat. Setiap kegiatan yang positif adalah berkah. Semua peserta yang datang ke Kupang dan selama kegiatan nginap di tempatnya masing-masing akan kami jaga dan kami pastikan mereka akan merasakan sukacita dan pulang dari Kupang juga dalam keadaan sukacita,” katanya. (fwl/fwl)