sergap.id, LEWOLEBA – Sanggar Seni Nuba Gere bakal menggelar festival tenun ikat di Galeri Dekranasda dan Auditorium Perpustakaan Kabupaten Lembata pada tanggal 11 – 12 Desember 2025.

Ketua Sanggar Seni Nuba Gere, Didimus Ratu atau yang lebih dikenal dengan nama Didi Lejab, menjelaskan, ada empat tujuan utama festival tersebut, yakni:

  1. Menyediakan media bagi komunitas tenun dari wilayah-wilayah sebaran di Lembata untuk mempresentasekan produk budaya tenun yang khas;
  2. Melestarikan budaya tenun tradisional serta memperkenalkan kepada publik lebih luas eksistesi tenun Lembata;
  3. Media belajar bagi generasi muda dalam kerangka pelestarian, perlindungan serta pemanfaatan dan penyelenggaraan produk budaya Tenun;
  4. Ruang belajar bersama antar penenun sekaligus “transfer knowledge”.

Menurut Didi, menenun bagi orang Lembata adalah pekerjaan kaum wanita yang diwariskan turun temurun. Pekerjaan ini dianggap sebagai pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu luang selepas musim panen. Akan tetapi ada sisi lain dibalik fakta tersebut, yakni menenun menyita banyak waktu sampai berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Itu karena pengerjaannya dimulai dengan seremoni penyembelihan ayam, sirih pinang dan berpuasa bagi si penenun.

Tenunan pun terselip pesan spiritual yang kaitan dengan pandangan hidup dan kepercayaan masyarakat. Pesan ini terlihat jelas dalam motif yang menggambarkan kehidupan, keseharian, dan adat istiadat.

“Karena itu kita ingin melestarikan budaya ini, sekaligus menjadikan kegiatan ini sebagai media belajar bagi generasi muda”, tegas Didi kepada SERGAP di Kupang, Selasa (21/10/25).

Didi menambahkan, di Lembata ada banyak motif tenunan, diantaranya motif Ileape, Atadei, Lamalera, Tapobali, Lewopenutung dan sekitarnya, Leuwayan, Kedang, dan  Leragere.

“Untuk kelancaran festival ini, kita bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lembata dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT”, pungkasnya. (al/al)

Komentar Sesuai Topik Di Atas