
sergap.id, LAMAHORA – Kepala Bidang Binaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lembata, Karel Sakeng, disebut-sebut mencatut nama Kapolres, Kajari, dan Bupati Lembata, guna menekan para kepala sekolah, agar menuruti semua perintahnya, termasuk perintah membeli kursi, meja, dan lemari dari bengkel kayu bernama CV Anugerah Empat Berlian milik Hendrikus Pito alias Edi Sakeng, adik kandungnya, yang terletak di Blua, Kelurahan Lewoleba Barat, Kecamatan Nubatukan.
Informasi yang dihimpun SERGAP menyebutkan, tahun 2020 lalu, Karel yang menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menangani proyek sewakelola untuk rehab sekolah, penambahan ruang kelas baru, serta pengadaan kursi meja dan lemari senilai Rp 2 miliar.
Saat itu, setelah sekolah menandatangani kontrak dengan PPK, sekolah diberi kewenangan untuk menunjuk kontraktor atau bengkel kayu guna menyelesaikan proyek. Namun Karel memaksa para kepala sekolah untuk mengambil mebel dari bengkel milik adiknya dengan mengatakan bahwa proyek dimaksud merupakan “jatah” untuk Kapolres, Kajari, dan Bupati Lembata. Jika tidak menuruti perintahnya, maka kepala sekolah yang bersangkutan diancam akan dicopot dari jabatan. Karena takut, para kepala sekolah akhirnya menuruti semua perintahnya.
Sayangnya, bangunan maupun mebel yang dikerjakan oleh kaki tangan Karel itu tidak sesuai harapan.
“Kualitasnya buruk. Bahkan ada kursi meja yang didatangkan itu sudah dalam keadaan rusak. Kakinya patah, tripleks patah”, ujar seorang Kepala Sekolah yang meminta namanya tidak dipublikasi.
Namun Karel yang ditemui SERGAP di kantornya pada Sabtu (30/10/21) siang, mengaku, tidak pernah mencatut nama Kapolres, Kejari dan Bupati Lembata.
“Itu tidak benar pak. Bawa-bawa nama Kapolres, Kajari, Bupati, buat apa pak?”, katanya.
“Hasil audit BPK (terhadap proyek Rp 2 miliar tahun 2020) kita tidak ada masalah (tidak ada temuan)”, tegasnya.
Karel juga mengaku tidak pernah mengancam para kepala sekolah dan guru bahwa akan dicopot atau dipindahkan jika tidak menuruti perintahnya.
“Aduh saya takut. Itu tidak mungkin. Saya punya tugas disini hanya urus peserta didik, urus kurikulm. Saya tidak tahu soal mutasi”, ungkapnya.
-
Seragam dan Tablet
Tahun 2021, Karel kembali mengelola proyek pengadaan Tablet merk Evercoss dan seragam SD senilai Rp 1,6 miliar guna dibagikan kepada anak-anak terdampak bencana banjir yang melanda Lembata pada awal April 2021 lalu.
“Tablet sudah kita bagikan semua. Sementara seragam baru dibagikan di dua sekolah, dan bukunya sedang diproduksi, karena ada perubahan gambar pada sampul buku. Setelah selesai, kita langsung bagikan ke sekolah-sekolah”, katanya.
-
Dana BOS
Karel Sakeng juga disebut-sebut memanfaatkan jabatannya untuk menekan kepala sekolah agar membeli mebel dari bengkel kayu milik adiknya.
Salah satu sekolah yang dipaksa untuk membeli mebel dari bengkel milik adiknya adalah SDI Merdeka yang terletak di Desa Merdeka, Kecamatan Lebatukan. Mirisnya, kualitas kursi, meja, dan lemari yang dibayar menggunakan dana bos senilai Rp 9 juta itu tidak sesuai spek yang diinginkan pihak sekolah.
“Kami minta lemari, kursi, dan meja dari bahan kayu jati, tapi yang diantar kursi meja lemari dari bahan kayu lamtoro gung yang dibungkus tripleks. Rak-rak lemari tidak bisa kita simpan buku dalam jumlah banyak, karena raknya terbuat dari tripleks dua mili. Kalau kita simpan buku banyak, maka raknya langsung melengkung”, beber para guru di SDI Merdeka.
Terhadap masalah ini, Karel mengaku akan segera mengganti Lemari, kuris, meja, yang mendapat penolakan dari Sdi Merdeka.
“Satu dua hari ini saya akan ganti”, katanya.
-
Jas Kades
Menghadapi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak yang akan dilaksanakan pada 8 November 2021, Karel Sakeng mengatakan, pihaknya sedang mengadakan pakaian jas kades sebanyak 144 pasang.
“Pekerjaan ini dikerjakan oleh CV Watukosek beralamat di Pasar Oebobo, Kota Kupang. Nilai kotraknya Rp 317 juta, dengan harga satuan Rp 1.800.000”, ucapnya. (pis/pis)