sergap.id, LARANTUKA – Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, pr, mengatakan, perayaan Semana Santa tahun ini ditiadakan. Keputusan ini merupakan sikap bersama Uskup, keluarga Kerajaan Larantuka, Confraria Rainha Rosario, para pastor dari 5 paroki kota, Ketua Dewan Pastoral Paroki, dan Pemerintah Kabupaten Flores Timur yang diwakili Dinas Kesehatan.
Umat disarankan merayakan Paskah di rumah saja. Ini dilakukan untuk menghindari bahaya penyebaran virus corona yang makin ganas.
“Tahun ini perayaan Semana Santa dengan devosi-devosi khusus yang biasa terjadi di Larantuka, Wureh, Konga dan banyak tempat lain kita tiadakan. Perayaan Minggu Palem dengan arak-arakan daun palma, tradisi khusus di Kapela Tuan Ma dan Tuan Ana, di Kapela Tuan Menino, dan di Wureh, Konga, dan lain-lain kita batalkan,” kata Uskup Kung dalam surat keputusannya yang dikeluarkan Minggu (22/3/20).
Selain meniadakan perayaan Paskah di kapela – kapela, Uskup Kung juga meniadakan prosesi laut menghantar Tuan Menino, upacara cium salib Yesus di gereja pada Jumat Agung dan Prosesi Jumat Agung keliling kota.
Sementara misa perayaan pekan suci yang dimulai dari Hari Minggu Palem, dan Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Paskah dan Minggu Paskah) tetap dirayakan di Gereja Katedral dan gereja-gereja paroki tanpa kehadiran umat.
Uskup Kung menghimbau semua umat tetap tinggal di rumah masing-masing dan melakukan ibadah keluarga dengan doa rosario, membaca dan merenungkan Kitab Suci, sekaligus berdoa memohon agar virus corona cepat punah.
Uskup Kung mengajak umat untuk tetap tenang, tidak panik, dan tetap berdoa memohon kepada Tuhan Yang Maharahim dan Berbelaskasih, melalui Bunda Maria dan para kudus serta malaikat agung, agar Covid-19 segera berakhir dan Tuhan memberikan kesembuhan kepada mereka yang sedang sakit, serta keselamatan kekal bagi mereka yang telah meninggal karena virus corona.
Umat pun diajak tetap waspada menjaga kesehatan dengan mengikuti petunjuk yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah.
“Kami menyadari bahwa keputusan ini menimbulkan gejolak bathin. Kami sendiri pun mempunyai perjuangan bathin yang cukup berat dalam mengambil keputusan ini. Namun demi iman dan nilai keselamatan orang banyak, dan demi kecintaan kepada Tuan Ma dan Renha Larantuka, kecintaan kepada tanah air tercinta Indonesia, kami harus mengambil keputusan ini,” tegas Uskup kung.
Uskup mengajak seluruh umat ikut serta dalam misteri salib Tuhan, turut berbela rasa dengan penderitaan dunia.
“Saya mengajak agar kita rela mengorbankan kepentingan diri dan tradisi kita untuk keselamatan umat manusia, termasuk diri kita serta keluarga kita masing-masing. Semoga dengan doa Bunda Maria, Ibunda Yesus dan Ibu kita, Tuan Ma dan Renha Larantuka, virus corona cepat berakhir dan kita bangkit kembali dengan semangat Paskah Tuhan,” kata Uskup Kung.
Uskup Kung menambahkan, tidak dirayakan Semana Santa tahun ini merupakan bentuk konkrit kepedulian terhadap bahaya Corona.
“Membela Hak Azasi Manusia adalah tanggung jawab kita. Hak atas hidup, atas kesehatan dan keselamatan, adalah hak azasi setiap orang. Ketika hak itu terancam oleh bahaya virus Corona, kita berkewajiban membelanya, kita berkewajiban mencegahnya. Ini adalah panggilan kemanusiaan dan panggilan iman semua murid Yesus,” pungkasnya. (sir/sir)