Kasat Reskrim Polres Nagekeo, Iptu. Rifai, SH
Kasat Reskrim Polres Nagekeo, Iptu. Rifai, SH.

sergap.id, MBAY –  Setelah melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku pembakar patung di Kapela Santo Yoseph Mbay II, kini polisi menyurati Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo untuk memeriksa kejiwaan pelaku.

Sebab dari pemeriksaan yang dilakukan polisi dan keterangan dari masyarakat, pelaku diduga merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa atau ODGJ.

Kapolres Nagekeo melalui Kasat Reskrim Polres Nagekeo, Iptu. Rifai, SH, mengatakan, permintaan pemeriksaan tersebut untuk memastikan terduga adalah ODGJ atau tidak.

Rifai menjelaskan, walau tidak di tahan di sel Mapolres Nagekeo, namun terduga saat ini dalam pengawasan polisi.

“Terduga pelaku saat ini kita titip di keluarganya, tapi dalam pengawasan anggota kita. Satu anggota saya tugaskan khusus untuk mendampingi terduga pelaku,” ucap Rifai kepada SERGAP, Rabu (16/6/21).

Menurut Rifai, pihaknya telah mengirim surat ke Dinas Kesehatan Nagekeo pada Selasa (15/6/21).

“Kita minta dokter ahli jiwa untuk periksa kejiwaan terduga,” katanya.

Rifai mengaku, selama diperiksa, terduga memberi  keterangan yang berbelit- belit.

“Dugaan sementara terduga dikategorikan ODGJ, namun untuk memastikan hal tersebut, kita butuh dokter ahli untuk memeriksanya,” ujarnya.

“Kasusnya tetap kita proses sesuai ketentuan perundang-undangan undangan yang berlaku. Saya minta warga untuk tetap tenang dan jangan mudah terprovokasi, percayakan kepada pihak kepolisian untuk menangani kasus ini. Kita bekerja profesional,” pungkas Rifai.

BACA JUGA:

Sementara itu, Viktor Niku, 60 tahun, warga kampung Lelak, Kelurahan Dhawe, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, mengatakan, sebelum kejadian pembakaran patung di Kapela Santo Yoseph, terduga M sudah tiga tahun tinggal di hutan.

“Itu orang agak stres. Tahun lalu dia pernah masuk di Kapela (Dhawe) curi piala, sibori dan hostia. Terkadang dia juga masuk ke rumah warga untuk mengambil makanan,” beber Niku kepada SERGAP, Rabu (16/6/21).

Menurut Niku, beberapa bulan terakhir,  M diketahui sudah pulang dan tinggal di rumah orang tuanya.

“Tetapi dia lebih banyak pergi keluar dari kampung. Kadang malam kita ketemu dia di jalan, kadang kita ketemua dia di hutan,” ungkapnya. (sg/sg)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini