
sergap.id, BAJAWA – Ketua DPD PAN Kabupaten Ngada, Kristo Loko, akhirnya resmi berpasangan dengan Asisten I Setda Kabupaten Ngada, Eman Dopo, sebagai bakal calon (balon) Bupati dan Wakil Bupati Ngada 2020-2025.
“Saya dan pak Kristo sepakat untuk bersama. Walaupun hari ini saya mendaftar secara terpisah, tapi saya dan pak Kristo adalah satu kesatuan. Saya sebagai Bakal Calon Wakil Bupati dan pak Kristo sebagai Bakal Calon Bupati,” ujar Eman Dopo kepada SERGAP usai mendaftar sebagai balon wakil bupati di DPC Partai Hanura dan Partai Demokrat di Bajawa, ibukota Kabupaten Ngada, Rabu (30/10/19).
Menurut Eman, dirinya dan Kristo Loko akan memberikan karya terbaik untuk masyarakat Ngada, jika terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada serentak 2020.
“Pak Kristo adalah seorang politisi dan saya adalah seorang birokrat. Chemistry antara saya dan pak Kristo sudah terbangun semenjak beliau masih aktif di DPRD Ngada. Karena itu, dengan pengalaman saya selama 34 tahun berkarya dan kinerja yang telah ditunjukkan oleh pak Kristo selama menjabat sebagai anggota dewan, maka saya yakin kami mampu membawa Ngada ke arah yang lebih baik,” kata birokrat kelahiran Bajawa 8 Januari 1960 itu.
Eman memastikan, di Pilkada kali ini, dirinya dan Kristo Loko tidak menggunakan uang untuk meraup kemenangan.
“Saya dan pak Kristo sejak awal telah berkomitmen untuk menghindari politik uang. Karena kalau kita sudah tergiur memenangkan kontestasi dengan uang, maka yang dirugi adalah kita semua,” ucapnya.
Selain Eman, sore tadi, mantan Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT, Anis Tay Ruba (ATR) juga mendaftar ke Hanura dan Partai Demokrat sebagai balon wabup mendampingi Gregorius Upi Dheo (GUD) sebagai balon bupati.
Saat mendaftar, ATR menyampaikan gagasan yang akan dilakukan bersama GUD apabila terpilih menjadi Bupati dan Wabup Ngada.
Kata dia, mereka akan membangun ekonomi Ngada yang lebih kuat, membangun pariwisata yang hebat, membangun infrastruktur dan membuka akses bagi daerah yang masih terisolir, menciptakan SDM yang sehat, cerdas, religius dan berbudaya.
Cepat tanggap dalam memberikan bantuan bagi masyarakat yang mengalami musibah maupun bencana alam, mengelola seluruh potensi yang ada secara profesional yang diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat, serta menciptakan birokrasi yang bisa menjadi mesin penggerak pelayanan kepada masyarakat.

“GUD dan ATR adalah kolaborasi hebat antara swasta dan birokrat yang bisa mewujudkan semua itu,” kata mantan Penjabat Bupati Ngada tahun 2015 yang kini berdomisili di jalan Bajawa, Oepoi, Kupang itu. (ansi/ansi)