Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Edy Bere Mau.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Edy Bere Mau.

sergap.id, ATAMBUA – Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kabupaten Belu, Edy Bere Mau, mengaku, kawasan Fulan Fehan hingga hari ini belum ditata. Sebab belum ada alokasi dana, baik dari APBN, ABPD I maupun APBD II untuk penataan destinasi tersebut.

“Kegiatan penataan belum ada. Yang sudah berlangsung selama ini (hanya) festival. Dalam beberapa tahun (terakhir) ini festival dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Belu,” ujar Edy saat menghubungi SERGAP via phone, Senin (10/2/20) malam.

Menurut dia, Fulan Fehan merupakan kawasan hutan lindung. Sehingga untuk melakukan penataan lokasi itu harus memiliki ijin dari Menteri Kehutanan RI.

“Itu kawasan hutan lindung. Sehingga jika kita mau melakukan penataan-penataan, tentu ada pembatasan-pembatasan oleh Kementerian Kehutanan dalam hal ini Dinas Kehutanan Provinsi NTT,” tegasnya.

Tapi pernyataan Edy Bere Mau dibantah oleh Anggota DPRD Kabupaten Belu dari fraksi Partai Nasdem, Aprianus Hale.

Menurut Aprianus, setiap tahun ada alokasi APBD II untuk mendukung kegiatan penataan kawasan Fulan Fehan, termasuk membiayai pembuatan jalan raya menuju puncak Fulan Fehan.

“Setiap tiap tahun untuk kegiatan Fulan Fehan itu dianggarkan Rp 1,4 miliar lebih,” ujar Aprianus kepada SERGAP, Senin (10/2/20) malam.

Apakah pembangunan jalan raya menuju puncak Fulan Fehan itu juga pakai APBD? “Pakai APBD e…,” tegas Aprianus.

Anggota DPRD Kabupaten Belu dari Fraksi Partai Nasdem, Aprianus Hale.
Anggota DPRD Kabupaten Belu dari Fraksi Partai Nasdem, Aprianus Hale.

Sebelumnya, saat mengunjungi Fulan Fehan pada Senin (10/2/20) pagi, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), mengkritik pengelolaan kawasan wisata Fulan Fehan.

“Sangat tidak masuk akal Fulan Fehan yang sudah memakan anggatan miliaran rupiah, sampai saat ini tidak menghasilkan apa-apa, bahkan toilet saja tidak ada. Ini namanya kerja untuk kasi habis uang rakyat, bukan untuk bantu rakyat,” ungkap VBL dengan mimik serius dan tampak marah.

Karena belum menghasilan apa-apa, maka kata VBL, pihaknya akan turun tangan mengelola fulan fehan menjadi kawasan pariwisata yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah.

“Agar Fulan Fehan menjadi tempat pariwisata yang produktif, maka Pemprov NTT (akan) turun tangan mendesain semua model dengan tidak merusak alam. Agar tempat ini bisa dikunjungi wisatawan dan mereka bisa bermalam disini,” kata VBL.

Menurut VBL, kawasan wisata Fulan Fehan harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.

“Ada home staynya, ada ruang pertemuannya, ada kebun sayurnya, ada lahan ternaknnya, dan semua wisatawan yang masuk kesini hanya dibolehkan menunggangi kuda, bukan kendaraan bermotor,” tegas VBL.

Diakhir kunjungannya, VBL menginstruksikan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mulai fokus mengembangkan Fulan Fehan sebagai obyek wisata yang bernilai jual tinggi. (cis/sel)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini