sergap.id, KUPANG – Hampir setiap malam anak-anak berumur 4 sampai 15 tahun terlihat bergerombol di ujung jalan El Tari Kupang. Sebagian menjual koran, sebagiannya lagi diperdayai oleh orang tua mereka untuk mengemis.
Seperti yang tertangkap kamera pada Selasa (11/4/17) malam, sekitar pukul 21.30 Wita. Dua anak kecil kira-kira berumur 4 dan 5 tahun terlihat mondar-mandir di Lampu Merah yang berada persis di samping Pos Polisi El Tari.
Sambil menenteng satu eksemplar koran lusuh, anak perempuan dan bocah pria itu mendatangi para pengendara roda dua dan empat yang sedang STOP di Lampu Merah. Seraya menyodorkan koran, keduanya memelas agar pengendara membeli “dagangan” mereka.
Karena iba, ada beberapa pengendara yang spontan memberi uang kepada keduanya. Ada yang memberi pecahan Rp5 ribu, Rp20 ribu, Rp2 ribu, dan ada juga yang memberi Rp50 ribu sambil melayangkan pertanyaan: kenapa ade belum pulang? Tinggal dimana? Orang tua dimana? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang dilatari rasa penasaran kenapa anak umur 4 atau 5 tahun ini masih berkeliaran di jalan raya, padahal hari sudah mulai beranjak tengah malam.
Karena penasaran, SERGAP.ID pun mengintai. Hasilnya, uhhh di luar dugaan. Ternyata dua anak itu ditunggui ayah mereka yang duduk bersembunyi di kegelapan malam di samping toko mebeler yang letaknya berada di bagian timur Pos Polisi El Tari.
Sesekali anak yang pria berlari menuju ayahnya dan menyetor uang pemberian pengendara. Setelah itu ia balik lagi menyusul saudarinya yang tetap berada di pinggir jalan menunggu lampu lalu lintas kembali Merah dan pengendara dari arah Kantor Konsulat Timor Leste berhenti.
Ketika lampu lalin menyala Merah, dan para pengendara berhenti, keduanya kembali beraksi. Setelah itu atau setelah lampu Hijau menyala, si bocah pria kembali berlari menuju ayahnya dan menyetor hasil ‘operasi’ mereka.
Ketika didatangi SERGAP.ID di tempat persembuyiannya, si ayah yang mengaku berasal dari Pulau Sumba itu tak banyak bicara. Sambil utak-atik HP Samsung Galaxy J3 Emerge miliknya, ia ketus menjawab pertanyaan SERGAP.ID.
Walau begitu, dari mulutnya terkuak sepotong cerita bahwa ia telah mengeksploitasi kedua anaknya sejak 6 bulan yang lalu. “Dong (kedua anaknya) su (sudah) biasa kerja (ngemis dengan tameng menjual koran),” katanya.
Sudah sekolah kah meraka? “Iya, sudah. Yang perempuan TK (taman kanak-kanak), yang laki PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Sore-sore baru saya bawa dong dua ke sini ko (untuk) cari uang (ngemis dengan dalih jual koran),” paparnya.
Tak lama kemudian atau tepat pukul 22.13 Wita, pria berumur kira-kira 40 tahun itu membawa pergi kedua anaknya menggunakan sepeda motor metic menuju arah SPBU Oebufu, Kota Kupang.
Sementara itu, Marthen (27), pengendara sepeda motor yang ikut mendatangi ayah kedua anak itu, mengaku prihatin dengan sikap si ayah yang tega mempekerjakan anak-anaknya. “Walikota Kemana? Gubernur kemana? Seharusnya pemerintah respon terhadap keadaan ini. Apalagi keberadaan anak-anak ini persis di depan Kantor Gubernur (NTT). Jangan dibiarkan seperti ini. Kasihan anak-anak ini,” ujarnya.
Warga Kelurahan Bakunase, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang yang mengaku baru menyelesaikan pendidikan di ITN Malang itu meminta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), baik Kota Kupang atau Provinsi NTT untuk segera turun tangan menertibkan anak-anak penjual koran, terutama yang ‘berkeliaran’ pada malam hari di lampu merah. “Agar mereka bisa sekolah. Kalau dibiarkan begini, mau jadi apa anak-anak ini besok lusa. Ini anak-anak kita juga loh..,” katanya. (DOC)