Tidak ada sesuatu yang tidak bisa diubah dalam hidup, selama ada upaya untuk merasakan kehidupan normal.
Tidak ada sesuatu yang tidak bisa diubah dalam hidup, selama ada upaya untuk merasakan kehidupan normal.

sergap.id, WOW – Kebringasan wabah corona ternyata mampu menghentikan hingar bingar dunia malam. Para penikmatnya tiba-tiba hilang rupa. Tak terkecuali para wanita yang biasa menemani kaum pria hidung belang saat pesta pora minuman keras di tempat hiburan malam. Kemana mereka?

Sebagian besar yang datang dari luar kota, telah pulang ke kampung halaman mereka, ketika transportasi udara belum di tutup. Sementara yang terjebak aturan Covid-19, masih melanglang buana di sini.

Beberapa dari mereka indekos di sejumlah tempat. Mereka terus menanti kapan new normal mulai diberlakukan oleh pemerintah.

“Iya kak, udah gak punya duit nih,” ujar Winda, wanita cantik dengan body aduhai, saat ngopi bareng SERGAP di sebuah kos di bilangan Oesapa, Kota Kupang, Sabtu (30/5/20) malam.

Wanita berusia 24 tahun asal Manado, Provinsi Sulawesi Utara ini, mengaku, ia sudah rindu dengan kehidupan tempat hiburan.

“Udah kebelet ni kak. Kan bisa minum gratis, dapat uang tip pula,” ucapnya, sambil senyum lebar menebar pesona.

Di kos, Winda tidak sendiri. Ia tinggal bersama dua temannya yang punya profesi sama. Satunya dari Makasar, satunya lagi dari Bandung.

Untuk makan sehari-hari, mereka mengandalkan tabungan dan kiriman dari pria-pria yang selama ini menjadikan mereka sebagai pacar gelap. Namun terkadang, jika ada ‘panggilan liar’, Winda dan dua temannya langsung meluncur memberi kepuasan.

“Sering di hotel kak. Satu dua aja yang ngajak ke rumahnya atau rumah temannya. Yah.. uangnya paling untuk makan. Kan gak setiap hari ada tamu,” beber Winda.

Namun Alin, teman Winda, mengaku, ia sudah tak tahan hidup di Kupang. Ia ingin pulang ke kampung halamannya di Bandung.

“Saya pingin pulang kak, tapi belum bisa, karena pandemi Covid ini,” katanya.

Jika Alin ingin pulang, Winda justru enggan. Sebab kata dia, Kota Kupang sudah seperti kampung halamannya.

“Dulu saya pernah pulang, tapi gak lama saya balik lagi kesini,” ucapnya.

Kehidupan Winda cs tak beda jauh dengan perempuan lokal yang menawarkan jasa badani. Misalnya Ety, jebolan SMAK yang sudah 1 tahun menjadi PSK sembunyi-sembunyi.

Siang ia terlihat seperti gadis lugu, tapi malam ia akan sangat aktif mencari uang. Jejaknya pun mudah ditemukan. Ia memiliki akun wicat, facebook, dan instagram.

“Enaknya yang pegawai atau yang punya gaji. Nah macam saya ini mau harap uang dari siapa? Mana bayar kos, mana untuk makan minum? Saya sudah berusaha cari kerja, tapi pekerjaan yang saya dapat tidak sesuai dengan jiwa kerja saya. Akhirnya saya begini..,” kata Ety saat SERGAP memergokinya usai menemani tamunya di sebuah hotel di kawasan Oebobo, Kota Kupang, Sabtu (30/5/20) malam.

Ety mengaku, ia tak sendiri. Ia memiliki sejumlah teman yang kerjanya hanya pada malam hari saja.

“Kalau siang kita lebih banyak tidur,” katanya.

Saat melakoni profesinya, Ety mengaku, ia selalu waspada terhadap aparat keamanan. Apalagi pihak keamanan telah memberi peringatan keras agar setiap warga harus menjaga jarak untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Kalau tertangkap bahaya, hehehe. Malu kak! Seperti teman saya yang baru-baru ini ketangkap, akhirnya keluarganya semua tahu kalau dia kerja kayak saya juga,” pungkasnya.

Mulai saat ini, bersegaralah untuk berubah dan meninggalkan perbuatan itu. Karena umur dan kematian tidak ada yang bisa menjamin, akankah masih hidup esok hari? Sebelum semuanya berakhir dengan penyesalan, maka bersegeralah untuk meninggalkan pekerjaan itu. (dom/dom)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini