
sergap.id, BOAWAE – Di Kabupaten Ngada dan Nagekeo, judi seolah dilegalkan. Bahkan beberapa oknum aparat juga terlihat ikut bermain judi, baik judi kartu, judi bola guling maupun ayam taji.
Hampir setia hari atau setiap hari pasar di beberapa ibukota kecamatan di dua kabupaten itu, tampak bandar judi dengan leluasa membuka lapak judi, dan terkesan dibiarkan oleh polisi, misalnya di pasar Soa (Ngada) dan Boawae (Nagekeo).
Lebih parah lagi jika ada orang meninggal. Duka keluarga dijadikan alasan untuk bebas bermain judi. Lazimnya mete orang meninggal hanya tiga malam. Namun kini mete bisa hingga 11 malam atau 12 malam.
Ibu-ibu di Kecamatan Soa dan Boawae sempat melayangkan protes kepada polisi. Namun hingga hari ini judi masih merajalela. Ujungnya para suami lebih sering di tempat judi, ketimbang bekerja di ladang atau sawah.

“Ini sudah keterlaluan. Ini tidak bisa dibiarkan. Karena judi ini akan meningkatkan kejahatan pencurian. Kapolda harus tindak ini,” ujar mantan Kapolsek Soa, Simon Sada kepada SERGAP.ID.
Santer terdengar bahwa setiap bandar judi menyetor jatah ‘reman’ ke polisi. Hal ini dibenarkan oleh salah satu anggota Polres Ngada yang meminta SERGAP.ID tidak menulis namanya.
“Setiap bandar setor Rp3 juta. Saya yakin pak Kapolres tidak tahu kondisi ini. Karena pak Kapolres sekarang orang baru di Polres Ngada. ‘Permainan’ ini dimainkan oleh Kasat ….. Tulis saja. Biar pak Kapolres dan pak Kapolda tahu keadaan ini,” bebernya. (Red)