Proyek saluran di Boa Rebhe
Proyek saluran di Bo'a Rebhe

sergap.id, BO’AREBHE – Proyek pembangunan saluran di Dusun Bo’a Rebhe, Kelurahan Dhawe, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, dipertanyakan warga.

Warga menganggap proyek tersebut adalah proyek siluman.

“Jangankan nama Kontraktornya, papan nama proyek ini saja tidak ada”, ujar Simon Pedha, mantan Ketua Lingkung III, Dusun Bo’a Rebhe, Selasa (13/9/22).

Menurut dia, proyek ini sudah dikerjakan sejak satu bulan yang lalu.

“Saya pernah tanya di salah satu pekerja, ini siapa punya proyek? Tukang bilang, kalau untuk itu, tanya di kontaktor, kami ini pekerja, yang penting upah kami dibayar”, ungkap Pedha.

Sejauh ini, kata Pedha, pihaknya belum mengetahui siapa kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut.

“Bagi kami mau ada papan proyek atau tidak, yang penting mutu pekerjaannya bagus, jangan kerja asal jadi, karena yang rugi juga, kami sebagai masyarakat pengguna saluran. Ditambah lagi, daerah kami ini, berada tepat dibibir sungai Aesesa, yang setiap kali musim penghujan, tidak luput dari banjir. Apalagi jarak perkampungan dengan pinggir sungai hanya 70 Meter. Kalau Pemda Nagekeo mau bantu, seharusnya buat bronjong dan dipasang dibibir sungai, karena dengan bronjong akan mengurangi, erosi ketika musim hujan ujar”, tukasnya.

Senada disampaikan Feliks Bajo Tema, tokoh muda Bo’a Rebhe.

“Seumur hidup saya baru liat di Nagekeo, ada proyek tapi kontraktor dan papan nama Proyek tidak ada. Saya tidak punya tendensi apa pun, hanya yang saya sesalkan, kenapa tidak pasang papan proyek? Sebagai warga kita punya hak, untuk mengawasi setiap proyek yang sedang dikerjakan, apalagi di kampung sendiri”, ucapnya.

Menurut Tema, semua tukang proyek ini berasal dari luang Bo’a Rebhe.

“Sebenarnya proyek ini sangat menguntungkan warga kami, terutama yang berprofesi sebagai tukang. Tapi tukang disini tidak terpakai, karena tukang sudah disiapkan kontraktor”, ungkapnya.

Tema menakar, jika dilihat dari fisik, proyek ini nilainya di atas Rp 500 juta.

“Saya berkesimpulan, tujuan kontraktor tidak pasang papan nama proyek, supaya kami tidak tau pagu dan nilai kontraknya berapa? Kalau Kontraktornya profesional, pasti papan nama dan nilai kontrak proyek dipajang disini. Jangan dikira kami tinggal di Kampung jadi tidak tau yang namanya proyek. Yang kami butuh itu transparansi, artinya sumber dana dari mana, konsultannya dari mana, proyek dari dinas mana dan kontraktornya siapa? Ini penting, ketika terjadi masalah, terutama soal mutu pekerjaan, kami bisa komplain”, tegasnya.

Pantauan SERGAP, tumpukan material berupa pasir dan batu nampak menumpuk di sepanjang perkampungan Bo’a Rebhe, bahkan berserakan hingga ke badan jalan.

Sebagaian saluran sudah dibuat permanen, namun ada beberapa bagian yang belum dikerjakan.

Warga berharap tumpukan material diatur sebaik mungkin  untuk menghindari kecelakaan bagi pengguna roda dua atau roda empat. (sg/sg)