Mus Mualim

sergap.id, KUPANG – Spesialis Kebijakan Pendidikan Provinsi program Inovasi di Pulau Sumba, Mus Mualim, mengatakan, mutu pendidikan di Kabupaten Sumba Tengah meningkat tajam pada tahun 2019.

“Beliau (Bupati Sumba Tengah) instruksikan kepada Dinas Pendidikan untuk wajib hukumnya APBD untuk pendidikan, khusus yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dalam kategori belanja langsung, wajib 40 sampai 60 persen. Itu sudah diterapkan  di tahun 2019 dan 2020,” beber Mus kepada wartawan di ruang kerja Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Kamis (7/11/19).

Sejak 2017, kata Mus, pihaknya telah bekerja di Pulau Sumba dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan disana, diantaranya meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi dasar bagi peserta didik di kelas awal.

“Karena di Sumba banyak sekali anak-anak yang duduk di jenjang SMP bahkan SMA masih belum lancar membaca, apalagi anak SD kelas awal,” ucapnya.

Karena itu, Mus mengaku, pihaknya terus mendorong Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah bersama Sumba Barat, Sumba Timur dan Sumba Barat Daya untuk memberikan perhatian serius kepada dunia pendidikan agar kualitas dan mutu akhir pendidikan terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Kami mendukung Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah untuk mengintegrasikan indikator sesuai dengan surat edaran Mendagri. Indikator tentang kemampuan literasi dan numerasi anak harus diintergrasikan ke dalam perencanaan dan pengangaran melalui dokumen RPJMD renstra sampa ke renja, dan itu sudah kami lakukan dan sesuai dengan perintah pak Bupati Sumba Tengah,” katanya.

Menurut Mus,  Bupati Sumba Tengah, Drs. Paul K Limu, telah membuat terobosan dengan mengalokasikan dana ABPD yang sangat besar untuk kepentingan peningkatan mutu pendidikan di daerahnya, yakni sebesar 60 persen APBD yang berasal dari dana DAU.

“Akibat anggaran ini, mutu pendidikan mereka (Sumba Tengah) melesat (naik). Dan, ini mengubah pola pikir teman-teman (Sumba Barat, Sumba Timur dan Sumba Barat Daya) untuk mulai berlomba meningkatkan anggaran untuk mutu pendidikan,” paparnya.

“Yang tadinya tidak ada pengadaan buku bacaan untuk anak-anak yang sesuai dengan usianya, tapi sekarang rata-rata di 4 kabupaten itu pada tahun 2020 nanti semuanya ada alokasi anggaran untuk pengadaan buku bacaan berjenjang untuk memastikan bahwa anak-anak kelas awal sudah selesai dengan persoalan literasi,” tambahnya.

Mus menjelaskan, sesuai instruksi Bupati Sumba Tengah, semua guru di kelas awal hingga kelas enam harus melakukan pemetaaan  dan perbaikan strategi kemampuan literasi dasar peserta didik.

Harapannya, setiap bulan ada progres kemampuan anak, berapa anak kelas satu naik ke kelas dua yang masih di kelompok suku kata, kelompok kata, dan kelompok membaca lancar.

“Inilah bagian yang sudah dikerjakan oleh Inovasi di Sumba,” pungkasnya.

Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) merupakan program kemitraan antara Pemerintah Australia dan Indonesia di bidang peningkatan mutu pendidikan di jenjang pendidikan dasar.

INOVASI berupaya memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah-sekolah yang ada di Pulau Sumba, terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasi.

Pencanangan program INOVASI di Pulau Sumba dilaksanakan pada 2 November 2017 melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding – MoU) antara Gubernur NTT Frans Lebu Raya dengan Kemendikbud yang diwakili oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Ir. Totok Suprayitno, Ph.D.

INOVASI bekerja dan memetik pelajaran secara langsung dengan guru, orangtua, kepala sekolah, pemerintah kabupaten dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengeksplorasi dan mengidentifikasi tantangan pembelajaran yang dihadapi di kabupaten, kemudian bersama-sama merancang solusi yang relevan dengan konteks di kabupaten tersebut.

Solusi tersebut kemudian diimplementasikan dalam bentuk program rintisan (pilot) yang bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa di Sumba.

Dalam melaksanakan program rintisan dengan fokus yang berbeda-beda di setiap kabupaten, sejumlah fasilitator daerah direkrut dan dilibatkan langsung oleh INOVASI menjadi ujung tombak implementasi program.

Berbagai macam program rintisan INOVASI fokus pada cara-cara untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa di SD (terutama di kelas-kelas awal) melalui penguatan praktik pengajaran di ruang kelas, meningkatkan bentuk dukungan yang diberikan kepada guru, serta memastikan bahwa semua anak di kelas dapat belajar sesuai potensinya masing-masing.  (cis/sp)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini