
sergap.id, WOW – Anda pernah menyaksikan sosok kuda berperawakan tinggi besar atau lebih besar dari kuda-kuda yang ada disekitar anda? Penasaran? Datang saja ke Sumba saat perayaan Festival 1001 Kuda Sandelwood.
Rencananya, festival ini akan dilaksanakan pada 24 – 31 Mei 2017. Tapi karena masalah teknis, dan pelaksanaannya bertepatan dengan bulan Ramadan, maka festival ini baru akan digelar tanggal 3 – 10 Juli 2017.
“Mohon maaf, Festival 1001 Kuda Sandelwood diundur. Saya sudah berdiskusi dengan Bapak Gubernur terkait pergeseran jadwal ini. Beliau juga memutuskan untuk diundur, namun parade kuda tetap dilakukan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu.
Menurut Marius, pengunduran jadwal dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Alasan utamanya, adalah agar pelaksanaan festival tidak bentrok dengan ibadah puasa Ramadan.
“Saya kira ini realistis untuk diundur karena kita juga pertimbangkan solidaritas dengan sesama saudara kita umat Islam. Pada 24 – 31 Mei sudah memasuki bulan puasa. Jadi kami putuskan diundur,” katanya.
Parade kuda Sandelwood di Pulau Sumba yang dikenal sebagai daerah lumbung ternak itu tetap dilakukan sesuai jadwal 3 – 4 Juli 2017 di Waingapu Sumba Timur. Setelah itu,dilanjutkan 5 – 6 Juli 2017 di Anakalang Sumba Tengah.
Kemudian disambung secara maraton pada 7-8 Juli 2017 di Waikabubak Sumba Barat. Lalu 9-10 Juli 2017 di Tambolaka Sumba Barat Daya.
“Nanti kita padukan kegiatan parade ribuan kuda Sandelwood itu dengan festival tenun ikat yang melibatkan 2.017 penenun di Pulau Sumba,” katanya.

Lebih lanjut, kata Marius, pihaknya segera menyurati Kementerian Pariwisata (Kemenpar) karena sebelumnya pihak Kemenpar telah membantu mempromosikan Festival 1001 Kuda Sandelwood pada 24-31 Mei 2017.
Menpar Arief Yahya memang selalu mengingatkan kepada para Kadispar di Tanah Air agar Calender of Events itu jangan sampai batal, mundur, atau maju dari yang sudah dijadwalkan. Sebab, travellers selalu melakukan searching, booking, dan payment di waktu yang berbeda.
Kalau tiba-tiba jadwalnya berubah, mereka tidak bisa pindah rute wisata semudah itu. Hal inilah yang dapat mengecewakan customers.
Marius mengatakan, perubahan ini sudah dilaporkan ke Kementerian Pariwisata. “Kami minta maaf atas pengunduran ini,” tambahnya. (adv)