Anggota DPRD Kota Kupang, It Basuki, sedang makan bakso bareng keluarganya di Warung Bakso Kota, Senin (27/7/21) sore.
Anggota DPRD Kota Kupang, It Basuki, sedang makan bakso bareng keluarganya di Warung Bakso Kota, Senin (27/7/21) sore.

sergap.id, KUPANG – Bakso Kota adalah nama sebuah warung bakso di jalan WJ Lalamentik, Kota Kupang. Tempat usaha ini sempat ditutup selama sebulan gara-gara ada empat anggota polisi, 3 polwan, 1 polki, mengaku muntah-muntah setelah makan bakso di Bakso Kota.

Kasus ini sempat viral di grup-grup WhatsApp. Namun warung yang telah memilik ribuan pelanggan ini kembali beroperasi sejak tanggal 12 Juli 2021 lalu.

Kasus dugaan keracunan ini berawal ketika tanggal 11 Juni 2021, sekitar pukul 12.40 Wita, ada 4 anggota polisi datang menikmati bakso. Saat itu ada juga konsumen lain di 4 meja makan lain. Setelah makan, 4 anggota itu pulang dan sempat memberi uang tip kepada pelayan sebesar Rp 15 ribu.

Namun tiba-tiba, pukul 16.30 Wita, seorang penyidik datang ke Bakso Kota dan mengatakan bahwa 4 kawannya mengalami keracunan. Anehnya, yang keracunan hanya 4 orang yang duduk di satu meja. Sementara pengunjung di meja lain tidak mengalami keracunan. Padahal bakso yang dimakan adalah bakso prasmanan yang sama.

“Penyidik itu kemudian bertanya kepada saya, siapa pemilik warung ini. Saya jawab, pemiliknya lagi tugas keluar daerah. Lalu saya ditanya, siapa penanggungjawab disini? Saya jawab, saya sendiri! Dia lantas kasi tahu saya bahwa 4 anggota yang makan disini tadi, setelah sampai di rumah, mereka muntah-muntah. Katanya keracunan. Penyidik lalu menghimbau agar warung ini ditutup tahan, supaya tidak ada korban lain. Saya kemudian ikut kata penyidik itu,” beber Manajer Bakso Kota, Marten Lede Bili kepada SEGAP, Selasa (27/7/21).

Setelah itu, pukul 19.00 Wita, polisi kembali datang dengan membawa serta seorang dokter untuk melakukan tes cepat menggunakan kertas lakmus terhadap sampel makanan yang diduga sumber racun muntah-muntah 4 anggota polisi itu.

Belakangan, dokter yang melakukan tes cepat itu diketahui adalah dokter gigi, dan hasil tesnya kemudian viral di grup-grup WhatsApp, yang isinya:

Selamat Malam Jendral. Mohon Ijin melaporkan Giat Pemeriksaan Food security pada Rumah Makan Bakso Kota  Jumat 11 Juni pukul 16.10 Wita. Dari hasil pemeriksaan itu:

  1. Terdapat kandungan formalin yang tinggi pada mie kuning sebesar 0,8 mg.
  2. Kandungan Nitrit sebesar 0,6 pada daging, dan saus sambal tomat.
  3. Kandungan formalin 0,25 pada daging.
  4. Kandungan formalin sebesar 0,8 pada mie bakso goreng.
  5. Kandungan formalin 0,6 pada tahu bakso,

Keterangan tambahan: telah ditahan dan diambil sampelnya.

Kronologi: Pada Pukul 12.40 ada 4 anggota lantas atas nama IPDA Sisilia sg Trisnawati, Brigpol  Hony Bait, Brigpol Angel Kana, Brigpol Jimmy Riwoe mengkomsumsi bakso kota, setelah pulang muntah2 dan dan dibawa ke IGD RSB untuk mendapatkan penanganan lanjut.

DUMP Terimakasih, mohon izin Jendral🙏

Selain mengambil sampel makanan, polisi juga langsung mamasang garis polisi, dan garis polisi itu baru buka kembali pada tanggal 10 Juli 2021.

Pemilik Bakso Kota, Kristien Samiyati Pati, mengatakan, tes cepat yang dilakukan oleh dokter gigi itu sangat tidak tepat. Karena tes lakmus bukan untuk mengetahui kadar formalin dan nitrit, tapi untuk mengetahui kadar asam dan basa. Selain itu, polisi juga tidak punya kapasitas untuk melakukan tes terhadap sampel makanan itu. Karena yang berwenang melakukan tes adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.

Menurut jebolan Sarjana Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian itu, saat kejadian dirinya sedang bertugas di Kabupaten Sabu Raijua.

Setelah pulang dari tugas, dirinya menemui Kanit Tipiter Polres Kupang Kota untuk menanyakan kelanjutan proses kasus keracunan itu. Namun sang kanit menjawab bahwa pihaknya masih menunggu hasil uji lab BPOM.

Dari situ Kristien langsung menuju BPOM Kupang. Hasilnya, BPOM menyatakan sama sekali belum melakukan pemeriksaan terhadap sampel makanan tersebut, karena telah melewati batas waktu maksimal.

“Dari situ saya baru tahu, ternyata untuk menguji sampel makanan di BPOM, ada tahapan-tahapan yang mesti dilalui, yakni ketika ada kejadian keracunan, maka langkah pertama yang dilakukan adalah polisi atau pemilik usaha melapor ke Puskemas terdekat agar pihak Puskesmas datang ke lokasi kejadian untuk kemudian mengkomunikasikan ke Dinas Kesehatan guna selanjutnya memeriksakan sampel makanan ke BPOM. Tapi mekanisme ini tidak lakukan  oleh polisi saat itu,” beber wanita yang pernah menjadi Ketua Tim Masak Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, saat SBY berkantor selama seminggu di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai tahun 2012 lalu.

Kristien mengaku, setelah dari BPOM, ia kembali menemui Kanit Tipiter yang kemudian diarahkan untuk menemui Kasat Reskrim Polres Kupang Kota. Kasat Reskrim lantas menjelaskan bahwa setelah polisi melakukan penyelidikan, hasilnya kasus ini dinyatakan lidik SP3 atau kasus dihentikan karena kekurangan alat bukti.

“Tapi nama baik tempat usaha kami telah tercemar. Tapi disisi lain, Puji Tuhan para pelanggan kami tidak percaya dengan info keracunan itu, dan mereka tetap datang menikmati produk kami,” ucapnya.

Pengusaha kuliner yang juga Anggota Komisi V DPRD NTT ini, menjelaskan, warung Bakso Kota mulai beroperasi pada tanggal 12 Agustus 2017, dan menjadi langganan Polda NTT, Pertamina, Gubenur dan Wakil Gubernur NTT, serta masyarakat umum, baik secara pribadi maupun ketika ada yang merayakan pesta atau acara lain. Bahkan ada warga Jakarta yang membeli pentolan bakso dari warung Bakso Kota untuk dibawa ke Jakarta.

“Sejak covid, saya sudah tidak pikir untung lagi, saya selalu berdoa, Tuhan tolong saya, walau keuntungan yang didapat hanya untuk terus menghidupi tenaga kerja dan biaya operasional warung. Karena usaha ini telah menjadi tempat anak-anak (tenaga kerja) bersandar hidup,” ungkapnya.

“Kasus ini sudah lidik SP3. Sudah ada pemberitahuan dari Polres Kupang Kota,” pungkasnya.

Kristien Samiyati Pati
Kristien Samiyati Pati, SP

Sementara itu, sejumlah pelanggan Bakso Kota yang ditemui SERGAP di warung Bakso Kota, Senin (27/7/21), mengaku, senang karena warung Bakso Kota telah dibuka kembali.

“Saya sudah menjadi pelanggan di sini sejak tahun 2018 lalu. Selain rasanya yang enak, kualitas kebersihan di warung ini menjadi faforit saya. Makanya saya kaget ketika ada berita bahwa ada 4 anggota polisi yang makan disini kemudian keracunan. Jujur,,,, saya tidak percaya! Karena saya tidak pernah mengalami itu. Apalagi dari yang saya dengar bahwa saat kejadian itu tidak hanya 4 polisi itu yang makan disini, tapi ada juga orang lain yang makan disini. Tapi kenapa hanya 4 polisi itu yang keracunan, sementara yang lain tidak? Padahal makan dari bahan yang sama, dan dari tempat yang sama pula,” ujar pria berambut kriting yang mengaku bernama Nyongki usai makan bakso di warung Bakso Kota, Senin (27/7/21) sore.

Hal yang sama diakui oleh Anggota DPRD Kota Kupang, It Basuki, saat SERGAP memergokinya sedang makan bakso bareng keluarganya di warung Bakso Kota, Senin (27/7/21) sore.

“Ini tempat langganan kami. Disini baksonya enak. Makanya kami sering kesini,” ucapnya, singkat.

Lima pelanggan lain yang ditemui terpisah waktu  juga mengaku telah menjadi pelanggan warung Bakso Kota sejak lama.

“Soal kualitas enak, disini tempatnya om. Makanya kami selalu kesini, hehehe,” ujar salah satu dari mereka, sambil tertawa kecil. (cis/cis)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini