sergap.id, LEWOLEBA – Pemerintah Desa (Pemdes) Hadakewa, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, saat ini sedang membangun Jembatan Titian (Jeti) menggunakan dana desa Tahun Anggaran 2017.
Proyek yang menggunakan dana dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebesar Rp352.407.041 itu dikerjakan sendiri oleh masyarakat setempat.
“Jeti dimanfaatkan bagi kegiatan pendaratan sekaligus penampungan ikan yang dilengkapi dengan cool box, juga frisher,” kata Kepala Desa Handakewa, Klemen Kwaman, ST kepada Tim Peliputan Program Desa Mandiri Anggur Merah dari Biro Humas Setda NTT, Rabu (27/9/17).
Klemen menjelaskan, tahap pertama telah dicairkan dana sebesar 60 persen dari total dana proyek Jeti tersebut.
“Dalam menggunakan dana desa, kami tetap fokus pada pemberdayaan ekonomi tanpa mengabaikan pembangunan infrastruktur,” tegas Klemen.
Menurut Klemen, dana desa sangat membantu peningkatan dan kemajuan desa. Karena, lewat dana itu terjadi banyak kegiatan pembangunan desa, seperti pembangunan rabat jalan dan berbagai fasilitas infrastruktur yang mendukung kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa.
Sebagai desa pesisir, Desa Hadakewa yang juga adalah pusat pemerintahan Kecamatan Lebatukan, telah dilengkapi dengan Sistem Informasi Desa (SID) bagi pelayanan publik berbasis Teknologi Informasi (TI).
“Kami serius manfaatkan dana desa seoptimal mungkin, sesuai dengan kebutuhan di desa. Sebab, tidak selamanya dana desa itu ada. Bisa juga pada tahun-tahun ke depan dana desa itu tidak ada lagi,” kata Klemen.
Terkait Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah yang dikucurkan melalui APBD Provinsi NTT sebesar Rp250 juta, kata Klemen, sangat membantu masyarakat di Desa Hadakewa dalam kegiatan ekonomi produktif.
“Saat ini masyarakat aktif dalam berbagai kegiatan seperti pengembangbiakan ternak babi, usaha perkiosan, menampung hasil komoditi pertanian, meubel dan usaha penjualan ikan,” katanya.
Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Anggur Merah Hadakewa, Paulus Pulo Losor, menambahkan, di Hadakewa telah terbentuk Koperasi Anggur Merah Hadakewa sejak tahun 2014 dengan jumlah anggota sebanyak 92 orang.
Sedangkan aset yang dimiliki Rp300 juta termasuk penyertaan modal Anggur Merah Rp 250 juta. Sementara omset sebesar Rp600 juta dan modal sendiri Rp111 juta.
“Saat ini KSP Hadakewa telah mandiri dan menjadi milik desa. Sehingga tidak lagi didampingi oleh Pendamping Kelompok Masyarakat (PKM),” ucap Losor. (Wilson Boymau)