
sergap.id, KUPANG – Upaya mensejahterakan masyarakat terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satunya melalui Festival Literasi yang akan dilangsungkan di Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo.
Festival akan diselenggarakan selama 4 hari, mulai tanggal 27 sampai 30 September 2019.
Tujuannya adalah membudidayakan semangat membaca dan menulis, agar masyarakat buta aksara atau masyarakat yang kemampuan membaca dan menulisnya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat melatih diri untuk terbiasa membaca, lalu mampu menyerap dan mengelola informasi yang sudah dibaca demi kepentingan hidupnya.
“Literasi itu tidak hanya sekedar tahu baca tulis, tapi bagaimana setelah membaca, mampu menterjemahkan (informasi yang dibaca) dalam kegiatan sehari – hari,” ujar Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (25/9/19) siang.
Menurut dia, semua orang di NTT mungkin bisa membaca, tetapi bagaimana menterjemahkan apa yang sudah dibaca dalam kesehariannya, belum tentu semua bisa. Bahkan penyandang gelar S1 atau S2 pun belum tentu bisa menterjemahkan apa yang sudah dipelajarinya.
“Jangan mentang-mentang sudah S1, S2, lantas tidak mau bertani, tidak mau berternak,” ucapnya, kritis.
Padahal dengan pengetahuan yang dimiliki, jebolan S1 dan S2 di bidang pertanian atau peternakan seharusnya mampu mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari di bangku kuliah.
“Bertanilah dengan profesional, berternaklah dengan profesional,” pintanya.
Wagub berharap masyarakat NTT yang putus sekolah tidak perlu berkecil hati atau minder. Karena belajar yang sesungguhnya tidak mengenal waktu dan ruang. Asal tekun membaca, tekun melatih diri dalam mengelola informasi, serta terampil menerapkan informasi yang didapat dalam kegiatan sehari-hari, maka kesuksesan akan terpampang di depan mata.
“Itu sebabnya ada pepatah Latin yang mengatakan bahwa Non schole, Sed Vitae Discimus yang artinya Kita belajar bukan untuk sekolah, melainkan untuk hidup. Jadi,,, kalau kita mau belajar, sepanjang hidup kita itu belajar,” tegasnya.
Wagub juga berharap jebolan Sarjana yang masih menganggur tidak malu pulang kampung untuk mengaplikasikan ilmu di kampung halaman sendiri.
“Belajar itu bukan hanya untuk dapat ijazah, tapi bagaimana menterjemahkan pengetahuan yang ada, itu yang paling penting,” ujarnya.
Wagub mengaku, untuk mendukung gerakan literasi di semua kabupaten di NTT, maka secara bertahap Pemprov NTT akan membangun perpustakaan modern di setiap desa dan kelurahan.
“Perpustakan nantinya tidak hanya sekedar ada buku, tetapi memiliki internet dan menjadi perpustakaan online,” kata Wagub Nae Soi.
Rencana tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Propinsi NTT, Stefanus Ratoe Udjoe.
“Kita akan bangun bertahap. Tahun 2020 nanti kita akan bangun di delapan desa,” ucapnya. (cis/cis)