Dari kiri ke kanan: 1. Ismaharjuni Islamuddin, S.Kep Ns 2. dr. Helmiyadi Kuswardhana, M. Kes, SpOT 3. Nur Rahmansyah SpOT
Dari kiri ke kanan: 1. Ismaharjuni Islamuddin, S.Kep Ns 2. dr. Helmiyadi Kuswardhana, M. Kes, SpOT 3. Nur Rahmansyah SpOT.

sergap.id, KUPANG – Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) dan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) mengerahkan tim medis gabungan dari wilayah terdekat untuk menangani korban bencana alam di Provinsi NTT.

Tim medis tersebut terdiri dari 6 dokter spesialis ortopedi dan 1 dokter spesialis anestesi, yakni dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K), dr. Hisbullah, Sp.An, KIC, dr. Nur Rahmansyah, Sp.OT, dr. Helmiyadi Kuswardhana, Sp.OT, dr. I Made Buddy Setiawan, SpOT(K), dr. Sudjitoe Rante, M. Biomed, SpOT(K), dr. Zuwanda, SpOT, serta dua orang perawat operasi ortopedi

Dr. dr. Edi Mustamsir, SpOT(K) selaku Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI), mengatakan, situasi darurat saat ini adalah penanganan pasien yang mengalami masalah terkait Muskoloskeletal (tulang dan sendi).

“Kami sudah berkoordinasi dengan PABOI di berbagai wilayah agar menyiapkan tenaga medis yang akan dirotasi setiap minggu. Hal ini untuk menjaga stamina para tenaga medis yang bertugas juga untuk menghindari kelelahan secara fisik dan mental agar mereka tetap bisa berperforma secara maksimal menangani pasien,” katanya.

Para tim medis tersebut berangkat pada tanggal 6 April 2021 dari Makassar menuju Maumere yang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Larantuka pada hari yang sama.

Setibanya di Larantuka, keempat tim medis tersebut bersiap melakukan operasi Muskoloskeletal bagi para korban yang sudah dievakuasi ke RSUD Larantuka.

Sesudah menangani para korban di RSUD, tim medis gabungan PABOI dan PDEI ini terbagi menjadi dua tim yang menuju Kabuapten Lembata yang dipimpin oleh dr. I Made Buddy Setiawan, SpOT(K)  dan Kabupaten Alor yang dipimpin oleh dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K).

Tim medis ini berangkat menuju lokasi dengan bantuan transportasi udara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis sore, 8 April 2021.

Di Alor, mereka akan menangani pasien di dua lokasi, yakni di Desa Tamakh, Kecamatan Pantar Tengah dan Desa Kaleb, Kecamatan Pantar Timur di RSUD Kalabai.

“Saat ini kami sedang berupaya melakukan pelayanan ortopedi bersama dengan tim tenaga kesehatan yang ada di Alor, seraya berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk persiapan fasilitas rujukan ke Rumah Sakit. Selain itu ada sejumlah kendala diantaranya; sebagian akses jalan ke posko kesehatan masih longsor, proses rujukan terkendala karena kekhawatiran keamanan perjalanan dan trauma kejadian bencana untuk transportasi via laut sehingga masih banyak korban yang belum bisa ditangani. Sementara dari sisi perlengkapan medis, perlengkapan alat dan bahan rawat luka yang belum  memadai dan kurangnya alat dressing luka modern,”  jelas dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K).

Sementara itu, dr. Helmiyadi Kuswardhana, Sp.OT, menjelaskan, saat ini tim medis di Lembata menyiapkan operasi pasien patah tulang yang terdampak bencana banjir longsor. Alat dan bahan operasi ortopedi dibawa lengkap oleh tim medis PABOI untuk memberikan hasil yang terbaik.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT, meminta pemerintah dan petugas penanganan bencana agar tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid di area bencana. Para tim medis juga harus lebih waspada agar tidak terpapar Covid selama menangani pasien.

Tim PABOI dan PDEI pun membuka bantuan donasi alat medis dan obat-obatan bagi para korban melalui berbagai cabang. (red/red)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini