sergap.id, BAJAWA – Kapolres Ngada, AKBP. Padmo Arianto, S.I.K., mengatakan, kasus dugaan penculikan anak yang menghebohkan masyarakat Kabupaten Ngada dan Nagekeo pada Kamis 9 Pebruari 2023 adalah hoax atau berita tidak benar.

Dalam release resmi Polres Ngada yang diterima SERGAP pukul 21.00 Wita, Kamis (9/2/23), dijelaskan, setelah menerima informasi tentang dugaan penculikan anak  sekitar pukul 07.40 wita, Personil Satuan Intelkam dan Reskrim Polres Ngada langsung menuju TKP  di SDI Bobou, Kelurahan Faobata, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada.

Sampai di TKP, Petugas langsung menemui Kepala Sekolah SDI Bobou dan melakukan Pulbaket. Dari keterangan yang didapat disebutkan bahwa Kristian Pajo, umur 12 tahun, Kelas 6 SDI Bobou, di duga menjadi korban penculikan.

Keterangan lanjutannya adalah bahwa pada pukul 07.15 wita Kristian Paju  berangkat dari rumah menuju sekolah. Dalam perjalanan menuju sekolah itu, tepatnya di depan gudang Semen milik Toko Kurniawan, Kristian didatangi oleh orang yang tidak di kenal dengan mengendarai mobil kijang super warna biru.

Orang tidak dikenal itu menanyakan kepada Kristian dengan kalimat “apakah ade kenal bapak Yosep Ria? Kristian Paju pun menjawab”, saya tidak kenal”, dan pada saat itu, orang yang tidak di kenal itu langsung menutup mulut dan mata Kristian, lalu membawanya masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil, Kristian duduk di bangku tengah dan dipangku oleh salah satu orang yang tidak dikenal itu sambil telapak tangannya menutup mulut dan mata dari Kristian.

Dalam perjalan kurang lebih 800 meter, kedua orang yang tidak di kenal itu memberhentikan mobilnya, dan keluar dari mobil untuk menerima panggilan telepon sambil tertawa.

Ketika kedua orang tersebut keluar dari mobil, Kristian langsung keluar dari mobil menuju jurang untuk bersembunyi.

Kurang lebih 10 menit kemudian, Kristian kembali naik ke bahu jalan lalu melihat mobil kedua orang itu sudah tidak ada. Kristian kemudian balik pulang dengan berjalan kaki kurang lebih 70 meter dan bersembunyi di kebun kopi.

Lima menit kemudian, datanglah pelajar STM  Bajawa, Yulius Dakosta Mawo, yang melewati jalan dimana Kristian sedang menangis. Yulius pun bertanya kepada Kristian, ”Kenapa manangis Ade, dan dijawab, saya di culik oleh orang yang saya tidak kenal, dan anak STM tersebut menanyakan, Ade sekolah dimana dan dijawab, saya sekolah di SDI Bobou.  Saat itu juga anak STM langsung membonceng Kristian dan dibawa kembali ke sekolahnya”.

Sesampainya di SDI Bobou, Yulius menurunkan Kristian di pintu gerbang sekolah. Ia kemudian menemui salah seorang guru yang berada di depan gerbang lantas menceritakan kejadian yang didengar dari Kristian.

Singkat cerita informasi penculikan tersebut menyebar ke seluruh pelosok daerah, dan sampai juga ke Polres Ngada. Namun setelah dilakukan Pulbaket dan Penyelidikan, hasilnya ternyata tidak benar atau hoax.

Sebab dalam rekaman CCTV tidak pernah ada mobil kijang biru seperti yang diceritakan Kristian. Yang terlihat hanyalah Kristian berjalan kaki sendirian.

Dari semua pernyataan Kristian itu, maka disimpulkan bahwa informasi tentang kasus penculikan terhadap Kristian adalah tidak benar. Yang terjadi menurut Kepala Sekolah SDI Bobou adalah Kristian sudah berulang kali tidak masuk sekolah dan sering bolos.

Diduga karena takut terhadap guru lantaran sudah terlambat ke sekolah, Kristian kemudian menuju hutan kopi dan dari hutan kopi itu Kristian membuat cerita fiktif tentang dirinya diculik.

“Alibi yang dilakukan menciptakan kegaduan dan ketakutan bagi seluruh masyarakat terutama orang tua siswa-siswi Sekolah Dasar”, kata Kapolres Ngada.

BACA JUGA: Anak SD Diculik Pakai Mobil Kijang, Pelaku Dua Orang Diduga Asal Manggarai

Menurut Kapolres, kasus tersebut sudah diKlarifikasi oleh Unit PPA Polres Ngada bersama Guru dan Keluarga Kristian.

Unit PPA Polres Ngada pun sudah berkoordinasi dengan Bagian Psilkologi Dinas PMDP3A Kabupaten Ngada terkait keterangan atau pernyataan Kristian.

“Saya himbau seluruh masyarakat Ngada, jika dapat informasi seperti ini, harus dicek kebenarannya. Apalagi di era digital seperti sekarang ini, begitu cepat informasinya beredar, padahal sumbernya belum tentu valid. Peran kedua orang tua juga sangat penting dalam pengawasan terhadap anak. Bimbingan serta arahan kepada anak harus diutamakan”, pinta Kapolres. (sp/sg)